Deteksi 6 Gejala Skoliosis Secara Dini

Selasa, 19 Maret 2024
dr. Bella Pricylla J
Selasa, 19 Maret 2024
dr. Bella Pricylla J

Saat anda bercermin di depan kaca, anda menilai bahwa bentuk tulang belakang anda atau bahu berbeda dari kebanyakan orang.

Mungkin saja anda menderita kelainan tulang belakang. Kelaianan tulang belakang yang sering ditemui adalah skoliosis.

Skoliosis merupakan salah satu penyakit salah satu penyakit dari kelainan bentuk tulang belakang. Kelainan bentuk tulang belakang ini menimbulkan perubahan bentuk pada tulang belakang yang mengarah ke samping kiri ataupun kanan.

Skoliosis sering ditemui pada anak-anak remaja daripada orang dewasa. Gejala skoliosis yang masih ringan mungkin tidak menimbulkan gejala yang signifikan, oleh karena itu sebaiknya untuk deteksi gejala skoliosis secara dini.

Penyebab timbulnya gejala skoliosis menurut para ahli masih belum diketahui secara pasti. Faktor yang dapat berperan dalam menyebabkan skoliosis adalah faktor genetik. Selain faktor gentik, berikut faktor yang mungkin berperan dalam menyebabkan skoliosis:

  • Kondisi neuromuskular tertentu, seperti cerebral palsy atau distrofi otot
  • Kelainan cacat lahir yang mempengaruhi perkembangan tulang belakang
  • Riwayat melakukan operasi pada dinding dada saat masih bayi
  • Mengalami cedera atau infeksi pada tulang belakang
  • Kelainan pada sumsum tulang belakang

Deteksi 6 Gejala Skoliosis Secara Dini

Gejala skoliosis pada setiap penderita bervariasi, seringkali keluhan ini sulit dideteksi jika memiliki gejala yang masih ringan.

Pada anak gejala skoliosis biasanya muncul saat berusia antara 8 dan 10 tahun. Gejala skoliosis pada anak bisa memburuk seiring dengan pertumbuhan mereka.

Selain adanya terlihat perubahan bentuk tulang belakang yang miring ke arah samping kanan atau kiri. Skoliosis dapat menimbulkan gejala lainnya.

Berikut 6 Gejala Skoliosis yang mungkin ditemui pada anak, seperti:

gejala skoliosis pada anak

sumber: www.nhs.uk

  1. Anak memiliki tinggi bahu yang berbeda antara kiri dan kanan
  2. Posisi kepala anak tidak terlihat berada di tengah posisi tubuh
  3. Satu sisi pinggul terlihat leibih tinggi dan menonjol dari yang lain
  4. Tulang rusuk anak terdorong ke luar
  5. Ketika anak berdiri tegak, lengan anak tidak menggantung lurus di samping tubuh
  6. Ketika anak membungkuk ke depan, sisi punggung anak memiliki ketinggian yang berbeda.

Adanya perubahan bentuk pada diri mereka ini juga dapat merubah rasa kepercayaan diri mereka

Sedangkan pada beberapa orang dewasa yang memiliki kondisi ini biasanya telah di alami sejak masih remaja.

Ada jenis skoliosis yang dapat terbentuk saat beranjak usia dewasa. Seiring pertambahan usia, keausan dapat merusak tulang dan sendi tulang  belakang. Adanya kerusakan pada tulang belakang ini dapat menyebabkna struktur tulang belakang berubah bentuk menjadi melengkung.

Nyeri punggung merupakan gejala skolisis utama pada orang dewasa. Penyebab nyeri punggung mungkin disebabkan oleh adanya kerusakan pada tulang di punggung - bukan karena skoliosis itu sendiri. Ketika tulang belakang melengkung, hal ini dapat memberikan tekanan pada saraf di dekatnya dan menimbulkan gejala seperti kelemahan dan mati rasa.

Selain itu, pada orang dewasa gejala skoliosis ini mungkin juga dapat dirasakan seperti:

  1. Bahu dan/atau pinggul yang tidak rata
  2. Adanya benjolan di punggung bagian bawah
  3. Kesulitan berjalan atau kesulitan berdiri tegak
  4. Perasaan lelah atau dapat disertai dengan kesulitan bernapas
  5. Tinggi badan berkurang
  6. Merasa cepat kenyang saat makan. Kondisi ini terjadi karena tulang belakang menekan saluran cerna

Kapan Gejala Skoliosis ini harus dibawa Ke Dokter ?

Kenali dan nilai gejala skoliosis diatas pada anak anda atau diri anda. Jika anda menilai bahwa anda mempunyai gejala skoliosis, sebaiknya konsultasikan segera ke dokter.

Pemeriksaan yang segera dapat membantu anda mendapatkan penanganan terbaik dan mencegah terjadinya komplikasi.

Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menilai tingkat keparahan skoliosis dengan pemeriksaan X-ray pada tulang belakang.

Apakah Gejala Skoliosis ini dapat membahayakan penderita ?

Gejala skoliosis dapat berbahaya jika tidak segera ditangani, terutama yang memiliki derajat yang cukup berat. Masalah kesehatan yang mungkin dapat membahayakan penderita, seperti:

  • Gangguan pernapasan. Skoliosis yang berat dapat menyebabkan tulang rusuk menekan paru-paru, sehingga menjadi sulit untuk bernapas
  • Masalah pada punggung. Penderita yang mengalami skoliosis yang tidak ditangani dengan baik saat masih anak-anak, saat dewasa berisiko untuk mengalami nyeri punggung yang kronis.
  • Penampilan. Ketika skoliosis yan dialami cukup berat, dapat menyebakan perubahan bentuk tubuh yang nyata, dimana pinggul dan bahu tampak tidak rata, tulang rusuk menonjol, dan pergesaran tulang punggung kearah samping. Hal ini dapat menyebabkan penderita skoliosis menjadi tidak percaya diri.

Apa yang harus dilakukan untuk mengurangi Gejala Skoliosis ?

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala skoliosis, salah satunya adalah dengan melakukan rutin melakukan pelatihan peregangan atau mengikuti terapi skoliosis dengan metode scrotch.

Sebelum melakukan yoga atau terapi metode scrotch ini, sebaiknya konsultasikan diri anda terlebih dahulu dengan dokter khusus yang menangani skoliosis. Olahraga dan terapi ini dapat dilakukan bergantung dari tingkat keparahan gejala skoliosis yang dialami.

  • Latihan Peregangan

Latihan peregangan khusus dianjurkan pada skoliosis dengan derajat yang ringan, skoliosis dengan derajat progresivitas yang rendah, dan harus dilakukan secara rutin disesuaikan dengan hasil pemeriksaan.

Tujuann latihan peregangan adalah untuk melenturkan sisi otot yang kaku dan menguatkan sisi otot yang lemah.

Latihan peregang yang dapat dilakukan, adalah:

PRAYER STRETCH

  1. Telungkup, tekuk kedua lutut
  2. Tangan lurus ke depan
  3. Gerakkan badan ke kanan, tahan 10–15 detik
  4. Lakukan ke kiri, ulangi 6–10 kali

PELVIC TILT 

  1. Tidur miring, letakkan bantal di bawah sisi samping punggung
  2. Siku dan lutut dibagian bawah menekuk
  3. Luruskan lengan dan tungkai dibagian atas
  4. Tahan 10–15 detik tanpa tahan napas
  5. Ulangi 6–10 kali

CAT & CAMEL

  1. Merangkak, lutut dan tangan selebar bahu
  2. Lengkungkan punggung ke atas sambil menunduk, tahan 10–15 detik
  3. Gerakkan sebaliknya dan tahan 10–15 detik

Lakukan tanpa menahan napas dan ulangi 6–10 kali

  • Terapi Skoliosis dengan Metode Schroth

Terapi ini mencakup latihan pernapasan, peregangan dan penguatan yang dikhususkan untuk skoliosis. Latihan khusus dilakukan dengan posisi berbaring telentang, miring, posisi merangkak, duduk, dan berdiri.

Tujuan utama terapi ini adalah mencegah bertambahnya derajat skoliosis dan mengurangi gejala skoliosis. Selain itu, tujuan terapi metode schroth, adalah:

  • Membentuk postur tubuh yang lebih baik
  • Meningkatkan stabilitas dan kekuatan inti
  • Melatih pernapasan menjadi lebih mudah
  • Mengurangi rasa nyeri
  • Meningkatkan pola dan fungsi gerakan secara keseluruhan
  • Mengingkatkan manajemen diri dan lebih memahami tentang keadaan tulang belakang
  • Keselarasan panggul yang lebih baik

Program Metode Schroth dilakukan berdasarkan keadaan dan evaluasi penderita. Sesi perawatan biasanya berdurasi 40 hingga 45 menit dan dapat berkisar dari 4-8 sesi untuk orang dewasa dan hingga 20 sesi untuk remaja.

Direkomendasikan evaluasi ulang setiap tiga hingga empat bulan setelah selesai dari terapi ini.

Rehabilitasi Medis di Klinik Flex Free untuk Mengatasi Gejala Skoliosis

Di Klinik Flexfree, kami dapat membantu mengatasi gejala skoliosis dengan

melakukan pemeriksaan kesegarisan tulang, pemeriksaan putaran tulang belakang, kemiringan panggul, perbedaan panjang tungkai serta bentuk kaki.

Penanganan yang dapat dilakukan berupa latihan skoliosis, konsultasi aktivitas yang dapat dan tidak boleh dilakukan, pemasangan brace (rigid dan dynamic), pembuatan insole khusus, koreksi kelengkungan kaki, serta penanganan komplikasi seperti nyeri pinggang, pinggul, lutut dan pergelangan kaki.

Penanganan itu semua dilakukan oleh tim dokter untuk mengoreksi kelainan struktural tubuh lain yang dapat memicu terjadinya skoliosis non struktural, serta memperlambat atau menghentikan proses pelengkungan (progresivitas) abnormal tulang belakang.

Sehingga juga tidak berdampak pada organ-organ lain, seperti organ pernapasan.

Saat anda bercermin di depan kaca, anda menilai bahwa bentuk tulang belakang anda atau bahu berbeda dari kebanyakan orang.

Mungkin saja anda menderita kelainan tulang belakang. Kelaianan tulang belakang yang sering ditemui adalah skoliosis.

Skoliosis merupakan salah satu penyakit salah satu penyakit dari kelainan bentuk tulang belakang. Kelainan bentuk tulang belakang ini menimbulkan perubahan bentuk pada tulang belakang yang mengarah ke samping kiri ataupun kanan.

Skoliosis sering ditemui pada anak-anak remaja daripada orang dewasa. Gejala skoliosis yang masih ringan mungkin tidak menimbulkan gejala yang signifikan, oleh karena itu sebaiknya untuk deteksi gejala skoliosis secara dini.

Penyebab timbulnya gejala skoliosis menurut para ahli masih belum diketahui secara pasti. Faktor yang dapat berperan dalam menyebabkan skoliosis adalah faktor genetik. Selain faktor gentik, berikut faktor yang mungkin berperan dalam menyebabkan skoliosis:

  • Kondisi neuromuskular tertentu, seperti cerebral palsy atau distrofi otot
  • Kelainan cacat lahir yang mempengaruhi perkembangan tulang belakang
  • Riwayat melakukan operasi pada dinding dada saat masih bayi
  • Mengalami cedera atau infeksi pada tulang belakang
  • Kelainan pada sumsum tulang belakang

Deteksi 6 Gejala Skoliosis Secara Dini

Gejala skoliosis pada setiap penderita bervariasi, seringkali keluhan ini sulit dideteksi jika memiliki gejala yang masih ringan.

Pada anak gejala skoliosis biasanya muncul saat berusia antara 8 dan 10 tahun. Gejala skoliosis pada anak bisa memburuk seiring dengan pertumbuhan mereka.

Selain adanya terlihat perubahan bentuk tulang belakang yang miring ke arah samping kanan atau kiri. Skoliosis dapat menimbulkan gejala lainnya.

Berikut 6 Gejala Skoliosis yang mungkin ditemui pada anak, seperti:

  1. Anak memiliki tinggi bahu yang berbeda antara kiri dan kanan
  2. Posisi kepala anak tidak terlihat berada di tengah posisi tubuh
  3. Satu sisi pinggul terlihat leibih tinggi dan menonjol dari yang lain
  4. Tulang rusuk anak terdorong ke luar
  5. Ketika anak berdiri tegak, lengan anak tidak menggantung lurus di samping tubuh
  6. Ketika anak membungkuk ke depan, sisi punggung anak memiliki ketinggian yang berbeda.

Adanya perubahan bentuk pada diri mereka ini juga dapat merubah rasa kepercayaan diri mereka

Sedangkan pada beberapa orang dewasa yang memiliki kondisi ini biasanya telah di alami sejak masih remaja.

Ada jenis skoliosis yang dapat terbentuk saat beranjak usia dewasa. Seiring pertambahan usia, keausan dapat merusak tulang dan sendi tulang  belakang. Adanya kerusakan pada tulang belakang ini dapat menyebabkna struktur tulang belakang berubah bentuk menjadi melengkung.

Nyeri punggung merupakan gejala skolisis utama pada orang dewasa. Penyebab nyeri punggung mungkin disebabkan oleh adanya kerusakan pada tulang di punggung - bukan karena skoliosis itu sendiri. Ketika tulang belakang melengkung, hal ini dapat memberikan tekanan pada saraf di dekatnya dan menimbulkan gejala seperti kelemahan dan mati rasa.

Selain itu, pada orang dewasa gejala skoliosis ini mungkin juga dapat dirasakan seperti:

  1. Bahu dan/atau pinggul yang tidak rata
  2. Adanya benjolan di punggung bagian bawah
  3. Kesulitan berjalan atau kesulitan berdiri tegak
  4. Perasaan lelah atau dapat disertai dengan kesulitan bernapas
  5. Tinggi badan berkurang
  6. Merasa cepat kenyang saat makan. Kondisi ini terjadi karena tulang belakang menekan saluran cerna

Kapan Gejala Skoliosis ini harus dibawa Ke Dokter ?

Kenali dan nilai gejala skoliosis diatas pada anak anda atau diri anda. Jika anda menilai bahwa anda mempunyai gejala skoliosis, sebaiknya konsultasikan segera ke dokter.

Pemeriksaan yang segera dapat membantu anda mendapatkan penanganan terbaik dan mencegah terjadinya komplikasi.

Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menilai tingkat keparahan skoliosis dengan pemeriksaan X-ray pada tulang belakang.

Apakah Gejala Skoliosis ini dapat membahayakan penderita ?

Gejala skoliosis dapat berbahaya jika tidak segera ditangani, terutama yang memiliki derajat yang cukup berat. Masalah kesehatan yang mungkin dapat membahayakan penderita, seperti:

  • Gangguan pernapasan. Skoliosis yang berat dapat menyebabkan tulang rusuk menekan paru-paru, sehingga menjadi sulit untuk bernapas
  • Masalah pada punggung. Penderita yang mengalami skoliosis yang tidak ditangani dengan baik saat masih anak-anak, saat dewasa berisiko untuk mengalami nyeri punggung yang kronis.
  • Penampilan. Ketika skoliosis yan dialami cukup berat, dapat menyebakan perubahan bentuk tubuh yang nyata, dimana pinggul dan bahu tampak tidak rata, tulang rusuk menonjol, dan pergesaran tulang punggung kearah samping. Hal ini dapat menyebabkan penderita skoliosis menjadi tidak percaya diri.

Apa yang harus dilakukan untuk mengurangi Gejala Skoliosis ?

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala skoliosis, salah satunya adalah dengan melakukan rutin melakukan pelatihan peregangan atau mengikuti terapi skoliosis dengan metode scrotch.

Sebelum melakukan yoga atau terapi metode scrotch ini, sebaiknya konsultasikan diri anda terlebih dahulu dengan dokter khusus yang menangani skoliosis. Olahraga dan terapi ini dapat dilakukan bergantung dari tingkat keparahan gejala skoliosis yang dialami.

  • Latihan Peregangan

Latihan peregangan khusus dianjurkan pada skoliosis dengan derajat yang ringan, skoliosis dengan derajat progresivitas yang rendah, dan harus dilakukan secara rutin disesuaikan dengan hasil pemeriksaan.

Tujuann latihan peregangan adalah untuk melenturkan sisi otot yang kaku dan menguatkan sisi otot yang lemah.

Latihan peregang yang dapat dilakukan, adalah:

PRAYER STRETCH

  1. Telungkup, tekuk kedua lutut
  2. Tangan lurus ke depan
  3. Gerakkan badan ke kanan, tahan 10–15 detik
  4. Lakukan ke kiri, ulangi 6–10 kali

PELVIC TILT 

  1. Tidur miring, letakkan bantal di bawah sisi samping punggung
  2. Siku dan lutut dibagian bawah menekuk
  3. Luruskan lengan dan tungkai dibagian atas
  4. Tahan 10–15 detik tanpa tahan napas
  5. Ulangi 6–10 kali

CAT & CAMEL

  1. Merangkak, lutut dan tangan selebar bahu
  2. Lengkungkan punggung ke atas sambil menunduk, tahan 10–15 detik
  3. Gerakkan sebaliknya dan tahan 10–15 detik

Lakukan tanpa menahan napas dan ulangi 6–10 kali

  • Terapi Skoliosis dengan Metode Schroth

Terapi ini mencakup latihan pernapasan, peregangan dan penguatan yang dikhususkan untuk skoliosis. Latihan khusus dilakukan dengan posisi berbaring telentang, miring, posisi merangkak, duduk, dan berdiri.

Tujuan utama terapi ini adalah mencegah bertambahnya derajat skoliosis dan mengurangi gejala skoliosis. Selain itu, tujuan terapi metode schroth, adalah:

  • Membentuk postur tubuh yang lebih baik
  • Meningkatkan stabilitas dan kekuatan inti
  • Melatih pernapasan menjadi lebih mudah
  • Mengurangi rasa nyeri
  • Meningkatkan pola dan fungsi gerakan secara keseluruhan
  • Mengingkatkan manajemen diri dan lebih memahami tentang keadaan tulang belakang
  • Keselarasan panggul yang lebih baik

Program Metode Schroth dilakukan berdasarkan keadaan dan evaluasi penderita. Sesi perawatan biasanya berdurasi 40 hingga 45 menit dan dapat berkisar dari 4-8 sesi untuk orang dewasa dan hingga 20 sesi untuk remaja.

Direkomendasikan evaluasi ulang setiap tiga hingga empat bulan setelah selesai dari terapi ini.

Rehabilitasi Medis di Klinik Flex Free untuk Mengatasi Gejala Skoliosis


Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561