Sakit lutut merupakan gejala yang awam dikeluhkan oleh seseorang setelah berolahraga, tapi kapankah sebenarnya kita harus waspada akan nyeri lutut setelah olahraga?
Satu kondisi yang sering terjadi adalah rusaknya ligamen anterior krusiatum/anterior cruciate ligament yang dapat mengganggu aktivitas dan menghalangi pergerakan lutut secara maksimal.
Pada artikel ini akan dibahas mengenai kondisi penyebab nyeri lutut setelah olahraga, khususnya fraktur Segond, mulai dari sebab, akibat, sampai penanganannya terutama dari sudut pandang kedokteran fisik dan rehabilitasi.
Ligamen, berasal dari kata bahasa Latin ligare yang berarti mengikat dan ligamentum yang berarti ikatan, adalah struktur jaringan lunak bagian dari sistem otot, tulang, dan sendi berfungsi sebagai pengikat atau pemersatu bangunan-bangunan tulang pada tubuh sehingga kerangka manusia menjadi suatu rangkaian yang stabil dan kokoh.
Bayangkan ligamen sebagai tali sepatu yang menjaga sepatu berada pada tempatnya dan kaki kita dapat bergerak dengan bebas. Apabila ikatan tali sepatu mantap dan kuat, maka tidaklah mungkin sepatu terlepas atau kaki kita bergeser di dalam sepatu, akan tetapi apabila ikatan tali sepatu longgar, maka sepatu akan perlahan-lahan terlepas dan kaki kita dapat bergeser dan bergerak di dalam sepatu.
Lutut manusia merupakan organ yang memerlukan kekokohan dan kekuatan dalam menjalankan fungsinya sebagai titik tumpu berat tubuh dan penyokong tubuh sebelum bobot badan mencapai bumi.
Hal ini ditandai dengan sedikitnya pergerakan yang dapat terjadi pada lutut, yaitu dua gerakan dalam satu bidang gerak;
Hal ini disebabkan salah satunya oleh banyaknya bangunan yang menjaga lutut pada tempatnya seperti tendo (ujung urat putih) otot dan ligamen-ligamen yang malang melintang, menyatukan ujung tulang yang satu dengan yang lainnya.
Salah satu ligamen terpenting pada lutut manusia adalah ligamentum krusiatum anterior/anterior cruciate ligament (ACL). Ligamen ini merupakan satu bagian dari sepasang ligamen krusiatum (menyilang) pada lutut manusia dan satu dari empat ligamen lutut, di mana pasangannya adalah ligamentum krusiatum posterior/posterior cruciate ligament (PCL).
Ligamen ini melekat mulai dari bagian belakang tengah tulang paha dan berjalan ke bagian depan luar, melekat pada ujung luar dari tulang kering.
Ligamen krusiatum anterior merupakan ligamen yang paling sering mengalami cedera pada lutut manusia, di mana fungsinya adalah menahan 85% gaya pada lutut agar lutut tidak bergeser ke depan saat terjadi gerakan menekuk lutut, karena inilah, ligamen ini paling rentan mengalami cedera, dan pada ujungnya, akan menimbulkan nyeri lutut setelah olahraga.
Sakit pada lutut memiliki banyak penyebab, yang apabila tidak ditangani dengan cepat dan tepat, akan berangsur-angsur memberat dan menghalangi ruang lingkup gerak sendi, yang tentunya akan menimbulkan masalah lain, seperti hilangnya kemampuan penyokong lutut sampai munculnya pengapuran (osteoartritis) sekunder karena cedera lutut tersebut.
Nyeri lutut setelah olahraga harus dibedakan berdasarkan lokasi dan karakteristik nyerinya.
Karakteristik nyeri seperti nyeri yang muncul mendadak, tajam, dan disertai kemerahan menandakan suatu proses akut yang dicetuskan oleh olahraga itu sendiri seperti kerusakan ligamen, meniskus (piringan sendi), sampai patah tulang.
Keluhan nyeri pun dapat disertai gejala-gejala seperti bengkak dan kesulitan digerakkan, yang menunjukkan adanya proses peradangan yang berjalan sebagai respon dari cedera akut tersebut.
Lokasi pun merupakan kriteria penting dalam menangani dan menentukan penyebab nyeri lutut setelah olahraga.
Nyeri pada bagian depan dapat menunjukkan suatu proses cedera pada tempurung lutut (patah/retak) dan/atau pada tendon otot paha (tertarik/robek).
Nyeri pada bagian samping (dalam/luar) lutut dapat menandakan adanya cedera pada satu dari dua ligamen lutut yang berfungsi menjaga kestabilan sisi-sisi samping lutut (ligamentum cruciatum medial dan lateral), juga bisa menandakan adanya robekan dari meniskus (piringan sendi), otot-otot paha tengah dan luar, serta patah tulang paha maupun tulang kering, dan bursitis pes anserinus.
Nyeri pada bagian belakang lutut dapat menandakan adanya kista Baker yang biasanya merupakan suatu proses kronis (menahun, sehingga tidak serta-merta muncul dan berangsur-angsur memberat), atau apabila kista tersebut pecah karena benturan.
Nyeri lutut setelah olahraga yang disebabkan karena masalah ligamen biasanya terjadi pada seluruh lutut tanpa lokalisasi yang jelas, dan muncul mendadak, bahkan tanpa terjadinya cedera.
Fraktur Segond, dinamakan berdasarkan nama penemunya, dokter Paul Segond pada tahun 1879, adalah suatu kondisi fraktur avulsi (patah tulang karena tarikan) dari ujung luar tulang kering tempat melekatnya ligamen krusiatum anterior yang disebabkan oleh cedera pada ligamen itu sendiri.
Pada fraktur Segond, akan juga terjadi kerusakan pada meniskus medial (piringan sendi bagian dalam), ligamen anterolateral, serta tidak menutup kemungkinan, struktur sendi lutut bagian belakang, tempat ligamen krusiatum anterior berasal.
Pada saat terjadi fraktur Segond, yang biasanya mendahului adalah peletakkan tungkai yang tidak tepat, tanpa harus terjadi cedera atau benturan, di mana benturan hanyalah 30% dari penyebab cedera ACL dan fraktur Segond.
Kesalahan peletakkan tungkai yang biasa terjadi adalah:
Gejala yang pertama dirasa adalah sensasi seperti lepas/popping sensation pada bagian dalam lutut setelah terjadi pergerakan yang disebutkan di atas.
Biasanya nyeri akan muncul berangsur setelah terjadi sensasi ini, disertai bengkak yang semakin membesar dikarenakan reaksi tubuh terhadap cedera dan robeknya pembuluh darah di sekitar ligamen.
Pada fraktur Segond yang disertai robekan meniskus dan ligamen anterolateral, akan muncul ketidakstabilan lutut yang semakin diperparah dengan timbulnya bengkak, seperti analogi tali sepatu di atas.
Gejala lainnya seperti kemerahan dan teraba hangat pada lokasi cedera dapat meyakinkan munculnya suatu reaksi akut terhadap cedera yang timbul.
Pada saat berkonsultasi ke dokter, akan dilakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui sumber dari nyeri lutut setelah olahraga ini.
Dokter akan melakukan tanya jawab seperti karakteristik nyeri, kapan timbulnya nyeri, serta posisi yang mencetuskan nyeri pertama kali.
Pemeriksaan-pemeriksaan seperti tes Lachman, pivot shift, dan tes drawer anterior dapat dilakukan untuk memastikan adanya suatu cedera ligamentum krusiatum anterior.
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk memastikan derajat keparahan dan keterlibatan struktur lain dalam cedera ligamen.
Pemeriksaan foto polos sinar-X dapat dilakukan untuk memastikan ada tidaknya fraktur Segond dalam kejadian cedera ligamen krusiatum anterior. Ada satu kondisi fraktur avulsi pun yang melibatkan ligamentum krusiatum posterior, yang disebut fraktur kontra-Segond (reverse Segond fracture).
Pemeriksaan ultrasonografi dan magnetic resonance imaging (MRI) muskuloskeletal dapat juga dilakukan untuk melihat derajat robekan ligamen.
Untuk setiap nyeri lutut setelah olahraga yang timbul, dapat dilakukan prinsip penanganan PRICE yaitu:
Karena fraktur Segond merupakan kasus patah tulang avulsi, prinsip penanganan PRICE hanya dapat mengurangi gejala awal tanpa menangani patahan tulang, sehingga konsultasi ke dokter harus tetap dilakukan.
Penanganan oleh dokter akan didasarkan pada:
Keparahan atau derajat cedera ligamen dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan, yaitu:
Pada kondisi-kondisi di atas, beberapa hal seperti faktor penderita (usia, aktivitas, dan pekerjaan serta hobi) dapat dipertimbangkan untuk menentukan penanganan yang akan dilakukan.
Robekan ligamen krusiatum anterior seringkali tidak dapat sembuh sendiri, sehingga pada cedera derajat 3 haruslah dilakukan operasi.
Faktor-faktor seperti usia, di mana lebih tua semakin tinggi risiko operasi, aktivitas seperti pekerjaan dan hobi yang tidak melibatkan banyak pergerakan serta bukan untuk atlet, cenderung dapat dilakukan terapi secara konservatif, seperti terapi fisik untuk menguatkan otot-otot di sekitar sendi lutut (otot quadriceps, hamstring, core, dan abduktor panggul) selama tiga bulan, disertai pemberian brace bagi mereka yang mengalami ketidakstabilan lutut.
Terapi-terapi lain seperti penggunaan gelombang suara ultra, sinar inframerah, kejut listrik (transcutaneous electrical nerve stimulation/TENS), serta gelombang kejut (extracorporeal shockwave therapy/ESWT) dapat dilakukan untuk mempercepat regenerasi sel dan meredakan nyeri.
Pencegahan cedera ligamen krusiatum anterior dapat dilakukan dengan melakukan olahraga dengan aman dan dalam batas kemampuan fisik. Janganlah memaksakan gerakan atau aktivitas yang dirasa tidak atau belum mampu dilakukan.
Penggunaan alat pelindung yang sesuai dan pas dengan ukuran masing-masing individu pun dapat mengurangi risiko cedera secara signifikan.
Dapat juga dilakukan program-program pencegahan cedera olahraga seperti program Harmoknee, FIFA 11+, dan sportsmetric yang memiliki fungsi berbeda-beda bagi tiap bidang olahraga.
Konsultasikan dengan pelatih olahraga dan dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi untuk menentukan olahraga yang cocok bagi masing-masing individu, baik untuk pencegahan cedera ligamen, maupun untuk Anda yang sedang dalam tahap pemulihan dari cedera ligamen dan fraktur Segond.
Untuk keterangan dan informasi lebih lanjut, hubungi Klinik Flex Free agar Anda bebas beraktivitas, bebas berkarya, dan bebas nyeri setiap hari.
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561