Saraf Kejepit Waktu Mudik, Kok Bisa Ya?

Senin, 27 Maret 2023
dr. Ferdinand Dennis K
Senin, 27 Maret 2023
dr. Ferdinand Dennis K

Bulan suci Ramadhan telah tiba dan menyambut hari kemenangan, tidak lengkap rasanya kalau tidak mudik ke kampung halaman bersama orang-orang tercinta. Perjalanan lewat darat, laut maupun udara bisa menjadi pilihan bagi Anda yang hendak mudik, tetapi hati-hati, perjalanan jarak jauh bisa jadi mencetuskan satu masalah kesehatan yaitu saraf kejepit.

Apa itu Saraf Kejepit?

Saraf kejepit sendiri didefinisikan sebagai penekanan berlebihan pada serabut saraf oleh jaringan di sekitarnya seperti otot, tulang, tulang rawan, dan/atau urat tendon. Saraf kejepit bisa terjadi di mana saja pada tubuh kita.

Tekanan ini dapat muncul karena kondisi abnormal struktur di sekitar saraf (patah tulang, pembengkakan otot dan/atau urat tendon, serta penumpukan cairan di sekitar saraf) atau karena kondisi medis pada serabut itu sendiri (robek, teregang, atau tertindih).

Mengapa Mudik Bisa Menyebabkan Saraf Kejepit?

Perjalanan mudik umumnya mengharuskan seseorang menyetir dan duduk dalam waktu yang relatif lama. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya saraf kejepit.

Berikut adalah beberapa penyakit dan hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah saraf kejepit waktu mudik:

  1. Saraf kejepit di pergelangan tangan

Pergelangan tangan kita memiliki struktur-struktur yang kompleks karena tersusun dari tulang, dan otot yang relatif kecil dan memiliki serabut-serabut saraf yang berfungsi untuk kekuatan dan kehalusan gerakan. Salah satu struktur penting pada pergelangan tangan adalah saraf medianus pada terowongan karpal (terowongan telapak tangan yang tersusun dari tulang dan serabut jaringan ikat serta terdapat tendon otot dan sarf medianus di dalamnya).

Penekanan dapat terjadi pada saraf ini saat seseorang menyetir dikarenakan posisi hiperekstensi (tangan tertekuk ke arah atas) terus menerus. Kondisi ini akan mempersempit terowongan karpal dan menimbulkan penekanan pada saraf medianus.

Kondisi saraf kejepit ini akan menyulitkan pengemudi karena akan timbul gejala seperti baal, kesemutan, bahkan sampai kelemahan dari otot-otot yang dipersarafi oleh saraf medianus. Hal ini akan dapat membahayakan pengemudi terutama saat mengemudi jarak jauh.

Untuk mencegah terjadinya saraf kejepit pada pergelangan tangan, ada hal-hal yang dapat dilakukan. Saraf kejepit di pergelangan tangan dapat dicegah dengan memosisikan tubuh pengemudi dengan menyesuaikan jarak kursi mobil dengan setir.

Pastikan siku menekuk sekitar 90o dan setir digenggam dengan pergelangan tangan tidak menekuk ke arah atas maupun bawah. Genggamlah setir pada posisi jam 10 dan jam 2 (anggaplah lingkaran setir seperti suatu jam) dan hindari gerakan memutar yang terlalu cepat.

Saraf kejepit pada pergelangan tangan dapat diatasi dengan obat-obatan penahan nyeri yang diresepkan oleh dokter dan latihan serta terapi fisik oleh dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi.

  1. Saraf kejepit di pinggang

Posisi duduk pada waktu yang lama bila diimbangi dengan postur yang baik tidak akan mencetuskan masalah seperti nyeri punggung bawah, akan tetapi posisi duduk lama dengan tubuh yang membungkuk atau postur yang kurang baik akan menimbulkan beban pada daerah pinggang yang berpotensi menimbulkan atau memperparah saraf kejepit pada daerah pinggang.

Pinggang manusia memiliki rangkaian yang disebut pleksus sakralis yaitu serabut saraf yang berasal dari segmen tulang belakang bagian lumbal dan sakrum yang kemudian bercabang-cabang untuk mempersarafi struktur otot dan kulit pada tungkai bawah.

Kondisi penjepitan pada segmen-segmen saraf ini akan menimbulkan gejala seperti baal, kesemutan, dan kelemahan mulai dari paha sampai ujung jari-jari kaki yang akan menyulitkan seorang pengemudi kendaraan jenis apapun.

Kondisi saraf kejepit ini dapat dicegah dengan postur tubuh yang baik saat duduk mengemudi. Pastikan sandaran kursi pengemudi dalam posisi yang tegak.

Posisi recline atau bersandar akan menimbulkan beban pada otot-otot batang tubuh terutama pada punggung bawah. Posisi membungkuk juga akan menimbulkan pembebanan pada segmen-segmen tulang belakang bagian bawah dan menekan saraf ischiadicus yang merupakan saraf terbesar dan terpanjang pada tubuh manusia.

Saraf ischiadicus terdapat pada punggung bagian bawah yang mengarah ke paha belakang dan bercabang pada lutut bagian belakang menjadi saraf tibial dan peroneal, keduanya berfungsi dalam mempersarafi otot-otot pada betis dan kaki.

Jepitan pada saraf ischiadicus ini akan menimbulkan gejala penjepitan saraf pada seluruh segmen yang dipersarafinya sehingga menimbulkan gangguan sensasi dan kelemahan pada paha belakang, betis, dan kaki, di mana semuanya amatlah penting pada saat menyetir seperti menginjak gas dan rem pada mobil dan mengganti gigi pada motor.

Penjepitan saraf ischiadicus juga dapat terjadi pada bagian bokong, yaitu ketika serabut saraf terjepit di antara otot piriformis yang dilewati. Otot piriformis dapat menjadi kaku dan tegang. Kondisi kekakuan otot piriformis ini dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti cedera, postur yang salah dan menyebabkan penggunaan otot piriformis berlebihan, dan pembengkakan.

Saraf kejepit pada pinggang dapat ditangani dengan latihan dan terapi fisik seperti penggunaan stimulasi listrik transkutan (TENS) dan terapi traksi serta penguatan otot-otot punggung bawah untuk mendukung postur yang baik.

Peregangan dan penguatan otot piriformis pun dapat dilakukan bila penjepitan saraf ischiadicus telah terbukti disebabkan oleh masalah pada otot tersebut

  1. Saraf kejepit di paha bagian depan

Posisi duduk yang membungkuk, disertai dengan penggunaan ikat pinggang dan celana yang terlalu ketat dapat menyebabkan kondisi saraf kejepit pada paha bagian depan yang disebut meralgia paresthetica, di mana saraf kutaneus femoral lateral terjepit oleh tekanan eksternal seperti celana, ikat pingggang, atau barang berat yang disimpan pada paha bagian depan.

Saraf kejepit ini tidak menimbulkan kelemahan pada otot-otot paha bagian depan tetapi sensasi baal pada paha bagian depan dan luar. Gangguan sensasi ini dapat dicegah dengan pengenaan celana yang tidak terlalu ketat, tidak menggunakan ikat pinggang saat duduk dan berkendara lama serta menghindari menaruh beban berat pada paha dalam waktu lama.

 

 

Untuk keterangan dan informasi lebih lanjut, hubungi Klinik Flex-Free agar Anda bebas beraktivitas, bebas berkarya, dan bebas nyeri setiap hari.

  • Klinik Flex Free Jakarta: Ruko Italian Walk, Jl. Boulevard Bar. Raya No.19, RT.18/RW.8, West Kelapa Gading, Kelapa Gading, North Jakarta City, Jakarta 14240; telepon (021) 29364016
  • Klinik Flex Free Bandung: Jalan Terusan Pasir Koja No.153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat 40424; telepon (022) 20580806
  • Klinik Flex Free Jakarta Selatan: The Bellezza Shopping Arcade, lantai dasar unit SA58-60 (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau no. 34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12210; telepon (021) 25675561

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561

Layanan Terkait Artikel