Kedokteran fisik dan rehabilitasi atau yang dulu dikenal dengan rehabilitasi medik, merupakan cabang ilmu kedokteran yang memanfaatkan modalitas fisik dalam penanganan kondisi gangguan fungsi. Modalitas fisik memanfaatkan prinsip fisika dan pengaruhnya terhadap fisiologi atau kondisi fisik seseorang dengan tujuan untuk menangani kondisi penyakit yang terjadi.
Salah satu modalitas fisik yang dipakai dalam ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi adalah gelombang kejut. Terapi gelombang kejut memiliki efek positif terhadap fisiologi tubuh yang dapat membantu pemulihan dan mengurangi gangguan fungsi pada akhirnya. Pada artikel ini akan dibahas mengenai terapi gelombang kejut luar-tubuh atau extracorporeal shock wave therapy (ESWT).
Penatalaksanaan dengan extracorporeal shockwave theapy diberikan oleh dokter setelah diagnosis ditegakkan. Extracorporeal shockwave therapy memanfaatkan gelombang kejut yang dapat dihasilkan baik dengan ara elektrohidrolik, elektromagnetik dan piezoelektrik.
Terapi gelombang kejut termutakhir menggunakan prinsip piezoelektrik dimana gelombang kejut akan dihasilkan saat aliran listrik tegangan tinggi mengalir di antara kristal piezoelektrik, menyebabkan kristal-kristal ini berubah bentuk (mengkerut dan mengembang) dengan cepat dan menghasilkan gelombang yang dihantarkan oleh aplikator ESWT.
Metode terbaru lainnya adalah elektropneumatik atau balistik dengan menggunakan suatu proyektil (peluru) yang dipercepat di dalam suatu jalur berbentuk tabung, saat peluru menumbuk ujung jalur (yang merupakan ujung dari aplikator dan menempel pada daerah yang diterapi) akan muncul gelombang kejut karena tumbukan dipercepat tadi.
Gelombang kejut yang dihasilkan akan menjadi tekanan akustik yang difokuskan oleh aplikator pada area yang akan direhabilitasi. Gelombang kejut ini akan menimbulkan rangkaian aksi dan reaksi yang pada akhirnya akan menimbulkan efek positif pada bagian tubuh yang direhabilitasi, secara umum berupa perbaikan sel, munculnya pembuluh darah baru yang berfungsi dalam perbaikan sel, serta mengurangi nyeri.
Penggunaan ESWT lebih sering digunakan dan diteliti pada gangguan sistem otot, tulang dan sendi (muskuloskeletal). Kondisi-kondisi dimana terjadi suatu kerusakan jaringan karena penggunaan berlebihan atau cedera olahraga seperit tendinopati kalsifikasi bahu dan fasciitis plantar telah terbukti efektif bila ditatalaksana dengan extracorporeal shockwave therapy.
Pada kondisi lain seperti epikondilitis lateral atau tennis elbow, tendinopati patela, Achilles dan tulang yang gagal menyatu (non-union) memiliki bukti yang cukup dalam keefektifannya saat ditatalaksana dengan ESWT.
Kondisi neuromuskular yang dapat dilakukan extracorporeal shockwave therapy adalah spastisitas (kekakuan otot yang muncul karena masalah pada susunan saraf pusat) dan disfungsi ereksi. Spastisitas dapat muncul pada otot anggota gerak setelah suatu gangguan muncul pada sistem saraf pusat seperti stroke, cedera tulang belakang dan palsi serebral.
Extracorporeal shock wave therapy memiliki efek mengganggu tautan antara aktin dan myosin pada otot. Tautan kedua protein ini berperan penting dalam munculnya spastisitas dan dengan diganggunya tautan ini, spastisitas dapat berkurang.
Extracorporeal shockwave therapy juga akan menginduksi perubahan pada neurotransmitter yang memicu terjadinya suatu rangsangan (eksitasi) pada otot sehingga perubahan pada rangsangan ini akan menurunkan ketegangan otot dan memperbaiki spastisitas.
Disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh beberapa hal, termasuk diantaranya adalah psikogenik (karena penyebab psikologis), neurogenik (karena penyebab gangguan saraf), hormonal, vasculogenic, dan medication-induced (dicetuskan oleh obat).
Tatalaksana disfungsi ereksi dapat dilakukan pada disfungsi ereksi terutama karena sebab neurogenik dan vaskulogenik. Penyebab neurogenik seperti kencing manis mengganggu hantaran saraf yang diperlukan agar terjadi suatu ereksi.
Penggunaan ESWT dapat membantu regenerasi saraf yang telah rusak ini dan memperbaiki hantaran saraf tersebut. Penyebab vaskulogenik seperti sumbatan pembuluh darah juga dapat diperbaiki dengan tatalaksana ESWT karena adanya gelombang kejut yang dikenakan pada penis dapat memperbaiki aliran darah dan mencetuskan pertumbuhan pembuluh darah baru yang dapat membantu mengalirkan darah ke dalam penis.
Beberapa kondisi merupakan kontraindikasi (tidak boleh dilakukan sama sekali) ESWT. Pada masalah medis seperti tumor ganas atau adanya masalah pembekuan darah (koagulopati), penggunaan gelombang kejut dalam bentuk apapun harus dihindari karena dapat menyebabkan penyebaran sel kanker akibat munculnya pembuluh darah baru akibat rangsangan dari gelombang kejut.
Masalah anatomis seperti lokasi pada atau dekat dengan pelat epifisis (lempeng pertumbuhan pada tulang, misalnya seperti pada tulang panjang paha atau betis) harus dihindari karena gelombang kejut dapat merusak pelat ini dan menghentikan pertumbuhan tulang.
Adanya jaringan otak atau sumsum tulang belakang seperti pada kondisi spina bifida (timbulnya jaringan sumsum tulang pada punggung akibat kegagalan penutupan tabung neural) merupakan kontraindikasi ESWT. Penggunaan ESWT juga harus dihindari pada jaringan paru-paru atau pada wanita hamil karena dapat menyebabkan atelektasis (mengempisnya paru-paru) dan dapat mencederai janin.
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561