Ketika ada gejala sakit leher atau sakit punggung, Anda mungkin bertanya-tanya, apakah Anda mengalami saraf kejepit atau hanya otot yang tertarik.
Meskipun keduanya adalah kondisi yang sangat berbeda, tetapi dapat memberikan gambaran gejala yang sama, seperti nyeri berat, terbatasnya gerakan, fungsi dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Membedakan keduanya sangat penting untuk bisa mendapatkan terapi yang tepat dan dapat kembali melakukan aktivitas dengan aman.
Saraf kejepit terjadi ketika saraf di tubuh tertekan oleh sesuatu yang berada di sekitarnya, misalnya tulang, tulang rawan, otot, atau tendon.
Ketika saraf terjepit, aliran nutrisi menuju saraf terhambat, sehingga membran saraf kehilangan kemampuannya untuk mentransmisikan sensasi ke otak secara efektif.
Saraf kejepit paling sering terjadi di leher atau punggung (atas atau bawah), misalnya herniasi diskus, yang menyebabkan gejala baal, kesemutan, dan nyeri di tubuh.
Selain itu saraf kejepit juga dapat terjadi di terowongan karpal akibat pembengkakan tendon pergelangan tangan.
Saraf kejepit juga dapat terjadi karena arthritis, atau peradangan sendi di tulang belakang, atau karena tumor.
Otot tertarik, atau teregang, terjadi ketika salah satu otot atau tendon teregang terlalu jauh, dan mengalami robekan di perlekatannya dengan tulang. Pada beberapa kasus tertentu, otot yang melekat di tulang robek seluruhnya.
Otot tertarik dapat terjadi di semua bagian tubuh, tetapi paling sering terjadi di punggung bawah, tungkai bawah, leher dan bahu.
Penyebab otot tertarik biasanya karena penggunaan yang berlebihan, pose yang salah saat berolahraga, mengangkat benda berat, dan tidak melakukan pemanasan atau pendinginan saat berolahraga.
Aktivitas fisik tertentu seperti olahraga kontak dapat meningkatkan risiko tertariknya otot.
Kesamaan antara kedua kondisi ini hanyalah adanya gejala nyeri, selain itu keduanya memiliki gejala yang berbeda.
Gejala saraf kejepit yaitu:
Gejala saraf kejepit tidak selalu dirasakan di area sekitar saraf yang terjepit, tetap dapat menjalar menjauhi saraf.
Gejala otot tertarik diantaranya:
Untuk mengetahui penyebab pasti dari gejala nyeri yang Anda rasakan adalah dengan mengkonsultasikannya dengan dokter Anda. Dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan menentukan terapi yang tepat untuk Anda.
Bila Anda mengalami saraf kejepit, Anda perlu menghentikan sementara aktivitas atau gerakan yang dapat memperberat saraf kejepit.
Istirahat, kompres bergantian dingin dan panas, dan konsumsi obat anti nyeri dan anti radang, dapat digunakan.
Konsultasikan keluhan Anda dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lengkap dan penanganan yang tepat. Dokter juga akan menyarankan Anda untuk menjalani terapi fisik.
Beberapa terapi untuk otot tertarik serupa dengan terapi untuk saraf kejepit, termasuk istirahat dan anti peradangan, dan kompres dengan es selama 20 menit setiap jam. Setelah beberapa hari, Anda dapat mengompres dengan air hangat. Menggunakan perban yang ketat juga dapat membantu.
Bila nyeri tidak menghilang, konsultasikan keluhan Anda dengan dokter. Anda dapat memeriksakan diri ke dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medis, seperti dokter-dokter ahli kami di klinik Flex Free.
Terapi fisik dapat menjadi terapi yang efektif untuk saraf kejepit dan otot tertarik.
Dengan terapi fisik, terapis akan mengajarkan latihan yang membantu mengurangi tekanan sehingga nyeri berkurang.
Terapi fisik dapat membantu menguatkan otot-otot di area sekitar saraf, mengurangi peradangan di sekitar saraf, dan juga meredakan sebagian tekanan yang mungkin menyebabkan saraf terjepit.
Terapi fisik juga membantu Anda memodifikasi gerakan yang mungkin menyebabkan saraf kejepit kambuh.
Terapi fisik juga bermanfaat untuk otot yang tertarik. Terapi fisik membantu mengurangi peradangan, menguatkan otot untuk mencegah cedera terulang, dan untuk menyokong area cedera.
Pada kedua kasus, dokter atau terapis mungkin akan melakukan teknik terapi manual untuk memanipulasi sendi dan otot untuk mengurangi nyeri.
Referensi:
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561