Lebih Percaya Diri Karena Skoliosis Kembali Normal

Jumat, 08 September 2023
Flex Free
Jumat, 08 September 2023
Flex Free

Berikut ini adalah pengalaman Kevin Joshua Sutanto (18 Tahun) berobat di klinik Flex Free dengan keluhan skoliosis.

 

Saya adalah siswa SMA kelas 3, bertempat tinggal di salah satu kota di Jawa Barat. Saat ini, saya sedang belajar keras untuk mengikuti ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri impian. Saya bersekolah mulai pukul 7.30 pagi selesai pukul 16.00 sore.

Pulang dari sekolah, saya tidak langsung pulang ke rumah. Saya harus pergi ke tempat bimbingan belajar, yang khusus ditujukan untuk ujian masuk PTN.

Setelah pulang dari bimbingan belajar, saya kembali pada malam hari. Tak sampai disitu, saya juga belajar mandiri di kamar.

Ditemani oleh lampu belajar, buku-buku, dan meja belajar favorit saya. Bisa dibilang, keseharian saya sebagai siswa kelas 3 SMA adalah belajar. Mulai dari pagi hingga malam.

Saya belajar baik untuk sekolah, maupun untuk latihan soal-soal ujian masuk PTN. Tentunya, sesekali bermain game dan scroll sosial media, untuk menghilangkan penat dan kebosanan saat belajar.

Keseharian tersebut sebenarnya sudah saya lakukan sejak lama. Tak hanya karena saya sebentar lagi akan tamat SMA, dan masuk kuliah.

Orangtua saya selalu menanamkan rasa rajin belajar sejak dini kepada saya, kakak, serta adik bungsu saya.

Sejak kecil, saya juga sudah diberikan les tambahan. Baik di tempat bimbingan belajar khusus, maupun les privat dari mahasiswa dan alumni perguruan tinggi top. Oleh sebab itu, saya sudah terbiasa belajar sejak kecil.

Bisa dibilang, sejak kecil saya terbiasa belajar dalam waktu yang lama. Dalam sehari, saya bisa belajar selama 8-12 jam. Lebih-lebih lagi sekarang, saat duduk di bangku kelas 3 SMA ini. Saya bahkan bisa belajar hingga 10-14 jam dalam sehari.

Selama belajar, saya tentunya terus duduk. Terkadang saya melakukan peregangan dengan sedikit meliuk-liukkan tubuh saya. Agar rasa pegal karena terlalu lama duduk dan belajar bisa sedikit berkurang, dan membuat duduk semakin nyaman.

Namun tanpa disadari, karena keasikan belajar, terkadang saya lupa, bahwa mungkin posisi duduk saya bisa saja salah. Hingga saat saya remaja, saya dan orang tua baru menyadari bahwa postur tulang belakang saya sedikit miring.

Postur tulang belakang saya sudah lama seperti ini. Saya bahkan tidak tahu kapan mulai miring. Orang-orang bilang, hal ini adalah hal yang wajar karena saya masih dalam masa pertumbuhan sehingga postur tubuh saya mungkin masih belum sempurna.

Namun akhir-akhir ini tulang belakang saya terasa semakin melengkung.

Orang tua saya mulai cemas. Masa pertumbuhan saya sudah hampir selesai. Bagaimana jika semakin lama, tulang belakang saya semakin melengkung?

Akhirnya, orang tua saya merasa saya perlu berobat. Kami menyadari bahwa saya mungkin saja terkena skoliosis karena bentuk tulang belakang yang makin melengkung lebih dari sebelumnya.

Kami pun memutuskan untuk mencari tempat pengobatan untuk memperbaiki tulang belakang saya agar lengkungan di tulang belakang saya tidak semakin parah seiring bertambahnya usia.

Saya juga akan berkuliah di tahun ini. Bukankah lebih baik jika saya mendapatkan terapi, sebelum masa kuliah saya dimulai?

Saya dan orang tua sepakat untuk mengobatinya sekarang juga. Kami pun mulai melakukan pencarian, mengenai tempat terapi tulang yang cocok untuk saya.

Tak butuh waktu lama, kami sudah mendapatkannya karena ada rekomendasi dari teman ibu saya yang keluarganya pernah berobat ke sana.

Teman ibu saya tersebut merekomendasikan sebuah klinik. Klinik tersebut merupakan klinik khusus rehabilitasi medis. Mulai dari rehabilitasi fisik hingga fisioterapi, khusus untuk tulang dan sendi.

Namanya Klinik Flex Free. Cabangnya ada di kota Jakarta dan Bandung.

Saya pun memilih klinik Flex Free cabang Jakarta Utara, karena teman ibu saya merekomendasikan ke sana. Saya ditemani oleh ibu pergi ke daerah Kelapa Gading, dekat Mall of Indonesia.

Saat pertama kali masuk ke klinik, saya diberikan informasi mengenai dokter-dokter yang sedang bertugas di klinik tersebut.

Semua dokternya memiliki spesialisasi yang sama yaitu spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medis.

Pasien-pasien yang datang cenderung memiliki keluhan yang sama.

Karena hal itu pula, saya dan ibu saya menjadi semakin yakin, bahwa klinik ini bisa memperbaiki tulang belakang saya yang memiliki postur tidak normal.

Saat masuk ke ruang dokter, saya bertemu dengan dokter Ferius. Sama seperti dokter lainnya, dokter Ferius juga merupakan spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi.

Lulus dari Universitas Indonesia, dokter Ferius juga telah mengikuti banyak kursus dan pelatihan. Serta mengikuti banyak simposium dan seminar.

Dokter juga telah memiliki pengalaman belasan tahun, dalam bidang kedokteran fisik dan rehabilitasi medis.

Saat pertama bertemu, dokter Ferius menyapa saya dengan ramah. Bertanya apa keluhan saya, apa yang saya rasakan, hingga sedikit berbincang-bincang mengenai hal pribadi.

Saya dan ibu pun menjelaskan mengenai keluhan tulang belakang saya, dan kekhawatiran keluarga. Takut bahwa itu bisa menjadi hal yang fatal di kemudian hari.

Dokter Ferius sangat paham saat pertama kali melihatnya. Dokter mengatakan memang kemungkinan besar, diagnosisnya adalah skoliosis.

rontgen skoliosis

Untuk memastikannya, dokter melakukan pemeriksaan. Dokter menggunakan rontgen untuk melihat dengan lebih jelas bagaimana kondisi tulang belakang saya. Kemudian menjelaskan kondisinya kepada saya.

Dokter pun menegakkan diagnosisnya. Seperti dugaan, yaitu skoliosis. Karena saat dipastikan melalui rontgen, postur tulang belakang saya memang tidak normal.

Seminggu selanjutnya, saya diberitahu untuk datang kembali untuk terapi pertemuan kedua. Sekaligus pemasangan Dynamic Brace. Sering disebut juga korset untuk skoliosis.

korset skoliosis dynamic brace

Namun, tak seperti korset skoliosis biasanya, Dynamic brace ini terasa tidak keras sehingga lebih nyaman saat saya menggunakannya. Tak seperti korset pada umumnya.

Dokter bilang, Dynamic Brace ini harus digunakan secara teratur hingga postur tubuh saya dapat kembali normal agar dapat memperbaiki postur saya secara lebih efektif. Tak hanya itu, brace ini juga bisa mengatasi keluhan nyeri.

Setelah pemasangan dynamic brace tersebut, saya diimbau untuk menggunakannya secara rutin agar hasil dapat dilihat langsung tak lama setelah pemakaian. Oleh sebab itu, dokter menyarankan saya datang 6 minggu kemudian.

Setelah 6 minggu penggunaan brace, dokter memeriksa tulang belakang saya dengan rontgen. Hasilnya terlihat adanya perbaikan postur. Saya lega sekali mendengarnya.

Dokter bilang, saya bisa mendapatkan hasil yang lebih permanen sehingga tulang saya bisa kembali normal lagi. Namun, hal itu membutuhkan pemakaian yang teratur dan dalam jangka waktu tertentu pula.

Saya pun masih terus menggunakan dynamic brace ini sembari melakukan pemeriksaan sesekali, dalam waktu beberapa bulan sekali yang ditentukan oleh dokter. Dengan harapan hasil perbaikan tulang saya menjadi lebih permanen.

Kini, saya merasa menjadi lebih percaya diri dengan postur tulang belakang yang semakin lama semakin normal.

Kini, saya siap menghadapi dunia baru. Masuk ke tempat kuliah baru, teman-teman baru, tentunya dengan postur tubuh yang baru.

Terima kasih dari saya, untuk klinik Flex Free.

- Kevin Joshua Sutanto -

 

 


Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561