Beberapa kondisi dapat menyebabkan saraf menjadi terjepit, misalnya:
Penyakit rheumatoid arthritis (peradangan sendi)
Proses penuaan pada tulang belakang dan diskus (bantalan) di antaranya yang menyebabkan diskus menonjol dan menekan saraf
Cedera akibat olahraga atau kecelakaan, atau akibat gerakan mengangkat, menarik atau memutar tubuh yang tiba-tiba atau tidak wajar
Gerakan berulang-ulang
Kegemukan
Kehamilan
Diabetes
Apa Gejala Saraf Kejepit?
Gejala saraf yang kejepit misalnya nyeri, kebas, kelemahan otot, kesemutan, atau sensasi tangan atau kaki lemas seperti terjatuh.
Mitos dan Fakta Saraf Kejepit
Berikut ini beberapa mitos dan fakta tentang saraf kejepit yang perlu Anda ketahui.
Saraf terjepit menyebabkan nyeri punggung berat. Faktanya: tidak selalu. Biasanya saraf yang mengalami iritasi atau terjepit akan menyebabkan nyeri misalnya di tungkai atau kaki.
Bila bantalan tulang belakang (diskus) Anda mengalami penonjolan, Anda memiliki masalah kesehatan berat. Faktanya: penonjolan diskus adalah bagian dari proses penuaan normal.
Bantalan tulang belakang (diskus) dapat tergelincir keluar dari tulang belakang. Faktanya: diskus terikat dengan kuat oleh dua ligamen tebal (ligamen longitudinal anterior dan posterior), dan memiliki dua lapisan tebal (annulus fibrosus) yang melekatkannya dengan tulang belakang (vertebrae) di atas dan di bawahnya. Diskus tidak tergelincir keluar, tetapi menonjol.
Saraf yang kejepit harus selalu dioperasi. Faktanya: cedera pada diskus dapat sembuh dengan penanganan konservatif. Sebagian besar diskus yang mengalami herniasi (penonjolan) dapat membaik dengan istirahat, dan terapi seperti terapi fisik, obat-obatan atau injeksi pada tulang belakang.
Seseorang yang sarafnya terjepit akan cacat seumur hidup. Faktanya: dengan penanganan yang cepat dan tepat, kecacatan dapat dihindari dan pasien dapat kembali seperti sebelumnya.
Bila berkonsultasi dengan dokter bedah, sudah pasti akan dioperasi. Faktanya: tidak selalu. Sebagian besar kasus saraf terjepit tidak memerlukan operasi, hanya pada kasus-kasus tertentu diperlukan penanganan dengan operasi.
Olahraga dapat memperburuk saraf punggung yang kejepit. Faktanya: dengan petunjuk dan arahan dari tenaga medis ahli dan terlatih, latihan sederhana dapat membantu meredakan tekanan dari diskus yang menonjol, yang dapat membantu proses penyembuhan.
Setiap rasa nyeri atau kesemutan di tangan adalah tanda dari sindrom terowongan karpal (Carpal Tunnel Syndrome) terutama bila menggunakan komputer setiap hari. Faktanya: tidak semua nyeri atau kesemutan di tangan merupakan gejala carpal tunnel syndrome. Carpal tunnel syndrome memiliki gejala lain yang spesifik seperti rasa kebas dan kesemutan di jari manis atau kelingking.
Carpal tunnel syndrome hanya dialami oleh orang yang bekerja di pabrik atau mengetik sepanjang hari. Faktanya: setiap pekerjaan yang melibatkan gerakan tangan (getaran atau kekuatan tangan) dalam waktu lama dengan tangan menekuk atau diluruskan secara berulang-ulang, berkaitan dengan risiko tinggi mengalami carpal tunnel syndrome.
Penyakit saraf kejepit hanya bisa diketahui dengan pemeriksaan MRI. Faktanya: ada beberapa pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis saraf terjepit.
Pemeriksaan MRI
(Sumber gambar: orthoinfo.aaos.org)
Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Saraf Kejepit
Sebelumnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik seperti memeriksa leher, lengan, bahu, pergelangan tangan dan tangan.
Dokter akan mencari tanda-tanda kelemahan otot, pemeriksaan refleks dan memeriksa ada-tidaknya perubahan sensasi yang dirasakan.
Pemeriksaan Pencitraan
Bila diperlukan, dokter akan meminta pemeriksaan pencitraan berikut untuk mencari penyebab masalah yang dikeluhkan.
Sinar-X: dengan pemeriksaan ini dapat diketahui pendangkalan dan perubahan kesejajaran tulang belakang, atau apakah terdapat patah tulang.
Computed tomography (CT) scan: pemeriksaan CT scan dapat menunjukkan gambaran yang lebih detail dibandingkan dengan sinar-X.
Magnetic resonance imaging (MRI): pemeriksaan MRI dapat menunjukkan apakah kerusakan pada jaringan lunak menyebabkan penekanan saraf, atau apakah ada kerusakan pada spinal cord.
Elektromiografi (EMG): impuls listrik dari otot yang diukur dengan EMG, bersama dengan pemeriksaan konduksi saraf dapat membantu menentukan apakah saraf bekerja dengan normal. Pemeriksaan ini membantu mengetahui apakah gejala saraf terjepit yang muncul terjadi akibat penekanan pada akar saraf spinal atau kerusakan saraf disebabkan oleh penyakit lain seperti misalnya diabetes.
(Sumber gambar: https://www.PanettaPT.com)
Bagaimana Penanganan Saraf Terjepit?
Meskipun dapat menyakitkan, saraf yang terjepit biasanya dapat ditangani dengan istirahat, obat-obatan dan terapi fisik.
Sebagian besar pasien dengan saraf terjepit dapat sembuh.
Penanganan konservatif (tanpa pembedahan) merupakan pilihan pertama, misalnya:
Istirahat. Bagi sebagian orang, istirahat selama beberapa waktu dapat menyembuhkan saraf yang kejepit dengan sendirinya.
Kompres dingin dan hangat. Kompres dengan air dingin dan hangat dapat membantu meredakan gejala.
Obat anti nyeri yang dijual bebas. Misalnya obat-obatan yang mengandung asetaminofen atau ibuprofen dapat digunakan untuk membantu mengurangi gejala. Perhatikan dosis dan kontraindikasi masing-masing obat.
Memakai bidai dan penyangga leher. Penggunaannya harus berdasarkan keputusan dokter, biasanya digunakan dalam waktu terbatas.
Kortikosteroid. Dokter mungkin meresepkan obat golongan kortikosteroid untuk meredakan nyeri.
Terapi fisik. Peregangan dan olahraga ringan dapat membantu meredakan tekanan pada saraf dan mengurangi nyeri ringan. Terapi fisik harus di bawah panduan tenaga medis yang ahli dan terlatih.
Pembedahan. Pembedahan adalah upaya terakhir bila penanganan lainnya tidak berhasil.
Artikel lainnya tentang saraf terjepit yang dapat Anda baca:
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta