Obesitas dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan dan sosial yang dimulai sejak masa kanak-kanak, yang berlanjut dan akan bertambah di masa dewasa.
Beberapa masalah kesehatan akibat obesitas misalnya diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, penyakit pernapasan, sindroma metabolik, dan lain-lain, termasuk juga masalah pada otot dan tulang.
Selain itu, kelebihan berat badan dapat menyebabkan defisiensi vitamin, gangguan hormon, dan meningkatnya tekanan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang dan kesehatan otot, tulang dan sendi secara umum, yang dapat menyebabkan deformitas, nyeri, dan kemungkinan terbatasnya pergerakan dan menurunnya kualitas hidup.
Kelebihan berat badan dan obesitas adalah ketika berat badan sudah melebihi berat badan berbanding tinggi badan yang sehat, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Kisaran berat badan diidentifikasi berdasarkan indeks massa tubuh, yang dihitung berdasarkan berat, tinggi, usia dan jenis kelamin, yang biasanya dimulai saat usia 2 tahun.
Anggapan bahwa obesitas disebabkan karena konsumsi makanan tinggi kalori dan sedikit aktivitas fisik tidak sepenuhnya benar. Penyebab obesitas yang sebenarnya lebih rumit.
Kombinasi faktor genetik, tingkat aktivitas, pola makan, dan lingkungan tempat anak tinggal dan bermain juga berperan terhadap berat badan anak.
Misalnya bila salah satu orang tua anak mengalami obesitas, maka kemungkinan anak juga obesitas adalah 3:1.
Faktor lingkungan yang dapat ikut berperan pada kelebihan berat badan anak dan remaja diantaranya:
Pada sebagian anak, bertambahnya berat badan dapat disebabkan oleh suatu kondisi atau penyakit, misalnya hipotiroid, sindroma Cushing, sindroma Prader-Willi, sindroma Kleinefelter.
Berat badan yang berlebihan juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan otot, tulang dan sendi anak.
Anak yang kelebihan berat badan cenderung kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin D, kalsium, atau nutrisi lainnya yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang yang sehat.
Masalah lain yang muncul akibat obesitas terhadap otot dan tulang anak yaitu:
Pada sebagian besar anak, diet tinggi kalsium dan zat gizi lainnya, bersama dengan aktivitas fisik teratur (setidaknya 35–60 menit sehari) dapat membantu mengurangi kenaikan berat badan, dan membantu membentuk dan mempertahankan tulang yang kuat.
Pada anak dengan indeks massa tubuh yang sangat tinggi (≥40), operasi bariatrik mungkin direkomendasikan untuk mengurangi berat badan dan menghindari masalah dan komplikasi pada otot, tulang dan sendi, dan kondisi yang berkaitan jangka panjang.
Orang tua atau keluarga dari anak yang obesitas juga berperan penting dalam membantu mempertahankan berat badan anak yang sehat, misalnya dengan cara berikut:
Anak yang terbiasa melihat dan ikut serta makan makanan yang sehat bersama orang tua atau keluarga akan lebih mudah untuk menerapkan pola makan yang sehat karena sudah terbiasa.
Konsumsi makanan sehat yang bervariasi sesuai dengan anjuran gizi seimbang dalam setiap kali makan bersama.
Berikan contoh kepada anak untuk banyak minum air putih, bukan minuman yang banyak mengandung gula atau pewarna buatan.
Anak-anak yang aktif memiliki tulang dan otot yang lebih kuat, jantung yang lebih sehat, dan lemak tubuh yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang tidak aktif.
Anak yang berusia 3–5 tahun harus aktif sepanjang hari. Anak usia 6–17 tahun perlu setidaknya 60 menit aktivitas fisik setiap harinya.
Selain olahraga, Anda dapat membuat anak bergerak dengan meminta mereka untuk membantu melakukan tugas-tugas dalam rumah, misalnya menyapu lantai, mengepel, membawa hewan peliharaan berjalan ke taman, mencuci mobil, dan lain-lain.
Tidur cukup membantu mencegah diabetes tipe 2, obesitas, cedera, dan masalah lain yang berkaitan dengan perilaku dan perhatian anak.
Anak yang tidak cukup tidur berisiko mengalami kenaikan berat badan yang tidak sehat, karena anak cenderung kurang aktif (karena mengantuk, kurang neergi) dan akan makan lebih banyak.
Anak usia pra sekolah memerlukan 11–13 jam untuk tidur dalam sehari, termasuk tidur siang. Sedangkan anak usia 6–12 tahun memerlukan 9–12 jam tidur malam yang tidak terputus, dan anak usia 13–18 tahun memerlukan 8–10 jam tidur malam.
Mengikuti jadwal tidur yang konsisten, bahkan termasuk akhir pekan, dapat membantu anak tidur lebih baik.
Pada anak yang lebih kecil, terlalu banyak menatap layar dapat menyebabkan gangguan tidur, kenaikan berat badan, nilai sekolah yang buruk, dan masalah kesehatan mental.
Kurangi waktu bermain gadget atau menatap layar televisi dengan melakukan aktivitas bersama keluarga.
Referensi:
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561