Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang menyebabkan lengkungan abnormal ke samping. Pada anak dan remaja, skoliosis idiopatik remaja (AIS) adalah yang paling umum (penyebabnya tidak diketahui), sedangkan skoliosis kongenital sudah terbentuk sejak lahir akibat malformasi tulang belakang (Weinstein, Stuart; 2022; The New England Journal of Medicine).
Jika tidak ditangani, skoliosis berat dapat menyebabkan gangguan pernapasan, nyeri punggung, dan bahkan masalah jantung (Li, Min; 2024; Journal of Pediatric Orthopaedics).
Salah satu solusi efektif non-operatif adalah penggunaan brace atau ortosis spinal untuk skoliosis. Menurut tinjauan terbaru, penggunaan ortosis merupakan metode pengobatan standar untuk kurva AIS yang masih progresif (Del Prete, Francesca; 2023; Spine Deformity).
Salah satu jenis brace yang populer dan berbasis bukti adalah Rigo-Cheneau.
sumber: www.medcentral.com
Skoliosis pada anak dapat dibagi menjadi dua jenis utama yaitu : idiopatik dan kongenital.
Adolescent idiopathic scoliosis (AIS) terjadi tanpa penyebab yang pasti pada usia 10–18 tahun. AIS merupakan jenis yang paling umum, menyumbang lebih dari 80% kasus skoliosis pada anak (Weinstein, Stuart; 2022; The New England Journal of Medicine).
Sebaliknya, congenital scoliosis (CS) sudah tampak sejak lahir dan disebabkan oleh gangguan pembentukan tulang belakang, seperti hemivertebra atau segmentasi tulang yang tidak sempurna. Insidensinya lebih rendah, sekitar 0,5–1 per 1000 kelahiran (Sebaaly, Ayman; 2022; Global Spine Journal).
Perjalanan CS bisa lebih kompleks dan memerlukan penanganan multidisipliner. Namun, pada AIS dengan kurva ringan hingga sedang, ortosis spinal untuk skoliosis menjadi terapi lini pertama sebelum mempertimbangkan tindakan pembedahan.
Gejala skoliosis pada anak dapat samar dan seringkali terdeteksi saat pemeriksaan fisik berkala. Beberapa tanda umum yang dapat dikenali adalah:
Meskipun pada awalnya skoliosis tidak menimbulkan nyeri, seiring waktu, kelengkungan yang berat bisa menyebabkan ketidaknyamanan atau gangguan aktivitas (Jinnah, Zainab; 2025; Pediatric Orthopedic Review). Gejala-gejala ini, jika dikenali lebih awal, memungkinkan intervensi dini menggunakan ortosis spinal untuk skoliosis, terutama sebelum masa pertumbuhan selesai.
sumber: www.intechopen.com
Ortosis spinal untuk skoliosis model Rigo-Cheneau dirancang dengan prinsip biomekanik tiga dimensi untuk mengoreksi deformitas tulang belakang.
Tidak seperti brace konvensional, ortosis ini tidak hanya menahan lengkungan dari luar, tapi juga mengarahkan pertumbuhan tulang belakang ke arah yang lebih normal dengan memberikan tekanan dan ruang di area yang sesuai (Rigo, Manuel; 2023; Scoliosis and Spinal Disorders).
Brace ini dibuat secara individual menggunakan teknologi CAD/CAM berdasarkan pemindaian tubuh pasien, menjadikannya sangat pas dan nyaman dipakai. Biasanya digunakan 18–23 jam per hari selama masa pertumbuhan aktif.
Dalam sebuah studi klinis terbaru, lebih dari 69% pasien remaja dengan AIS mengalami stabilisasi atau perbaikan kurva setelah menggunakan ortosis Rigo-Cheneau (Wanke-Jellinek, Lea; 2022; European Spine Journal).
Bahkan pada kasus dengan kelengkungan sedang, penggunaan ortosis spinal untuk skoliosis ini secara disiplin dapat mencegah perlunya operasi korektif di masa depan.
Manfaat utama Rigo-Cheneau :
Ortosis ini sangat direkomendasikan oleh para dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi sebagai bagian dari protokol konservatif berbasis bukti (Del Prete, Francesca; 2023; Spine Deformity).
Untuk berapa lama anak memnggunakan penyangga skoliosis Rigo Cheneau bergantung dari tingkat keparahan skoliosis pada anak dan masa selesainya pertumbuhan anak tersebut.
Biasanya lengkungan skolisosis tidak akan bertambah berat setelah remaja (setelah sesai masa tumbuh dan kembangnya), sehingga banyak remaja atau anak yang dapat berhenti untuk menggunakan brace (penyangga).
Tetapi kondisi sebaiknya pastikan terlebih dahulu dengan dokter yang menangani Anda, terkadang dokter bisa menilai kembali apakah menggunakan penyangga ini dapat membantu kondisi skolisos pada anak .
Jika pemakaian alat ini tidak dapat membantu memperbaiki skoliosis pada anak, mungkin tindakan lain seperti pembedahan dapat dipertimbangkan.
Pemeriksaan ke dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi (Sp.K.F.R.) sebaiknya dilakukan segera setelah ditemukan tanda-tanda skoliosis atau hasil radiologis menunjukkan kurva Cobb ≥20°, terutama jika pasien masih dalam masa pertumbuhan (Nanta, Ayu; 2023; Jurnal Rehabilitasi Medik Indonesia).
Konsultasi dengan Sp.K.F.R. penting karena dokter akan :
Rekomendasi penggunaan brace umumnya berlaku untuk kurva 20–40° dengan pertumbuhan sisa tulang belakang yang cukup, sesuai panduan Society on Scoliosis Orthopaedic and Rehabilitation Treatment (SOSORT) terbaru (Li, Min; 2024; Journal of Pediatric Orthopaedics).
Semakin cepat ortosis spinal untuk skoliosis digunakan pada anak dengan pertumbuhan aktif, semakin besar kemungkinan keberhasilannya. Sp.K.F.R. juga memantau progres kurva secara berkala dan mengatur waktu pemakaian brace, disesuaikan dengan respons pasien terhadap terapi.
Ortosis spinal untuk skoliosis tipe Rigo-Cheneau merupakan pilihan brace modern dan efektif untuk mencegah progresi skoliosis pada anak dan remaja. Dengan deteksi dini dan keterlibatan Sp.K.F.R., terapi konservatif ini dapat memberikan hasil korektif yang signifikan. Konsultasi dan pemakaian brace secara disiplin menjadi kunci keberhasilan jangka panjang.
Jika Anda melihat tanda skoliosis pada anak, jangan ragu untuk memeriksakannya. Makin cepat intervensi dilakukan, makin besar peluang pertumbuhan tulang belakang tetap optimal tanpa operasi.
Untuk keterangan dan informasi lebih lanjut, hubungi Klinik Flex-Free agar Anda bebas beraktivitas, bebas berkarya, dan bebas nyeri setiap hari.
Referensi :
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561