Sumber gambar: spinecare.luminhealth.com
Saraf terjepit adalah istilah untuk gejala sensasi tidak nyaman, nyeri atau mati rasa ketika ada tekanan yang meningkat yang menyebabkan iritasi atau kerusakan saraf perifer (saraf perifer adalah saraf selain yang berada di dalam otak dan tulang belakang).
Meskipun kondisi ini sering dikaitkan dengan nyeri punggung atau cedera leher, hampir semua saraf rentan mengalami saraf terjepit.
Diskus yang mengalami herniasi di tulang belakang bawah misalnya, dapat memberikan tekanan pada akar saraf, yang menyebabkan nyeri yang menjalar ke belakang tungkai bawah.
Begitu juga dengan saraf di pergelangan tangan, dapat menyebabkan nyeri dan mati rasa di tangan dan jari (sindroma terowongan carpal).
Kerusakan dari saraf yang terjepit dapat bersifat ringan maupun berat. Kerusakan ini dapat menyebabkan masalah sementara ataupun yang berlangsung lama.
Semakin cepat diagnosis dan penanganan kompresi saraf, kesembuhan akan semakin cepat. Pada beberapa kasus, kerusakan saraf akan menetap.
Saraf yang terjepit terjadi ketika ada terlalu banyak tekanan pada saraf oleh jaringan di sekitarnya.
Pada beberapa kasus, jaringan ini dapat berupa tulang atau tulang rawan. Pada kasus lain, otot atau tendon dapat menyebabkan kondisi ini.
Tekanan juga dapat terjadi akibat gerakan berulang, atau akibat menahan tubuh di satu posisi dalam waktu yang lama, misalnya menekuk siku ketika tidur.
Saraf paling rentan terjepit ketika melewati terowongan atau saluran yang sempit dan hanya memiliki sedikit jaringan lunak yang melindunginya.
Sumber gambar: www.sjchs.org
Pada kasus sindrom terowongan carpal, sejumlah jaringan dapat menyebabkan tekanan pada saraf medianus, termasuk selubung tendon yang membengkak, pembesaran tulang yang menyebabkan terowongan menyempit, atau penebalan dan degenerasi ligamen.
Sejumlah kondisi yang dapat menyebabkan jaringan menekan saraf, yaitu:
Tekanan pada saraf perifer dapat mengiritasi saraf, selubung saraf, ataupun keduanya.
Ketika hal ini terjadi, saraf tidak dapat menghantarkan impuls ke otak dengan baik, sehingga menyebabkan sensasi mati rasa.
Peradangan yang dikaitkan dengan kerusakan atau cedera juga dapat menyebabkan sinyal nyeri atau parestesia (sensasi kesemutan atau seperti ditusuk-tusuk) dikirim ke otak.
Peradangan atau tekanan pada akar saraf yang keluar dari tulang belakang dapat menyebabkan nyeri leher atau punggung bawah dan dapat menyebabkan nyeri menjalar dari leher dan ke bahu dan lengan).
Atau nyeri juga dapat menyebar ke tungkai dan kaki (sciatica). Kompresi pada leher atau lengan juga akan menyebabkan gejala di siku, tangan, pergelangan tangan, atau jari.
Bila saraf tertekan dalam waktu singkat, biasanya tidak ada kerusakan permanen.
Ketika tekanan dihilangkan, fungsi saraf dapat kembali normal.
Akan tetapi bila tekanan berkelanjutan, nyeri kronis dan kerusakan saraf permanen dapat terjadi.
Gejala dan tanda saraf terjepit yaitu:
Pada awalnya gejala ini hilang timbul, tetapi lama kelamaan akan menetap.
Apabila tidak teridentifikasi dan tidak dikoreksi, otot dapat mengecil ukurannya dan berkurang fungsinya.
Masalah yang berkaitan dengan saraf yang terjepit dapat memburuk ketika tidur. Terkadang gejala memburuk ketika mencoba gerakan tertentu, misalnya menoleh atau menegakkan leher.
Lokasi saraf yang sering terjepit diantaranya:
Disebabkan oleh kompresi saraf sensorik yang menuju paha bagian atas. Hal ini juga dapat ditemukan pada kehamilan, ketika rahim yang membesar menyebabkan penekanan saraf.
Sumber gambar: www.completepaincare.com
Catatan, meskipun tennis elbow adalah kondisi nyeri yang sering dikaitkan dengan aktivitas berulang, nyeri yang terjadi disebabkan oleh peradangan tendon, bukan saraf yang terjepit.
Faktor-faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko terjadinya saraf terjepit :
Faktor risiko lainnya yaitu:
Pekerjaan atau kegemaran yang memerlukan gerakan tangan, pergelangan tangan atau bahu yang berulang akan meningkatkan kemungkinan terjadinya jepitan saraf.
Diagnosis jepitan saraf dibuat berdasarkan riwayat gejala dan pemeriksaan fisik yang teliti. Bergantung pada temuan yang didapat, diagnosis dapat dibuat secara klinis atau memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Sumber gambar: www.healthline.com
Electromyography (EMG) adalah pemeriksaan hantaran saraf untuk membantu mengkonfirmasi diagnosis saraf terjepit dan untuk menentukan luasnya kerusakan saraf.
Bila saraf yang terjepit ada di leher atau punggung, diperlukan pemeriksaan MRI atau CT scan untuk memastikan diagnosis dan mencari penyebabnya (penonjolan diskus, arthritis, atau fraktur).
Segera konsultasikan dengan dokter bila gejala saraf terjepit berlangsung selama beberapa hari dan tidak merespons penanganan seperti istirahat dan obat pereda nyeri yang dijual bebas.
Penanganan untuk saraf terjepit bergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya.
Terapi fisik seringkali bermanfaat ketika saraf yang terjepit disebabkan oleh masalah pada leher atau punggung bawah.
Olahraga dapat menguatkan otot punggung atau inti tubuh dan menurunkan atau menghilangkan tekanan pada akar saraf.
Obat anti radang seperti ibuprofen dapat bermanfaat. Injeksi steroid juga dapat bermanfaat untuk beberapa jenis kasus jepitan saraf.
Pada kasus neuropati ulnaris atau neuropati peroneal komunis, perlu dipelajari perubahan posisi tubuh untuk mendapatkan hasil yang baik.
Jenis pembedahan bergantung pada saraf yang terjepit. Pada kasus yang lebih berat, mungkin diperlukan pembuangan material yang menyebabkan tekanan, misalnya jaringan parut, material diskus, pecahan tulang.
Video Terapi Traksi Triton-DTS
Pada banyak kasus, setelah saraf yang terjepit teridentifikasi, gejala dapat menghilang setelah penanganan membuat saraf sembuh.
Ada kasus saraf terjepit di mana kerusakan saraf terjadi permanen, dan pasien mengalami sensasi mati rasa atau nyeri yang permanen di area yang terkena.
Karena saraf beregenerasi (tumbuh kembali) secara lambat (dalam jangka waktu yang lama), penting untuk mengkonsultasikan gejala yang menetap selama beberapa hari atau minggu.
Cara-cara berikut ini dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya saraf terjepit :
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561