Terapi Fisik untuk Luka pada Telapak Kaki Akibat Diabetes

Senin, 15 Mei 2023
dr. Ferdinand Dennis K
Senin, 15 Mei 2023
dr. Ferdinand Dennis K

Diabetes mellitus, yang sering dikenal sebagai ‘penyakit gula’ atau ‘kencing manis’ merupakan penyakit metabolik, ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah seseorang yang disebabkan karena gabungan dari meningkatnya ketahanan terhadap kerja hormon insulin, yang berfungsi memasukkan gula ke dalam sel untuk digunakan dalam metabolisme, pengeluaran hormon insulin yang tidak memadai, dan peningkatan pengeluaran hormon glukagon, yang berfungsi meningkatkan kadar gula dalam darah kita.

Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam 10 besar negara dengan beban penyakit diabetes tertinggi di dunia, dengan angka kejadian diabetes sekitar 14,7% di daerah perkotaan dan 7,2% di daerah pedesaan (PERKENI 2019).

Angka kejadian ini, apabila diasumsikan tetap, dan dibarengi dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka pada tahun 2030, diperkirakan ada 28 juta penyandang diabetes di daerah perkotaan dan 13,9 juta di daerah pedesaan.

Kadar gula darah tinggi pada penyakit diabetes sendiri seringkali tidak menimbulkan masalah kecuali terlalu tinggi (karena ketidakpatuhan konsumsi obat) dan terlalu rendah (masalah dosis dan cara penggunaan obat).

Masalah pada pasien-pasien diabetes mellitus seringkali dicetuskan oleh penyulit/komplikasi yang muncul karena kadar gula yang terlalu tinggi.

Komplikasi ini dibagi menjadi:

  • makrovaskuler (terjadi pada pembuluh darah besar) seperti jantung dan otak,
  • mikrovaskuler (terjadi pada pembuluh darah kecil) seperti mata dan ginjal, serta
  • neurologis (terjadi pada serabut saraf) baik otonom (mengatur kerja organ yang tidak disadari seperti pengaturan suhu dan fungsi berkemih, motorik (mengatur kerja pergerakan tubuh seperti kontraksi otot), dan sensorik (berhubungan dengan sensasi dan kepekaan merasakan pada permukaan tubuh untuk nyeri, panas, dingin, dsb).

Contoh komplikasi dari diabetes adalah kaki diabetik (diabetic foot) yang merupakan kondisi luka lama pada kaki penderita diabetes yang sukar sembuh.

Pasien diabetes memiliki risiko 12%–15% mengalami luka pada telapak kaki dan sekitarnya seumur hidupnya. Luka ini biasa terjadi pada daerah kaki yang mengalami tekanan atau sering mengalami kontak dengan lingkungan sekitarnya, seperti ujung-ujung jari, mata kaki, dan telapak kaki. Luka pada telapak kaki pasien diabetes amatlah menyulitkan.

Selain karena pasien diabetes seringkali mengalami gangguan sensoris (berkurangnya sensasi rasa nyeri pada bagian-bagian tubuh) sehingga luka seringkali tidak terasa saat baru pertama kali terjadi, juga karena gangguan mikrovaskuler (pembuluh darah kecil) yang menyuplai oksigen dan zat makanan ke daerah luka terganggu, penyembuhan akan terhambat, dan infeksi dapat terjadi.

Infeksi ini dapat menggerogoti bagian luar luka pada telapak kaki dan mengenai jaringan-jaringan di bawahnya. Pada artikel di bawah ini akan dibahas aspek kedokteran fisik dan rehabilitasi untuk penanganan luka pada telapak kaki dan sekitarnya yang dialami oleh pasien dengan kaki diabetik.

Apabila terdapat luka pada telapak kaki dan sekitarnya pada pasien diabetes, apa yang harus dilakukan?

Perawatan luka pada kaki diabetik harus dilakukan dengan seksama. Perhatikan kondisi luka, apakah terdapat nanah atau jaringan yang menumpuk di luar luka.

Lakukan perawatan luka, dan kunjungi praktik dokter apabila pembersihan luka dirasa sulit. Luka pada telapak kaki dan sekitarnya pada pasien diabetes harus menerapkan prinsip lembab di sekitar luka.

perawatan luka pada telapak kaki karena diabetes

Sumber gambar: www.liebertpub.com/doi/10.1089/wound.2020.1254

Setelah dibersihkan dengan cairan infus salin 0,9% secara menyeluruh, berikan lapisan salep antibiotik di sekitar dan permukaan luka, tapi tidak boleh terlalu tebal.

Oleskan tipis-tipis, dan jari serta tangan yang mengoleskan pun harus dicuci dengan sabun terlebih dahulu. Setelah diberikan salep antibiotik, tutupi dengan kasa yang lembab (tidak boleh basah), kecuali pada luka yang masih mengeluarkan cairan, baik darah maupun nanah, harus diberikan lapisan penutup yang absorptif.

Apabila terdapat luka pada telapak kaki dan sekitarnya yang menghambat pergerakan, pasien harus diistirahatkan dengan tungkai bawah diganjal sampai lebih tinggi dari jantung penderita.

Pada kaki yang terasa panas dan memerah, dapat dikompres dengan es atau air dingin, tapi harus diawasi dan tidak boleh terlalu lama, karena gangguan sensasi pada pasien diabetes akan mengurangi rasa nyeri pada kaki, dan penggunaan terapi kompres es yang terlalu lama dapat menimbulkan luka baru pada kulit

Bagaimana Cara Mencegah Luka pada Telapak Kaki?

Pencegahan komplikasi pada penderita diabetes tentu saja dengan mengendalikan kadar gula darah. Pengendalian dan pencegahan diabetes dapat dilakukan pertama-tama melalui modifikasi gaya hidup.

Faktor-faktor risiko yang dapat dikendalikan seperti berat badan, pola aktivitas, dan diet yang berimbang menjadi ujung tombak dari aspek pencegahan dan penanganan diabetes.

Apabila diabetes sudah terjadi dan melalui perubahan gaya hidup tersebut tidak efektif dalam mengendalikan kadar gula darah, maka obat-obatan penurun gula darah akan diberikan oleh dokter.

Obat diabetes beragam macam dan efek sampingnya, sehingga penggunaan dan peresepannya harus diawasi dan dilakukan oleh dokter.

Pada pasien diabetes, pencegahan luka pada kaki harus dilakukan dengan mengawasi keadaan kaki. Hindari memotong kuku kaki terlalu pendek atau dibulatkan karena akan meningkatkan risiko terjadi luka pada ujung-ujung jari.

Perhatikan juga alas kaki yang dikenakan pasien, tidak boleh terlalu kecil (karena akan menekan penonjolan-penonjolan tulang pada kaki), atau terlalu longgar.

Keluarga atau perawat pasien diabetes harus juga memperhatikan keadaan kaki pasien, apakah terdapat memar, luka, atau cantengan pada kuku, serta apakah ada perubahan warna pada kuku yang menandakan infeksi jamur.

Jangan gunakan produk-produk dengan bahan kimia seperti koyo atau plester pada kaki. Bersihkan kaki pasien dengan air bersuhu suam-suam kuku, tidak boleh terlalu panas, dan ganti kaus kaki secara berkala. Gunakan juga alas kaki dengan penutup pada bagian depan untuk menghindari cedera-cedera kecil pada ujung-ujung jari kaki.

Pada pasien diabetes dengan gangguan saraf otonom, bisa terjadi kekeringan pada telapak kaki pasien karena gangguan pengaturan proses berkeringat.

Apabila terjadi hal demikian, kulit dapat menjadi kering dan pecah, sehingga mudah terjadi luka pada telapak kaki. Gunakan krim yang hipoalergenik serta mengandung asam salisilat untuk kulit kering pada telapak kaki, tapi tidak boleh mengoleskan pelembab pada sela-sela jari kaki.

Kalau sudah terjadi kaki diabetik, apa terapi yang dapat dilakukan?

Terapi fisik pada kaki diabetik bertujuan untuk meredakan nyeri dan meningkatkan regenerasi sel serta penyembuhan pada daerah kaki.

Luka pada telapak kaki dapat diterapi dengan low-level laser therapy (LLLT) yang memanfaatkan teknologi cahaya laser untuk menghambat peradangan dan merangsang pertumbuhan serta regenerasi sel.

terapi laser untuk kaki diabetik

Sumber gambar: morelandpodiatry.com.au

Laser adalah satu-satunya moda terapi fisik yang dapat membunuh kuman pada daerah yang diterapi. Penggunaan terapi laser ini harus diawasi ketat oleh profesional terlatih, karena laser dalam jumlah sedikit saja, dapat mencederai mata apabila diarahkan langsung atau terpantul mengenai mata.

Laser juga tidak boleh disinarkan pada tempat yang mengalami keganasan/kanker.

Pada pasien dengan kaki diabetik yang mengalami infeksi, dapat dilakukan terapi regeneratif dengan platelet-rich plasma (PRP) yang merupakan produk dari darah pasien sendiri.

terapi PRP untuk kaki diabetes

Suntikan PRP ini mengandung faktor-faktor pertumbuhan yang apabila disuntikan pada jaringan yang luka, akan merangsang pertumbuhan jaringan baru, serta mencetuskan hemostasis (pembekuan darah) yang membantu dalam penanganan luka pada telapak kaki dan sekitarnya.

Terapi selanjutnya adalah dengan gelombang suara ultra (ultrasonik). Penerapan terapi ultrasonik dibagi menjadi dua prinsip, yaitu termal dan non-termal.

Pada terapi ultrasonik termal, akan terjadi peningkatan suhu jaringan yang berkontribusi terhadap bertambahnya aliran darah ke daerah luka, serta merangsang ekstensibilitas kolagen yang berperan dalam penyembuhan dan pertumbuhan jaringan baru.

Terapi non-termal menerapkan prinsip kavitasi, di mana terdapat gelembung mikro, yang dapat merubah aktivitas membran sel, penghantaran sinyal antar sel, dan metabolisme seluler.

Hasilnya adalah stimulasi pembentukan protein, memperbanyak jumlah sel fibroblas (yang berfungsi membentuk jaringan ikat) dan sel radang (untuk menghancurkan jaringan mati dan melawan kuman), meningkatkan pembentukan pembuluh darah baru (berfungsi untuk menghantarkan oksigen dan zat makanan ke jaringan baru), meningkatkan sintesis kolagen, serta pelepasan sitokin dan faktor pertumbuhan.

ortosis untuk kaki diabetes

Sumber gambar: orthoticsplus.com.au

Pasien-pasien dengan luka pada telapak kaki dan sekitarnya dapat diberikan ortosis/prostesis, yaitu alat untuk mengoreksi kelainan dari tungkai dengan alat-alat seperti brace, bantalan telapak kaki, dan sepatu khusus kaki diabetik (ortosis) serta anggota tubuh buatan (prostetik) untuk membantu biomekanika pergerakan tubuh serta alasan kosmetik.

Apa yang terjadi apabila kaki diabetik dibiarkan?

grade kaki diabetes

Ada dua hal yang terjadi pada luka pada telapak kaki dan sekitarnya di pasien diabetes:

  1. Matinya jaringan kulit dan di bawahnya karena penyembuhan yang terhambat.

Matinya jaringan kulit dan sekitarnya akan menimbulkan gangguan fungsi kaki, mulai dari kulit sampai otot dan bahkan tulang serta pembuluh darah dan saraf di sekitar luka.

Hal ini akan menghambat aktivitas dan produktivitas pasien karena nyeri dan tidak penuhnya fungsi dari kaki.

  1. Kemungkinan infeksi dari kuman-kuman dari lingkungan sekitar. Kondisi kekurangan oksigen di luka pada telapak kaki dan sekitarnya karena gangguan pembuluh darah kecil akan memberikan kesempatan bagi bakteri anaerob (kuman yang hidup di lingkungan miskin oksigen) untuk berkembang biak.

Adanya bakteri ini akan menimbulkan reaksi tubuh, seperti keluarnya nanah, terbentuknya bisul, dan menghambat penyembuhan luka.

Infeksi luka pada telapak kaki dan sekitarnya dapat menyebar luas ke bagian tulang dan otot kaki, menimbulkan penyakit yang disebut osteomyelitis.

Kondisi ini adalah kegawatdaruratan pada bidang ortopedi, dan memerlukan penanganan segera untuk menyelamatkan jaringan yang hidup dari ancaman infeksi. Apabila infeksi dan kerusakan jaringan sudah meluas dan tidak dapat diselamatkan, maka tungkai yang terkena akan harus diamputasi.

 

Untuk keterangan dan informasi lebih lanjut, hubungi Klinik Flex Free agar Anda bebas beraktivitas, bebas berkarya, dan bebas nyeri setiap hari.

  • Klinik Flex Free Jakarta: Ruko Italian Walk, Jl. Boulevard Bar. Raya No.19, RT.18/RW.8, West Kelapa Gading, Kelapa Gading, North Jakarta City, Jakarta 14240; telepon (021) 29364016
  • Klinik Flex Free Bandung: Jalan Terusan Pasir Koja No.153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat 40424; telepon (022) 20580806
  • Klinik Flex Free Jakarta Selatan: The Bellezza Shopping Arcade, lantai dasar unit SA58-60 (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau no. 34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12210; telepon (021) 25675561

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561

Artikel lainnya