Mitos dan Fakta Mengenai Nyeri Punggung

Jumat, 24 November 2017
Flex Free
Jumat, 24 November 2017
Flex Free

Sumber gambar: www.sarasotamagazine.com

Ketika Anda mengalami nyeri atau masalah pada punggung, apa yang Anda pikirkan?

Seringkali dalam masyarakat beredar informasi yang kurang tepat mengenai nyeri atau masalah pada punggung.

Terkadang, ada yang menyebutkan bahwa berolahraga dapat mencederai punggung, atau bila Anda memeriksakan diri ke dokter, Anda akan selalu dioperasi. Benarkah demikian?

Nyeri punggung merupakan keluhan yang sering dialami, penyebabnya pun berbeda-beda.

Bekali diri Anda dengan informasi yang tepat mengenai masalah pada punggung, agar Anda bisa mendapatkan penanganan yang tepat untuk keluhan Anda.

Berikut ini beberapa mitos dan fakta mengenai nyeri dan masalah pada punggung yang kami rangkum dari beberapa sumber.

1. Mitos: Penanganan nyeri hanya ditujukan sebagai upaya terakhir untuk mengobati masalah kronis ketika cara-cara lainnya gagal.

Fakta: Dalam ilmu kesehatan, pencegahan adalah kuncinya.

Meskipun begitu, ketika terjadi nyeri, kesempatan terbaik untuk menghilangkan nyeri secara permanen adalah dengan mengatasinya segera dan secara agresif.

Tindakan ini tidak hanya memungkinkan Anda kembali beraktivitas tanpa nyeri, tetapi juga mencegah nyeri menjadi masalah yang kronis.

2. Mitos: Nyeri adalah proses penuaan yang normal.

Fakta: Menua tidak harus menjadi proses yang menyakitkan.

Ketika menua, nyeri menjadi masalah yang lazim terjadi. Hal ini tidak berarti kita harus hidup dengan nyeri.

Ketika nyeri mulai menetap hingga beberapa minggu, carilah bantuan medis dan periksakan diri Anda ke spesialis nyeri.

Menyadari bahwa hasil penanganan terbaik akan didapatkan bila nyeri ditangani sejak awal, sebaiknya segera cari bantuan tenaga profesional, sehingga masalah Anda tidak akan menjadi berkepanjangan. 

3. Mitos: Saya harus memeriksakan diri ke dokter bedah saraf untuk menangani masalah punggung saya, bukan ke ahli nyeri.

Fakta: Sebagian besar nyeri punggung akan hilang dengan terapi konservatif, akan tetapi nyeri akan lebih cepat hilang bila penanganan dimulai lebih awal.

Termasuk kasus herniasi diskus dan bahkan fragmentasi diskus yang menjepit saraf di punggung bawah dan leher. 

Setelah melewati usia remaja, banyak orang mulai mengalami degenerasi, penonjolan diskus dan arthritis tulang belakang.

Kabar baiknya adalah, meskipun perubahan ini terjadi di tulang belakang, umumnya tidak menyebabkan nyeri.

Akan tetapi, bagaimana bila Anda mulai merasakan nyeri punggung bawah dan/atau nyeri leher?

Kabar baik lainnya yaitu, sebagian besar kasus tidak memerlukan pembedahan, terutama pada awal nyeri dirasakan.

Ada kriteria spesifik di mana diperlukan pembedahan pada kondisi akut, akan tetapi kasusnya hanya sedikit dan jarang terjadi.

Sumber gambar: www.floridatrend.com

4. Mitos: Bila Anda mendatangi dokter bedah saraf, Anda pasti akan dioperasi.

Fakta: Tidak selalu. Beberapa kondisi tulang belakang memang memerlukan pembedahan, akan tetapi sebagian besar masalah punggung dapat sembuh tanpa operasi.

Pembedahan mungkin tepat untuk pasien yang sudah lelah dengan terapi konvensional. Pembedahan akan sangat bergantung pada masing-masing penyakit yang dialami pasien.

5. Mitos: Prosedur penanganan nyeri untuk nyeri punggung hanya bersifat sementara.

Fakta: Anggapan ini tidak tepat, sebagian besar kasus dapat ditangani, terutama pada awal munculnya keluhan.

Seperti masalah lainnya di tubuh, jaringan memiliki kemampuan alami untuk menyembuhkan diri sendiri tanpa intervensi pembedahan.

Namun prosedur intervensi nyeri membantu menghilangkan nyeri dengan mengendalikan proses peradangan, yang akan mempercepat penyembuhan.

6. Mitos: Bed rest adalah hal yang paling baik untuk nyeri punggung.

Fakta: Sebaliknya, hal yang paling baik untuk punggung adalah olahraga ringan, menurut dr. Buzanowska.

Berjalan misalnya, akan membuat postur Anda menjadi lebih netral dan tegak.

Peregangan ringan juga dapat membantu. Akan tetapi pastikan Anda dalam pengawasan dokter atau terapis ahli.

7. Mitos: Olahraga dapat mencederai punggung.

Fakta: Dengan panduan terapis fisik yang berpengalaman dan terlisensi, olahraga dapat membantu punggung dengan menguatkan otot yang mendukung tulang belakang.

Punggung yang kuat dan dalam kondisi yang baik dapat menahan beban lebih banyak dan menstabilkan tulang punggung lebih baik.

Sumber gambar: www.mayoclinic.org

8. Diskus yang mengalami herniasi harus dioperasi.

Fakta: Diskus intervertebralis, yang berada di antara badan tulang belakang, berperan sebagai bantalan tulang belakang melawan tekanan.

Diskus ini dapat pecah, atau mengalami herniasi (penonjolan), bila lapisan luar diskus melemah.

Bagian tengah diskus yang seperti jeli mengalami kebocoran, mengiritasi saraf dan menyebabkan nyeri pada punggung dan tungkai bawah.

Menurut dr. Buzanowska dari Cleveland Clinic for Spine Health, 90% diskus yang mengalami herniasi akan membaik dengan istirahat, obat anti peradangan atau injeksi tulang belakang, dan terapi fisik.

9. Mitos: Pemeriksaan MRI (Magnetic Resource Imaging) selalu menunjukkan sumber nyeri punggung.

Fakta: Pemeriksaan MRI dapat menunjukkan robekan annular, herniasi diskus dan penekanan saraf.

MRI tidak menunjukkan otot yang lemah dan berbagai kelainan lainnya yang menyebabkan nyeri punggung. MRI juga akan menunjukkan kerusakan akibat penuaan normal, yang terkadang dapat keliru dianggap sebagai sumber nyeri.

10. Mitos: Saraf yang terjepit menyebabkan nyeri punggung hebat.

Fakta: Hal tersebut terkadang benar. Akan tetapi pada umumnya, saraf yang teriritasi atau terjepit di tulang belakang akan menyebabkan nyeri di tungkai bawah dan kaki.

11. Mitos: Injeksi steroid epidural akan membuat berat badan naik.

Fakta: Satu dosis injeksi steroid jumlahnya lebih sedikit dari steroid yang diproduksi tubuh normal setiap harinya.

Steroid dan kenaikan berat badan terutama dikaitkan dengan steroid sistemik (oral atau intravena) untuk penanganan penyakit sistemik, misalnya Rheumatoid Arthritis.

 

 

 

 

Referensi:

  1. https://health.clevelandclinic.org/2017/05/8-myths-back-busted/
  2. https://www.abovepain.com/for-patients/education/mythsandfacts.html

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561