Mengetahui Kifosis pada Anak

Selasa, 12 Maret 2024
dr. Bella Pricylla J
Selasa, 12 Maret 2024
dr. Bella Pricylla J

Anda merasa bentuk punggung anak anda berbeda dari kebanyakan anak umumnya, mungkin saja anak anda mengalami kifosis.

Kifosis merupakan suatu kondisi di mana lengkungan tulang belakang punggung bagian atas melengkung kearah luar (belakang). Kondisi ini dapat menyebabkan anda mencodongkan tubuh ke arah depan seperti membungkuk.

Kifosis sebenarnya tidak hanya terjadi pada anak, dapat terjadi pada semua usia akibat beberapa hal. Tetapi kondisi ini seringkali ditemui pada anak.

Kifosis dapat menimbulkan berbagai macam keluhan seperti, kurangnya kepercayaan diri, nyeri punggung, dank ram otot yang berkepanjangan.

Apa Tanda dan Gejala Kifosis pada Anak?

Beberapa gejala kifosis juga dapat dilihat secara kasat mata. Tanda dan gejala kifosis pada anak bervariasi, tergantung dari penyebab dan tingkat keparahan derajat kifosis yang dialami. Tetapi, dapat membuat anak dengan kifosis merasa tidak nyaman.

Gejala Kifosis pada Anak

sumber: www.vejthani.com

Tanda dan gejala yang dialami kifosis pada anak, meliputi:

  • Pada punggung bagian atas, terlihat punuk
  • Punggung atas tampak terlihat lebih tinggi dari biasanya ketika membungkuk ke belakang
  • Kepala selalu atau hampir selalu membungkuk ke depan
  • Bahu terlihat bulat
  • Perbedaan tinggi, posisi bahu, atau tulang belikat

Kifosis pada anak dengan derajat yang berat, mungkin memiliki satu atau lebih dari gejala-gejala berikut ini, seperti:

  • Otot-otot paha bagian belakang paha terasa tegang
  • nyeri punggung dan kekakuan
  • kesulitan bernapas
  • kelelahan yang ekstrem

Apa Penyebab Kifosis pada Anak?

Kifosis pada anak dapat disebabkan oleh berbagai hal. Dalam banyak kasus, penyebab pastinya kifosis masih belum diketahui. Salah satu jenis Kifosis Scheuermann, cenderung disebabkan oleh faktor genetik atau diturunkan oleh keluarga.

Jenis kifosis lainnya dapat disebabkan oleh kondisi neuromuskuler seperti cerebral palsy atau spina bifida.

Infeksi tulang belakang dan tumor dapat melemahkan tulang belakang, sehingga menyebabkan tulang belakang condong ke arah depan.

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko kifosis pada anak, seperti:

  • Postur tubuh yang buruk (membungkuk)
  • Riwayat keluarga dengan masalah tulang belakang
  • Menderita gangguan neuromuskuler, seperti spina bifida, cerebral palsy, osteogenesis imperfecta, dan distrofi otot
  • Mempunyai kondisi metabolik, seperti diabetes
  • Trauma yang mengakibatkan patahnya tulang belakang yang tidak diobati atau tidak sembuh dengan baik
  • Infeksi tulang belakang seperti osteomielitis
  • Tumor tulang belakang, baik yang bersifat kanker maupun jinak

Jenis Kifosis pada Anak

Ada beberapa jenis kifosis. Tiga kifosisi ini, yang paling sering terjadi pada anak-anak serta remaja, yaitu:

  1. Kifosis Postural

Kifosis postural merupakan jenis kifosis yang paling umum. Biasanya kifosis postural berkembang selama masa remaja sebagai akibat dari postur tubuh yang buruk.

Membungkuk atau postur tubuh yang buruk akan meregangkan ligamen dan otot yang menahan vertebra (tulang belakang) pada tempatnya. Peregangan akan menarik tulang belakang keluar dari posisi normalnya, sehingga menyebabkan bentuk tulang belakang terlihat membulat.

Kifosis postural jarang menimbulkan rasa sakit dan biasanya dapat langsung dikoreksi ketika pasien berdiri tegak. Kifosis postural cenderung lebih sering terjadi pada remaja perempuan daripada remaja laki-laki.

  1. Kifosis Scheuermann

kifosis schuerman

sumber: orthoinfo.aaos.org

Sama seperti kifosis postural, kifosis Scheuermann seringkali terjadi selama masa remaja. Kifosis Scheuermann menyebabkan kelainan bentuk tulang yang lebih berat, seperti lebih kaku dan perubahan bentuk yang lebih daripada kifosis postural.

Kifosis Scheuermann menimbulkan kelainan struktural yang terjadi ketika beberapa tulang belakang di tulang belakang dada membentuk bentuk segitiga (bukan persegi panjang). Bentuk seperti ini, menyebabkan tulang belakang membengkok ke arah depan dengan sudut yang tajam. Seorang penderita dengan kifosis Scheuermann tidak dapat memperbaiki lengkungan saat  berdiri tegak.

Kifosis Scheuermann biasanya mulai terlihat pada awal masa remaja dan terus berkembang selama anak terus tumbuh.

Pada kasus yang berat, jenis kifosis ini menyebabkan nyeri punggung yang memburuk setelah duduk atau berdiri dalam waktu yang lama serta akhirnya menganggu aktivitas penderita.

  1. Kifosis Kongenital

kifosis kongenital

sumber: orthoinfo.aaos.org

Kifosis kongenital merupakan suatu kondisi kelainan tulang punggung yang telah terjadi sejak lahir. Kifosis kongenital terjadi ketika tulang belakang tidak berkembang dengan baik atau tidak berkembang sempurna sejak di dalam kandungan.

Kondisi ini dapat bertambah berat seiring dengan pertumbuhan anak. Penanganan segera dapat memperbaiki kelengkungan tulang belakang selama masa kanak-kanak untuk mencegahnya perburukan penyakit.

Kondisi ini dapat terjadi sebagai keluhan tambahan dari kelaianan bawaan lahir lainnya, seperti kelaianan yang memengaruhi jantung atau ginjal.

Kapan Kifosis pada Anak di bawa ke Dokter ?

Segeralah konsultasikan anak anda ke dokter, jika anda menilai bahwa anak anda mengalami kondisi kifosis ini (bungkuk).

Mendapatkan penanganan sesegera mungkin dapat mencegah terjadinya komplikasi yang mungkin dapat timbul.

Bagaimana Cara Mengetahui Kifosis pada Anak?

Biasanya kifosis pada anak, dapat dilihat secara kasat mata, yaitu kondisi punggung anak membungkuk kearah depan, terkadang keadaan kifosis ini dapat diperbaiki bahkan ada juga yang menetap.

Tetapi, mungkin keadaan kifosis pada anak yang ringan masih sulit untuk di deteksi secara kasat mata.

Saat pemeriksaan kifosis pada anak dengan dokter, mungkin anak akan dilakukan pemeriksaan fisik untuk menilai keadaan kifosis pada anak. Pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah “Adam forward Bend Test”, anak akan di minta untuk membungkuk ke depan, dengan kedua kaki rapat, posisi lurus, dan lengan menggantung bebas. Sembari dalam posisi ini, dokter akan menilai kemiringan atau kondisi tulang belakang.

Pemeriksaan Kifosis

sumber: https://elvizgasimov.com

Pemeriksaan penunjang lainnya juga dianjurkan untuk menilai tingkat keparahan kifosis pada anak, seperti:

  • Rontgen Tulang Belakang
  • Pemeriksaan Fungsi Paru. Pemeriksaan ini dilakukan jika mengalami kifosis yang berat
  • Pemeriksaan lainnya. Pemeriksaan neurologis atau MRI

Apakah Kifosis pada Anak bisa disembuhkan?

Penanganan kifosis pada anak bergantung dari :

  • Tingkat keparahan penyakit yang dialami penderita
  • Jenis kifosis
  • Usia dan kesehatan anak secara keseluruhan
  • Jumlah tahun pertumbuhan yang tersisa

Penanganan kifosis pada anak apat dibagi menjadi 2, yaitu penanganan tanpa pembedahan dan penanganan dengan pembedahan.

  1. Penanganan Tanpa Pembedahan

Observasi. Jika keadaan kifosis pada anak masih bersifat ringan, mungkin masih disarankan  untuk memantau kelengkuhan tulang belakang. Anak mungkin akan diminta untuk kunjungan dan pemeriksaan secara berkala hingga ia dewasa.

Kecuali, jika kelengkungan tulang  belakang bertambah parah atau terasa nyeri, anak akan dipertimbangakn untuk mendapatkan penanganan yang sesaui.

Terapi fisik. Latihan khusus dapat membantu meringankan nyeri punggung dan memperbaiki postur tubuh dengan memperkuat otot-otot di perut dan punggung. Latihan tertentu juga dapat membantu meregangkan paha belakang yang tegang dan memperkuat area tubuh yang mungkin terpengaruh oleh ketidaksejajaran tulang belakang.

Obat anti nyeri. Obat anti nyeri, seperti paracetamol dapat membantu meredakan keluhan nyeri punggung.

Brace (Penyangga). Brace dapat direkomendasikan untuk pasien dengan kifosis Scheuermann yang masih dalam masa pertumbuhan. Jenis brace yang spesifik dan jumlah jam per hari yang harus dipakai bergantung dari tingkat keparahan kifosis yang dialami. Dokter akan menyesuaikan brace secara teratur seiring dengan perbaikan penyakit. Biasanya, anak memakai brace sampai mereka mencapai kematangan tulang dan selesai masa pertumbuhan.

brace kifosis

sumber: researchgate.net

  1. Penanganan dengan Pembedahan

Pembedahan biasanya direkomendiasi pada keadaan kifosis, seperti:

  • Kifosis Kongenital
  • Kifosis Scheuermann yang memiliki kelengkungan lebih dari 70-75o atau mereka yang mengalami keluhan nyeri punggung yang berat
  • Mengalami kifosis punggung bagian bawah (torakolumbal) mungkin memerlukan pembedahan untuk kurva yang lebih kecil, yaitu lebih besar dari 25-30o

Fusi tulang belakang adalah prosedur pembedahan yang paling sering digunakan untuk mengatasi kifosis.

Apakah Kifosis pada Anak bisa dicegah?

Kifosis pada anak dapat dicegah bergantung dari jenis kifosis yang dialami. Kifosis postural dapat dicegah dengan cara memperbaiki kebiasaan postur tubuh yang jelek, seperti kebiasaan membungkuk.

Selain dengan kifosis postural, masih belum diketahui cara pencegahan yang pasti dalam mencegah kifosis Kongenital dan Scheuermann. Memenuhi kebutuhan nutrisi saat hamil terutama asam folat dapat membantu menurunkan risiko mengalamo kifosis kongenital.


Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561