Performing Arts Injuries. Bagian I: Bahaya di Balik Penampilan Para Pemain Musik dan Penari

Kamis, 21 Juli 2016
Flex Free
Kamis, 21 Juli 2016
Flex Free

Apa itu Performing Art Injuries?

Istilah performing arts injuries mungkin belum banyak dikenal di kalangan awam, namun istilah ini cukup dikenal di dunia kedokteran yang membahas tentang cedera yang sering dialami oleh para musisi dan penari profesional atau amatir dan artis lainnya. 

Cedera dan masalah pada tulang, otot, sendi, ligamen dan jaringan-jaringan tersebut terjadi dan berkaitan dengan instrumen yang mereka mainkan, tarian yang dilakukan atau media seni yang mereka pilih termasuk pola, intensitas dan metode latihan yang mereka jalani.

Bagian 1 ini hanya akan mengulas secara umum tentang cedera yang mungkin dialami para musisi dan penari profesional maupun amatir dan artis seni lainnya.

Pada bagian-bagian selanjutnya, akan dibahas risiko cedera pada masing-masing pemain musik, sesuai dengan aktivitas, instrumen yang sering digunakan, jenis kelainan dan anggota tubuh yang memiliki risiko tinggi mengalami cedera dan penanganannya.

Mengapa Harus Mengetahui Tentang Performing Art Injuries?

Banyak musisi profesional dan amatir, penari, dan artis lainnya sering tidak menyadari bahwa dirinya mengalami cedera pada bagian tertentu tubuhnya akibat profesi yang digelutinya.

Bahkan setelahnya, sering mereka tidak tahu, harus berobat dan mencari pertolongan ke mana untuk keluhan yang di deritanya.

Data yang dikumpulkan oleh Konferensi International Symphony dan Musisi Opera (ICSOM) pada tahun 1987, menyatakan :

  • setidaknya sekitar 36% pemainnya mengalami satu masalah medis yang cukup berat dan mempengaruhi penampilannya,
  • 64% mengalami overuse injury (cedera akibat gerakan berulang dan berlebihan)
  • dan sekitar 49% overuse injury ini terjadi pada siswa-siswa jurusan musik, terutama dengan masalah tangan,

namun sebagian besar tidak terevaluasi dengan baik dan tidak mendapatkan perawatan medis seperti umumnya.

Dari data tersebut, masalah kesehatan ini tidak hanya mengancam para musisi dan penari profesional saja, namun tetap harus diwaspadai risiko ini pada putra-putri Anda yang sedang belajar musik dan tari, apapun jenisnya.

Penting untuk memahami apa faktor yang menyebabkan cedera, perawatan yang tepat, pelatihan pasca cedera untuk kembali tampil secara prima.

Bagaimana Musisi Profesional Maupun Amatir dan Penari Dapat Mengalami Cedera?

Postur yang salah, teknik non-ergonomis, kekuatan yang berlebihan, penggunaan otot atau jaringan tertentu yang terlalu sering (gerakan berulang), stres, dan lain-lain dapat menyebabkan cedera.

Ketidakseimbangan antara kekuatan dan fleksibilitas sekitar sendi tertentu juga mempengaruhi individu untuk cedera.

Pemain musik (instrumental/orkestra) dan penari membutuhkan aktivitas fisik tingkat tinggi dan penggunaan berulang-ulang dan hampir konstan dari bagian tubuh tertentu.

Cedera Apa yang Sering Dialami Oleh Musisi Profesional Maupun Amatir dan Penari?

Banyak jaringan yang rentan mengalami cedera dan bentuk kelainannya tergantung area mana yang sering digunakan.

Umumnya, cedera yang sering terjadi pada para musisi profesional dan amatir, penari, dan artis lainnya merupakan cedera akibat penggunaan berulang (overuse injury) yang meliputi:

Secara khusus, sebagai contoh: pada pemain piano sering didapati kelainan atau cedera muskuloskeletal

Bentuk cedera seperti nyeri, mati rasa, kesemutan atau inkoordinasi dari ektremitas atas, bahu atau leher, yang disebabkan karena aktivitas, posisi dan postur para pemain saat berlatih dan bermain.

Pada pemain biola, alat musik tiup, bass, dan yang mengharuskan kedua ektremitas atas terangkat dalam waktu yang cukup lama.

Hal ini dapat memicu timbulnya kelainan seperti tendinitis, keseleo ligamen atau regangan otot bahu, shoulder impingement, jepitan saraf ulnaris (cubital tunnel syndrome, carpal tunnel syndrome), nyeri bahu dan leher, sindrom outlet thorak dan dystonia fokus.

Sementara pada para penari, risiko cedera lebih banyak terjadi pada ekstremitas bawah (kaki, pergelangan kaki, pinggul dan lutut) dan juga punggung dan pinggang.

Overuse injury syndrome (cedera akibat gerakan berulang) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat efek kumulatif pada jaringan yang mengalami stres fisik berulang yang melebihi batas fisiologis.

Wanita lebih sering dibanding laki-laki. Penggunaan instrumen atau peralatan baru, adanya cedera sebelumnya atau mobilitas sendi yang berlebihan dapat menjadi faktor yang berkontribusi.

Lokasi umum untuk overuse injury syndrome yaitu daerah jari-jari, pergelangan tangan, siku, bahu, leher, dan punggung bawah.

Gejala Apa yang Harus Diwaspadai Sebagai Tanda Cedera?

Cedera umumnya diawali dengan keluhan sakit atau nyeri, meski tidak setiap keluhan sakit adalah cedera.

Rasa/keluhan sakit ringan dan nyeri adalah normal dan biasanya akan berkurang dengan istirahat sejenak atau pijatan lunak. 

Nyeri yang menetap atau menjadi lebih intens saat Anda berlatih dan terlokalisir ke daerah tertentu adalah tanda peringatan untuk berhenti terlebih jika sakit berlanjut setelah berlatih dan menetap untuk waktu yang cukup lama.

Kadang-kadang nyeri dianggap bagian normal dari memainkan alat musik, akan tetapi hal ini tidak benar.

Nyeri merupakan tanda adanya kelelahan muskuloskeletal dan hal ini harus segera dilaporkan kepada guru musik, dan sebaiknya segera mencari bantuan medis.

Gejala lain dapat berupa kelemahan, hilangnya kontrol motorik halus sehingga terjadi inkoordinasi saat bermain, mati rasa, hilangnya kekuatan, dan adanya kelainan sensorik akibat jepitan saraf.

Secara keseluruhan, selalu ingat bahwa rasa sakit adalah cara tubuh memberi peringatan bahwa sesuatu yang salah mungkin telah terjadi.

Merasakan sakit atau nyeri sesekali ketika melakukan latihan adalah normal, namun, jika rasa sakit tidak kunjung mereda dan menjadi semakin buruk, berhenti sebelum cedera yang Anda alami menjadi lebih besar.

Bagaimana Memastikan Diagnosis Cedera?

Diagnosis cedera didapat dari keluhan, riwayat aktivitas latihan, riwayat medis sebelumnya, dan pemeriksaan oleh dokter spesialis yang terampil.

Semua hal yang berkaitan dengan teknik intrumental musisi dan penari seperti jadwal latihan, lama, intensitas, jenis alat, teknik latihan dll, akan dievaluasi secara cermat.

Untuk memastikan jenis kelainannya, dokter akan merekomendasikan beberapa pemeriksaan yang penting seperti rontgen, USG muskuloskeletal dan mungkin MRI untuk kelainan yang lebih serius.

Bagaimana Mengelola Kondisi Cedera?

Beberapa tips untuk mengobati dan mencegah cedera akibat penggunaan berlebih dan berulang (overuse injury) meliputi:

- Beristirahat sejenak selama sesi latihan yang panjang.

- Modifikasi dan pengaturan jadwal latihan yang memungkinkan bermain lebih intens dengan diselingi praktek yang kurang intens dan bervariasi otot yang digunakan..

- Lakukan latihan pemanasan sebelum bermain dan latihan pendinginan sesudahnya, terutama untuk bahu, siku, tangan, dan punggung bagian atas/leher.

- Terapkan kompres es selama 15 menit setelah bermain untuk mengurangi rasa sakit ringan dan ketidaknyamanan yang mungkin timbul.

- Diskusikan dengan guru musik tentang teknik yang efisien termasuk bagaimana kaitannya dengan repertoar atau aktivitas pengulangan yang harus dijalankan dalam sesi latihan.

Dapatkah Performing Arts Injuries Dicegah?

Kebanyakan cedera yang terjadi pada musisi dan penari profesional atau amatir adalah cedera yang diakibatkan karena gerakan berulang dan berlebihan.

Beberapa hal berikut disarankan untuk mencegah terjadinya cedera gerakan berulang yaitu :

  • Teknik pelatihan dan penjadwalan latihan yang tepat dengan selalu memperhatikan tanda-tanda peringatan yang diberikan tubuh seperti gejala ketidaknyamanan yang menyebabkan rasa sakit.
  • Belajarlah untuk "mendengarkan" sinyal tubuh Anda.

Dalam hal ini, ungkapan ”No Pain No Gain” tidak berlaku, karena begitu timbul rasa sakit, berarti tubuh sebenarnya telah mengalami kelelahan.

Beristirahatlah beberapa menit setelah sesi latihan yang panjang

  • Postur yang baik sangat penting dalam memainkan alat musik.

Sehingga program pelatihan inti sangat penting untuk mempersiapkan tubuh untuk menjaga postur dan posisi ekstremitas atas dan bawah dalam melakukan gerakan yang diperlukan saat berlatih dan bermain

  • Melakukan pemanasan dan pendinginan dengan benar sebelum dan setelah bermain instrumen Anda
  • Meningkatkan fleksibilitas dan menggabungkan pelatihan otot juga akan membantu meminimalkan cedera gerakan berulang.

Latihan fisik akan sangat meningkatkan kemampuan Anda untuk memainkan alat musik Anda sekaligus mengurangi kemungkinan cedera.

Otot-otot inti harus terlatih dengan daya tahan yang cukup tinggi.

Nantikan artikel selanjutnya mengenai risiko cedera pada masing-masing pemain musik dan penari, jenis kelainan yang mungkin di derita dan pengobatannya.

Performing Arts Injuries - Cedera pada Pianis (Bagian 2)

Performing Arts Injuries - Cedera pada Gitaris (Bagian 3)

Performing Arts Injuries - Daftar Masalah Muskuloskeletal Pada Pemain Musik

Performing Arts Injuries - Cedera pada Penari (Bagian 4)


Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561

Layanan Terkait Artikel