Sumber gambar: everydayhealth.com
Budaya menggunakan kompres pada cedera otot sudah dilakukan sejak lama.
Selama berabad-abad, panas digunakan sebagai cara yang sederhana tetapi efektif untuk menangani nyeri atau kekakuan sendi.
Panas yang menembus hingga ke bagian dalam tidak hanya meredakan nyeri tetapi juga meningkatkan proses penyembuhan.
Sumber lain menyebutkan, sebaiknya kompres yang digunakan pada cedera otot adalah kompres dingin.
Jadi, mana pilihan yang tepat untuk cedera otot yang Anda alami?
Baik terapi panas maupun dingin dapat mengurangi nyeri.
Akan tetapi, pilihan tersebut dapat membingungkan mana yang sebaiknya dipilih. Aturan dasar berikut ini dapat membantu:
Gunakan terapi hangat untuk nyeri kronis.
Gunakan terapi dingin untuk nyeri akut atau cedera, bengkak/peradangan baru.
Akan tetapi, jenis cedera harus tetap diperhatikan.
Jenis-jenis cedera tertentu memerlukan penanganan berbeda agar dapat sembuh dengan baik.
Terapi panas dan bukan merupakan pengganti evaluasi medis dan penanganannya.
Sumber gambar: coopermedical.ca
Terapi panas juga disebut dengan termoterapi.
Panas memiliki efek relaksasi. Karena alasan ini, otot yang kelelahan akan merespons panas.
Panas dapat menstimulasi aliran darah, merelaksasi otot yang spasme dan meredakan nyeri otot.
Terapi panas juga menenangkan secara psikologis, sehingga karena alasan ini, terapi panas memiliki dampak analgesik.
Asam laktat terakumulasi ketika otot berada di bawah tekanan dan kekurangan oksigen.
Ketika terjadi penurunan aliran darah ke area yang mengalami cedera, asam laktat menumpuk.
Penumpukan ini menyebabkan nyeri otot. Terapi panas dapat membantu mengembalikan aliran darah dan mempercepat pembuangan asam laktat dari otot.
Sumber gambar: researchgate.net
Terapi panas membantu dengan cara:
Hal ini dapat membantu mempercepat penyembuhan.
Dengan kata lain, lebih banyak energi tersedia untuk memperbaiki cedera secara lebih cepat.
Terapi panas TIDAK BOLEH digunakan pada 48 jam pertama setelah cedera.
Terapi panas biasanya lebih efektif dibandingkan terapi dingin ketika menangani nyeri otot kronis atau nyeri sendi yang disebabkan oleh artritis.
Nyeri kronis adalah nyeri yang menetap atau berulang.
Bila Anda sedang dalam kondisi cedera, gunakan kompres hangat sebelum melakukan olahraga.
Kompres hangat setelah melakukan olahraga dapat memperburuk nyeri yang sudah ada.
Kompres hangat harus diletakkan pada area yang cedera selama 20 menit (hingga tiga kali sehari) kecuali terdapat indikasi lain.
Penting untuk diperhatikan bahwa kompres hangat tidak dapat diberlakukan pada cedera tertentu.
Misalnya, setiap cedera yang sudah “panas”, seperti infeksi, luka bakar atau cedera baru, tidak akan mendapatkan manfaat dari kompres hangat.
Bila kulit panas, memerah atau meradang, terapi dingin biasanya menjadi pilihan yang lebih baik.
Terdapat dua jenis terapi panas.
Kompres hangat lokal pada area spesifik dengan:
Panas sistemik meningkatkan suhu tubuh dengan:
Terapi dingin disebut juga dengan krioterapi.
Penting untuk diingat bahwa krioterapi terutama digunakan untuk pereda nyeri.
Bila berdiri sendiri, krioterapi tidak akan memperbaiki apapun, dan terkadang, bila masalahnya adalah kram, terapi dingin dapat meningkatkan spasme.
Cryotherapy gun
Sumber gambar: wikipedia.org
Cryotherapy chamber
Sumber gambar: medicalexpo.com
Secara umum, terapi dingin digunakan pada cedera baru.
Ketika tubuh kita cedera, jaringan yang rusak akan mengalami peradangan.
Peradangan dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan, atau kemerahan.
Pembengkakan adalah respons alami tubuh terhadap cedera.
Sayangnya, pembengkakan setempat cenderung menekan jaringan di sekitarnya yang menyebabkan nyeri.
Untuk nyeri punggung, terapi dingin seringkali kurang bermanfaat.
Hal ini mungkin disebabkan karena cedera sudah berlangsung lama, atau bila jaringan yang bermasalah berada di bawah jaringan yang lain sehingga tidak tercapai oleh kompres dingin.
Nyeri punggung seringkali disebabkan oleh “ikatan” pada otot yang dapat diperburuk dengan terapi dingin.
Suhu yang dingin dapat membuat daerah yang cedera menjadi baal, yang dapat mengurangi rasa nyeri dan ketegangan otot.
Suhu dingin menyempitkan pembuluh darah dan memperlambat aliran darah.
Hal ini dapat mengurangi cairan yang menumpuk di area yang cedera sehingga membantu mengendalikan peradangan dan pembengkakan.
Terapi dingin dapat meredakan nyeri, tetapi tidak menyembuhkan penyebab yang mendasari.
Terapi dingin paling baik untuk nyeri akut yang disebabkan oleh kerusakan jaringan yang baru terjadi (peradangan akut) yang berwarna kemerahan, meradang, atau sensitif.
Terapi dingin juga dapat membantu meredakan peradangan atau nyeri yang terjadi setelah berolahraga; hal ini merupakan bentuk dari peradangan akut.
Akan tetapi, tidak seperti terapi panas (yang digunakan sebelum berolahraga bila Anda masih dalam kondisi cedera), Anda harus menggunakan terapi dingin setelah berolahraga.
Terapi dingin terkadang dapat membantu meredakan nyeri pada cedera kronis.
Terapi dingin hanya boleh dilakukan pada satu lokasi dan tidak boleh digunakan lebih dari 20 menit.
Anda dapat melakukan terapi dingin dengan menggunakan:
Gunakan handuk untuk membungkus kantung es ketika mengompres daerah yang cedera.
Sumber gambar: wikihow.com
Penggunaan kompres dingin yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561