Keluhan nyeri lutut merupakan 1/3 dari keluhan yang disampaikan pasien saat mengalami masalah otot, tulang dan sendi. Seseorang biasanya berkunjung ke dokter karena nyeri lututnya saat keluhan sakit tersebut sudah tidak tertahankan dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Keluhan nyeri lutut juga terjadi pada lebih dari separuh atlet dewasa dan lebih lazim terjadi lagi saat seseorang mencapai dekade ke-7 kehidupannya sehingga akan mengurangi kemandirian lansia dan menimbulkan beban sosioekonomi yang lebih pula.
Penanganan nyeri lutut harus didasarkan pada kondisi yang menyebabkannya. Nyeri lutut sendiri dibagi menjadi berbagai kategori, seperti lama terjadinya nyeri (akut/di bawah 3 bulan dan kronis/di atas 3 bulan) serta lokasi nyeri (lutut bagian depan, tengah, luar, atau belakang).
Kondisi-kondisi medis yang mendasari juga akan memengaruhi olahraga untuk nyeri lutut yang aman dilakukan. Mari kita bahas tentang nyeri lutut, penanganan, dan olahraga yang baik untuk kondisi-kondisi ini!
Nyeri lutut akut biasanya disebabkan karena adanya cedera yang timbul karena trauma. Baik karena benturan, tabrakan, maupun kondisi dengan gaya yang besar berkecepatan tinggi lainnya dapat menimbulkan suatu cedera akut yang menimbulkan nyeri.
Kondisi-kondisi seperti patah tulang, robekan otot, urat tendon, maupun ligamen semuanya akan menyebabkan nyeri hebat yang muncul beberapa detik sampai menit setelah terjadinya trauma.
Kondisi akut biasanya disertai dengan tanda-tanda peradangan seperti kemerahan, bengkak, teraba hangat dan nyeri. Nyeri lutut akut juga bisa disebabkan karena kondisi metabolik seperti serangan asam urat (artritis gout) akut dan autoimun seperti artritis rematoid yang sedang kambuh.
Nyeri lutut kronis lebih mungkin disebabkan karena banyak hal lain. Nyeri lutut kronis dapat melibatkan berbagai komponen penyusun struktur lutut seperti celah sendi, urat tendon, urat ligamen, otot, meniskus, bursa, dan gabungan seluruh struktur tersebut.
Kondisi yang paling sering dijumpai adalah osteoartritis (pengapuran sendi) yang harus dibedakan dari osteoporosis (pengeroposan tulang).
Pada osteoartritis, tulang rawan sendi yang berfungsi sebagai penghasil pelumas sendi akan rusak dan habis sehingga kedua ujung tulang akan mendekat dan celah sendi menyempit. Kondisi ini akan menimbulkan nyeri karena terpampangnya permukaan tulang di bawah tulang rawan yang hilang tersebut dan mencetuskan rangsangan pada ujung saraf bebas yang berujung nyeri.
Nyeri kronis lainnya adalah karena kelainan pada otot dan urat tendon. Otot besar yang melekat pada lutut adalah otot paha depan (quadriceps) dan otot paha belakang (hamstring) serta otot-otot sisi dalam (adductor) dan sisi luar (abductor).
Ujung perlekatan suatu otot ke struktur tulang disebut urat tendon. Urat tendon ini dapat mengalami kondisi peradangan yang berujung pada kondisi yang disebut tendinosis dan tendinopati. Keluhan nyeri pada tendinosis dan tendinopati sedikit berbeda dari osteoartritis karena akan dirasakan pada ujung perlekatan otot paha dan bukan pada celah sendi lututnya.
Masalah medis yang dapat menimbulkan nyeri lutut lainnya seperti kista Baker pada bagian belakang lutut, bursitis pes anserinus di sisi tengah dan sindroma nyeri patellofemoral pada bagian depan.
Pada kondisi akut, penanganan awal adalah dengan prinsip P R I C E, yaitu:
Nyeri lutut merupakan keluhan yang umum disampaikan oleh pasien saat pertama kali mendatangi praktik dokter.
Dokter akan melakukan tanya jawab yang menyeluruh mengenai nyeri Anda, dimulai dari lokasi nyeri, waktu muncul dan lamanya nyeri, hal-hal yang memperberat dan memperingan nyeri, sampai pengobatan apa yang telah Anda konsumsi.
Keluhan nyeri yang dicetuskan oleh aktivitas dapat menandakan suatu trauma pada lutut, sedangkan nyeri yang muncul mendadak atau berangsur-angsur dapat menunjukkan suatu kondisi yang bersifat kronis atau metabolik.
Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik termasuk tes-tes khusus untuk menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan pencetus nyeri.
Tanya jawab dan pemeriksaan fisik biasanya dapat mengerucutkan kemungkinan penyebab nyeri dan dokter dapat menyimpulkan suatu kemungkinan diagnosis.
Apabila diperlukan, dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan seperti uji laboratorium, pemeriksaan pencitraan (dengan sinar-X, ultrasonografi/USG, dan magnetic resonance imaging/MRI).
Pemeriksaan tambahan ini akan lebih mempertajam kemungkinan diagnosis yang disimpulkan oleh dokter untuk akhirnya dokter memberikan penanganan dan pengobatan yang sesuai dengan penyebab nyeri lutut Anda.
“If exercise could be packaged in a pill, it would be the single most widely prescribed and beneficial medicine in the nation”
Kalimat tersebut merupakan kutipan ucapan Robert Butler dari National Institute on Aging, yang berarti apabila olahraga dapat dikemas di dalam kapsul, olahraga akan menjadi pengobatan yang paling banyak diresepkan dan paling menguntungkan di seantero negeri.
Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya olahraga dalam penanganan suatu penyakit sampai olahraga itu sendiri dianggap suatu obat.
Olahraga untuk nyeri lutut juga merupakan satu cara penanganan nyeri lutut yang paling baik. Olahraga sendiri memiliki efek positif pada otot, tulang dan sendi yang akan membantu mengurangi nyeri lutut secara signifikan seperit pengeluaran endorfin yang merupakan cara alamiah tubuh untuk menahan nyeri.
Olahraga juga dapat menguatkan otot-otot di sekitar lutut yang dapat membantu kestabilan sendi. Pada kasus-kasus seperti osteoartritis, nyeri lutut dapat ditimbulkan karena faktor risiko berupa obesitas yang dimana dapat dicegah dan ditanggulangi dengan berolahraga.
Apabila nyeri lutut Anda dirasa memberat saat berjalan atau beraktivitas, Anda dapat melakukan olahraga yang tidak menjejak tanah seperti berenang.
Hindari gerakan-gerakan olahraga yang menekuk lutut atau melompat seperti basket, angkat beban dan voli karena dapat menambah pembebanan pada lutut yang akan berujung dengan nyeri.
Olahraga untuk nyeri lutut yang disebabkan karena masalah tendinosis harus dimulai dengan perlahan dan dengan intensitas rendah. Olahraga yang dimulai dengan terburu-buru dan pembebanan yang terlalu berat akan memperparah kondisi tendinosis.
Sumber gambar: www.verywellhealth.com
Penguatan dapat dilakukan dengan isometrik maupun isotonik dimana isometrik berarti panjang otot tidak berubah baik memendek atau memanjang dan dilakukan dengan hanya mengencangkan (mengontraksikan) otot paha, sedangkan isotonik dapat dilakukan dengan menggerakkan sendi lutut. Pada kondisi nyeri lutut yang sedang berlangsung, kontraksi isometrik dapat menjadi pilihan.
Konsultasikan olahraga untuk nyeri lutut Anda dengan dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi Anda, sehingga hasil dari olahraga dan terapi lainnya dapat berjalan sinergis dan hasil yang dicapai akan maksimal.
Untuk keterangan dan informasi lebih lanjut, hubungi Klinik Flex Free agar Anda bebas beraktivitas, bebas berkarya, dan bebas nyeri setiap hari.
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561