Pengapuran tulang atau dalam istilah medis disebut dengan Osteoarthritis, merupakan kondisi yang sering dialami akibat bertambahnya usia.
Kondisi ini terjadi akibat bantalan yang menyokong sendi (tulang rawan) mengalami pengapuran.
Pengapuran tulang ini dapat terjadi dibagian tubuh mana saja, tetapi bagian tubuh yang paling sering mengalami pengapuran tulang adalah lutut.
Dapat dialami pada salah satu lutut atau mengenai kedua lutut, yang mana kondisi ini dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari penderita karena keluhan yang timbul akibat pengapuran tulang.
Semakin maraknya penyakit ini dialami, ketahuilah 10 fakta yang mengejutkan tentang pengapuran tulang.
sumber: https://hi-bliss.com
Walaupun arthrtitis mempunyai bentuk yang beragam, osteoarthritis atau pengapuran tulang merupakan bentuk yang paling banyak dialami. Di Amerika Serikat, pengapuran ini dapat dialami diantara 1 dari 7 orang dewasa.
Tidak seperti jenis radang sendi lainnya, pengapuran tulang bukan suatu kondisi yang disebabkan oleh autoimun, kondisi ini termasuk penyakit degeneratif.
Pengapuran tulang memiliki 2 jenis utama ang ditentukan berdasarkan penyebabnya, yaitu :
Kondisi pengapuran tulang yang penyebabnya tidak diketahui atau penyebabnya kecendrungan genetik.
Pengapuran tulang yang disebabkan oleh kondisi medis tertentu atau akibat trauma yang menegani sendi, seperti cedera olahraga atua penggunaan berulang. Kondisi medis lainnya yang dapat menyebabkan osteoarthritis, meliputi:
Osteoarthrtis dapat menyerang sendi mana pun, tidak hanya pada lutut saja, tetapi juga sering mengenai sendi yang mengalami cedera atau trauma stress berulang.
Sendi selain lutu yang sering mengalami osteoarthritis, seperti :
Pengapurang tulang yang paling umum adalah mengenai lutut. Diperkirakan setidaknya mempengaruhi 19 % orang Amerika yang berusia di atas 45 tahun.
Mengalami pengapuran tulang dapat bebeda berdasarkan jenis kelamain. Semua jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan dapat terkena osteoarthritis, tetapi prevalensinya lebih tinggi pada perempuan.
Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 60% penderita osteoarthritis adalah perempuan.
Perempuan juga berisiko 40% lebih mungkin mengalami osteoarthritis lutut dibandingkan laki-laki.
Hingga usia 45 tahun, osteoarthritis lebih sering terjadi pada laki-laki. Namun, setelah usia 45 tahun, penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan.
Setelah usia 60 tahun, prevalensi osteoarthritis adalah sekitar 10% pada pria dan 13% pada perempuan.
Penelitian menunjukkan bahwa perbedaan ini mungkin disebabkan oleh :
Fluktuasi hormon perempuan
Perempuan cenderung membawa lebih banyak beban atau barang
Cara bergerak yang berbeda menyebabkan ketegangan sendi yang lebih besar
Perbedaan gejala muskuloskeletal (misalnya, tulang rawan lutut yang lebih sedikit dibandingkan laki-laki)
Anda biasanya tidak pernah beranggapan bahwa penyakit pengapuran tulang ini dapat mengancam jiwa. Terkadang pengapuran tulang dapat dikaitkan dengan risiko kematian, akibat :
Diperkirakan 500 angka kematian per tahun secara langsung dikaitkan dengan faktor risiko lainnya terkait pengapuran tulang.
Kontribusi osteoarthritis yang sebenarnya terhadap angka kematian masih sulit untuk dinilai.
Meskipun begitu, saat ini masi belum ada bukti bahwa osteoarthritis sendirinya mempengaruhi angka harapan hidup anda.
Sering melihat pada penderita yang mengalami pengapuran tulang sering mengalami gangguan gerak, sehingga mereka sering beristirahat sebentar untuk memulihkan kondisi.
Keadaan ini seringkali menyebabkan utama seseorang tersebut jatuh hingga menimbulkan keterbatasan dikemudian hari pada penderita yang berusia di atas 60 tahun.
Statistik dari tahun 2015 menunjukkan bahwa penderita osteoartritis lutut melewatkan sekitar 10 hari kerja pada tahun itu, dibandingkan dengan rata-rata orang yang melewatkan 7 hari kerja.
Pada usia produktif dengan penderita osteoarthritis biasanya akan lebih sering tidak aktif dalam bekerja daripada orang tanpa osteoarthritis. Hal ini sering dikaitkan dengan dengan keterbatasan gerak yang terjadi akibat perjalanan penyakit osteoarthritis.
Anda harus mengetahui bahwa hal dibawah ini dapat meningkatkan risiko anda untuk mengalami osteoarthritis, meliputi :
Jika Anda berisiko tinggi untuk mengalami osteoarthritis dan ingin memperlambat proses terjadinya, Anda dapat melakukan beberapa pilihan berikut ini :
Pengapuran tulang diyakini memiliki komponen yang terjadi akibat genetika. Para peneliti mengatakan bahwa sekitar 20% hingga 35% dari pengapuran tulang lutut dan antara 40% hingga 80% dari pengapuran tulang pinggul dan tangan dapat ditentukan oleh genetika.
Sejauh ini, 90 lokasi pada genom manusia telah dikaitkan dengan perkembangan pengapuran tulang.
sumber: https://indonesia-orthopaedic.org
Tidak semua penderita dengan bukti osteoarthritis pemeriksaan penunjang.
Sebagai contoh, sekitar 80% orang yang berusia di atas 55 tahun memiliki bukti osteoartritis dengan rontgen. Tetapi hanya sekitar 60% dari mereka yang memiliki gejala.
Tingkat keparahan yang terlihat pada rontgen juga tidak selalu relevan. Pemeriksaan rontgen tidak dapat mendeteksi kerusakan tulang rawan secara dini. Terkadang penderita dengan keluhan nyeri yang berat hanya memiliki sedikit temuan.
Pemeriksaan rontgen hanya dapat menunjukkan:
Pengapuran tulang sering kali bukan satu-satunya masalah kesehatan yang dialami seseorang. Sekitar 40% orang dewasa yang didiagnosis menderita pengapuran tulang lutut melaporkan bahwa kesehatan mereka cenderung kurang baik atau cukup baik.
Cedera yang berhubungan dengan jatuh dapat berdampak besar pada kesehatan. Dalam sebuah penelitian, lebih dari 50% penderita pengapuran tulang lutut mengatakan bahwa mereka memiliki riwayat pernah jatuh sebelumnya.
Para peneliti menemukan kualitas hidup terkait kesehatan yang lebih buruk pada penderita pengapuran tulang lutut dan riwayat jatuh dibandingkan dengan kelompok lainnya.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengapuran tulang, dapat klik tautan berikut ini.
Referensi :
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561