Cedera Saraf Tulang Belakang
Cedera saraf tulang belakang adalah kerusakan pada korda spinal, yang membawa sinyal dari dan menuju ke otak.
Seseorang dengan kerusakan saraf tulang belakang dapat mengalami gangguan sensasi dan fungsi motorik bergantung pada tingkat dan keparahan cedera.
Cedera saraf tulang belakang diklasifikasikan berdasarkan tingkat dan keparahan lesi.
Sumber gambar: www.uvmhealth.org
Seseorang dengan cedera “letak tinggi” biasanya akan mengalami gangguan yang lebih berat.
Efek dari cedera pada saraf tulang belakang bergantung dari keparahan lesi (cedera).
Ada dua jenis cedera pada saraf tulang belakang:
Selain itu, komplikasi lainnya yang bisa terjadi misalnya:
Cedera pada saraf tulang belakang dapat mempengaruhi hidup seseorang dan orang-orang terdekatnya.
Oleh karena itu terapi yang maksimal sebaiknya diupayakan untuk membantu meningkatkan kualitas hidup penderitanya.
Proses penyembuhan cedera pada saraf tulang belakang adalah proses yang panjang dan penuh tantangan dan melibatkan banyak ahli, misalnya dokter spesialis bedah saraf, dokter spesialis ortopedi, dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medis, hingga fisioterapis yang membantu proses penyembuhan dengan fisioterapi.
Fisioterapi dapat membantu mendukung proses penyembuhan cedera saraf tulang belakang. Fisioterapi harus dimulai segera setelah cedera.
Orang yang mengalami cedera pada saraf tulang belakang bisa mendapatkan manfaat dari ahli fisioterapi neurologis.
Fisioterapi untuk rehabilitasi cedera pada saraf tulang belakang bermanfaat karena dapat mendorong proses neuroplastisitas.
Neuroplastisitas adalah kemampuan saraf tulang belakang untuk menghubungkan kembali koneksi saraf dan mempelajari fungsi kembali setelah cedera.
Cara terbaik untuk meningkatkan neuroplastisitas adalah dengan pengulangan yang konsisten karena akan membuat saraf mengenali bahwa ada permintaan untuk fungsi tersebut.
Fisioterapi untuk pasien dengan cedera pada saraf tulang belakang komplit terfokus pada mempertahankan kemampuan jaringan, meningkatkan kekuatan otot dan mendorong kemandirian pasien.
Fokus penanganan fisioterapi:
Pasien dengan cedera pada saraf tulang belakang inkomplit dapat memiliki gejala yang berbeda-beda bergantung pada tingkat keparahan cedera.
Fisioterapi akan terfokus pada rehabilitasi dan mengembalikan fisik seseorang seperti sebelum cedera.
Fokus penanganan fisioterapi:
Latihan fisioterapi masing-masing pasien berbeda-beda bergantung pada tingkat keparahan cedera.
Latihan fisioterapi harus atas pemeriksaan dan rekomendasi dokter terlebih dahulu, dan dilakukan dengan pengawasan fisioterapis ahli.
Latihan rentang gerak (range of motion, ROM) adalah menggerakkan sendi ke semua rentang geraknya.
Fisioterapi ROM dapat dilakukan secara aktif dan pasif.
Fisioterapi Rentang Gerak Sendi Pasif
Sumber gambar: www.flintrehab.com
Pada latihan pasif, fisioterapis akan menggerakkan tubuh pasien, sehingga latihan ini ideal untuk pasien dengan cedera saraf tulang belakang komplit atau berat.
Sebaliknya, fisioterapi dengan latihan ROM aktif dilakukan oleh pasien sendiri.
Banyak pasien dengan cedera saraf tulang belakang mengalami kontraksi otot involunter (yang tidak disadari) yang disebut dengan spastisitas akibat terganggunya komunikasi antara otak dan otot.
Fisioterapi peregangan dapat membantu memanjangkan otot dan mengurangi nyeri akibat tekanan tambahan di sendi.
Efek peregangan dapat dirasakan selama beberapa jam dan dapat mencegah cedera selama latihan berat.
Cara terbaik untuk mencapai kesehatan jantung dan pembuluh darah adalah dengan latihan aerobik.
Selain untuk menguatkan jantung, latihan aerobik juga membantu mengatur berat badan, yang seringkali menjadi masalah pada pasien dengan cedera saraf tulang belakang karena berkurangnya mobilitas.
Fisioterapi dengan latihan beban dan penguatan ditujukan untuk mempertahankan kekuatan otot yang masih dapat dikontrol oleh pasien.
Bila otot tidak dilatih, otot akan melemah dan mengecil, yang disebut dengan atrofi otot.
Seseorang dengan atrofi otot rentan terjatuh, mudah mengalami patah tulang, memiliki sirkulasi darah yang buruk dan penurunan kecepatan metabolisme.
Fleksibilitas sangat penting untuk kesehatan terlebih ketika mobilitas menurun.
Fisioterapi dengan latihan fleksibilitas sangat membantu terutama untuk masalah seperti spastisitas.
Beberapa pasien yang mengalami cedera pada saraf tulang belakang membutuhkan latihan untuk dapat bisa berjalan kembali.
Fisioterapi Gait
Sumber gambar: www.researchgate.net
Fisioterapi menggunakan alat bantu berjalan, pipa parallel, dan weight-bearing treadmill, dapat membantu pasien cedera saraf tulang belakang berlatih berjalan dan mempertahankan keseimbangan.
Fisioterapi gait juga bisa dilakukan di kolam renang. Daya apung air dapat membantu mengurangi ketegangan otot sehingga pasien dapat fokus menjalani fisioterapi.
Latihan yang dilakukan di satu sesi fisioterapi tidaklah cukup untuk meningkatkan perubahan neuroadaptif.
Oleh karena itu pasien juga harus melakukan latihan fisioterapi di rumah.
Referensi:
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561