Nyeri lutut kronis pada usia lanjut sering disebabkan oleh osteoartritis, yaitu kondisi menipisnya bantalan sendi yang menyebabkan gesekan antar tulang. Osteoartritis terjadi secara bertahap akibat penuaan, berat badan berlebih, riwayat trauma lutut, atau keturunan (Liu, 2025).
Pada tahap awal, nyeri biasanya dirasakan saat berjalan jauh, menekuk lutut, atau naik-turun tangga. Penanganan awal bertujuan meredakan nyeri dan mempertahankan mobilitas, antara lain dengan penurunan berat badan, obat antinyeri, terapi fisik, penggunaan brace, dan injeksi intraartikular (Su, 2022).
Namun, bila penanganan non-operatif sudah tidak efektif, terutama jika pasien merasa kualitas hidupnya menurun karena nyeri dan keterbatasan gerak, maka operasi penggantian sendi lutut (total knee replacement) menjadi pilihan. Persiapan menuju operasi sebaiknya mencakup edukasi, latihan otot paha (kuadrisep), dan penguatan pergelangan kaki atau panggul untuk mempercepat pemulihan setelah tindakan (Karimijashni, 2025).
Operasi penggantian sendi lutut dilakukan dengan mengganti permukaan sendi yang rusak menggunakan implan logam dan polietilen. Operasi ini bertujuan mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi gerak. Namun, hasil yang optimal hanya bisa dicapai jika pasien menjalani rehabilitasi setelah penggantian sendi secara bertahap dan konsisten.
Rehabilitasi biasanya dimulai sejak hari pertama pascaoperasi. Fokus awal adalah mencegah pembekuan darah dengan latihan pernapasan dan gerakan pergelangan kaki, serta mulai duduk dan berdiri (Liu, 2025). Pasien dilatih berjalan dengan alat bantu seperti walker atau kruk sambil menjaga keseimbangan.
Latihan awal terdiri dari:


Latihan ini bertujuan mengembalikan kemampuan meluruskan dan menekuk lutut hingga 90° atau lebih pada minggu pertama. Dukungan tim rehabilitasi, edukasi keluarga, dan keterlibatan pasien sangat penting agar fase awal berjalan optimal (Su, 2022).
Rehabilitasi setelah penggantian sendi biasanya berlangsung selama 3 hingga 6 bulan. Berikut tahapan umum:
Seluruh fase harus disesuaikan dengan kemampuan individu dan adanya komplikasi, misalnya infeksi, nyeri berkepanjangan, atau kekakuan. Evaluasi berkala oleh dokter dan fisioterapis akan memandu kapan latihan ditambah atau dimodifikasi.
Rehabilitasi setelah penggantian sendi tidak hanya melibatkan latihan, tetapi juga edukasi postur, pengendalian nyeri, dan penggunaan alat bantu. Beberapa latihan utama yang dilakukan adalah:
Selain latihan, pasien dapat menggunakan ice pack untuk mengurangi bengkak dan nyeri setelah latihan. Alat bantu seperti walker atau tongkat digunakan sesuai fase pemulihan.
Setiap latihan memiliki indikasi dan kontraindikasi. Misalnya, mini squat tidak disarankan pada pasien dengan keseimbangan buruk di fase awal. Latihan juga sebaiknya dihentikan jika timbul pembengkakan hebat, nyeri yang tajam, atau demam.
Sebagian pasien juga memerlukan terapi tambahan seperti stimulasi listrik untuk penguatan otot kuadrisep, teknik relaksasi otot, serta terapi okupasi untuk mengembalikan kemampuan fungsional seperti berpakaian, mandi, atau memasak. Terapi ini bisa dilakukan dalam sesi klinik atau dengan panduan home program (Su, 2022).
Program rehabilitasi yang terstruktur akan membantu pasien mencapai mobilitas penuh, mengurangi risiko komplikasi, dan meningkatkan kepuasan terhadap hasil operasi.
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561