Cedera olahraga adalah cedera yang terjadi saat berolahraga, yang umumnya menyebabkan masalah pada otot, tulang dan sendi, meskipun cedera terjadi pada bagian tubuh manapun saat berolahraga.
Mengapa Dapat Terjadi Cedera Olahraga?
Cedera olahraga umumnya disebabkan oleh:
Metode latihan yang salah. Terkadang kita tidak melakukan pemanasan dan pendingin yang cukup, sebelum dan setelah berolahraga, atau tidak segera berhenti ketika timbul rasa nyeri. Selain itu, teknik berolahraga yang salah juga dapat menyebabkan cedera olahraga.
Penggunaan peralatan yang salah dan tidak sesuai dengan kebutuhan (misalnya menggunakan sepatu senam untuk berlari), pengaturan alat-alat olahraga yang tidak benar (misalnya bersepeda dengan sepeda dengan ukuran terlalu besar), tidak menggunakan perlengkapan keamanan berolahraga dengan lengkap (misalnya tidak menggunakan helm atau pelindung siku dan lutut saat bermain hockey).
Kelainan struktural. Kelainan struktur tubuh yang menyebabkan bagian tubuh tertentu mendapat tekanan yang lebih banyak dari bagian tubuh lainnya juga dapat menyebabkan terjadinya cedera olahraga. Misalnya, jik apanjang kedua tungkai tidak sama, maka pinggul dan lutut pada tungkai yang lebih panjang akan mendapatkan tekanan yang lebih besar.
Kelemahan otot, tendon dan ligamen. Jika mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada kekuatan alaminya, otot, tendon dan ligamen dapat robek.
Trauma, misalnya terjatuh, tabrakan hebat dengan obyek atau orang lain saat berolahraga, terkena pukulan langsung (misalnya di olahraga tinju atau olahraga bela diri lainnya).
Apa Tanda-tanda Cedera Olahraga?
Cedera dapat menyebabkan nyeri, yang derajatnya bervariasi, mulai dari nyeri ringan hingga berat.
Jaringan yang cedera bisa mengalami berbagai keadaan seperti: bengkak, panas, nyeri bila disentuh, memar, atau tidak dapat melakukan gerakan normal karena nyeri, atau akibat ada bagian tulang yang patah.
Bagian Tubuh Mana yang Paling Sering Mengalami Cedera Olahraga?
Semua bagian tubuh dapat mengalami cedera, akan tetapi sistem muskuloskeletal, yaitu otot, tulang, sendi dan jaringan di sekitarnya (tendon, ligamen, bantalan sendi, dll) paling sering mengalami cedera.
Lokasi cedera biasanya terkait dengan bagian tubuh yang paling banyak bergerak dan paling banyak jenis gerakannya.
Misalnya:
Cedera bahu; sering disebabkan karena latihan atau olahraga yang banyak melakukan gerakan mengangkat tangan, misalnya melempar bola, mengangkat beban, olahraga tenis, badminton, berenang gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya punggung, dan lainnya.
Cedera tumit; disebabkan karena olahraga lari, berlari pada permukaan yang keras, banyak gerakan melompat, misalnya saat bermain basket, atau adanya peningkatan intensitas dan jumlah latihan, dan juga dapat terjadi pada orang yang menggunakan sepatu tanpa alas penyokong yang baik.
Apa yang Harus Dilakukan Bila Mengalami Cedera Olahraga?
Pertolongan pertama yang sebaiknya segera diberikan untuk semua cedera olahraga yaitu dengan metode RICE:
Rest. Bagian yang cedera harus segera diistirahatkan untuk meminimalkan perdarahan di bagian dalam dan untuk mengurangi pembengkakan serta mencegah cedera lebih lanjut.
Ice. Kompres dingin dapat membantu mengurangi nyeri dan kejang otot, serta membatasi kerusakan jaringan. Jangan langsung menempelkan es ke kulit karena dapat menimbulkan iritasi, gunakan kain atau handuk untuk membungkus es. Gunakan kompres es selama 20 menit, yang dapat diulang beberapa kali dalam sehari pada 24 jam pertama cedera.
Compression. Pembebatan dengan balut tekan dapat mengurangi pembengkakan. Pembalutan tidak boleh terlalu ketat karena justru akan menghambat aliran darah dan menambah rasa nyeri.
Elevation. Bagian tubuh yang cedera harus diposisikan lebih tinggi dari jantung, sehingga gravitasi dapat membantu mengeluarkan cairan yang terkumpul di daerah yang cedera, sehingga pembengkakan dan rasa nyeri dapat berkurang. Misalnya bila Anda mengalami cedera di pergelangan kaki, ketika tidur, gunakan bantal untuk mengganjal kaki sehingga posisinya lebih tinggi dari jantung.
Bila Mengalami Cedera Olahraga, Berobat ke Dokter Apa?
Bila cedera memerlukan tindakan segera (misalnya ada luka terbuka yang memerlukan jahitan) segera datang ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Pada cedera ringan, Anda dapat melakukan metode RICE seperti yang telah dijelaskan di atas. Bila cedera tidak juga membaik setelah beberapa waktu, atau keluhan memberat, segera konsultasikan keluhan Anda ke dokter.
Anda dapat memeriksakan diri ke dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi (Sp.KFR) untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut dan terapi yang tepat. Bila Anda memerlukan tindakan pembedahan, Anda akan dirujuk ke dokter spesialis ortopedi (Sp.OT).
Cedera olahraga yang tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat memberikan dampak yang kurang baik pada fungsi tubuh. Bila cedera tidak menyembuh dengan baik, terutama yang mengenai sistem muskuloskeletal (otot, tulang dan sendi) fungsi pergerakan dapat terganggu, dan cedera dapat berulang di kemudian hari.
Terapi cedera olahraga dapat berupa pemanasan, pendinginan, terapi ultrasound, traksi, atau terapi latihan. Selain itu aktivitas atau olahraga yang menyebabkan cedera harus dihindari hingga cedera benar-benar sembuh. Lamanya bergantung pada derajat cedera.
Tips Menghindari Cedera Olahraga
Untuk menghindari cedera olahraga, Anda dapat melakukan beberapa cara seperti:
Berolahraga dengan teknik yang tepat agar tidak terjadi pembebanan berlebihan pada jaringan tubuh yang terlibat saat berolahraga.
Menggunakan alat atau perlengkapan olahraga yang tepat dan lengkap untuk melindungi diri dari cedera. Misalnya menggunakan helm saat bersepeda.
Lakukan pemanasan sebelum berolahraga. Latihan ringan selama 3–10 menit sebelum berolahraga dapat membuat otot lebih lentur dan lebih elastis terhadap tekanan yang didapat saat melakukan aktivitas berat.
Berhenti berolahraga jika timbul rasa nyeri, untuk menghindari cedera bertambah berat.
Lakukan pendinginan sebelum mengakhiri olahraga. Pendinginan menjaga aliran darah sehingga Anda tidak merasa pusing setelah berolahraga. Jika olahraga dihentikan tiba-tiba, darah akan terkumpul di pembuluh darah vena di tungkai bawah dan untuk sementara waktu hal ini menyebabkan aliran darah ke kepala berkurang.
Buat Kunjungan
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta