Radang sendi lutut atau yang biasa disebut osteoartritis, merupakan suatu kondisi degeneratif (kondisi yang memburuk seiring bertambahnya usia) dan dapat terjadi pada semua orang.

Kondisi ini ditandai dengan nyeri sendi dan berubahnya struktur sendi yang akan menimbulkan gangguan aktivitas terutama berjalan, dan dapat menimbulkan beban kecacatan baik secara finansimal maupun sosial karena batasan yang ditimbulkan oleh gejala radang sendi ini.

Kondisi ini memengaruhi wanita lebih dari laki-laki, terutama pada mereka yang berusia di atas 50 tahun. Kondisi ini juga diperberat dengan adanya obesitas dan riwayat keluarga mengalami radang sendi.

Radang pada sendi lutut juga dapat terjadi secara sekunder pada kondisi-kondisi cedera lutut seperti kecelakaan, robekan ligamen pada saat berolahraga, atau yang mengalami radang infeksi sendi atau artritis septik.

Penanganan radang pada sendi lutut telah menjadi topik yang hangat dibicarakan oleh pakar-pakar kesehatan karena banyaknya faktor yang memengaruhi dan berperan dalam timbulnya kondisi radang sendi ini.

Artikel ini akan membahas tentang bagaimana seseorang dapat mengalami radang sendi lutut dan pilihan-pilihan terapi yang tersedia, terutama suntikan pelumas untuk radang pada sendi lutut.

Apa Gejala Munculnya Radang Sendi Lutut?

Radang sendi, atau osteoarthritis, merupakan suatu kondisi degeneratif yang muncul karena penggunaan sendi dalam waktu lama dan dengan mekanisme penggunaan yang relatif kurang tepat. Pada saat seseorang duduk, berdiri, dan berjalan, bobot tubuh akan disokong oleh sendi-sendi pada tubuh diantaranya sendi panggul, sendi lutut, dan sendi pergelangan kaki.

Osteoartritis dapat muncul pada sendi-sendi ini karena peran mereka dalam menopang bobot tubuh ini (weight-bearing joints) meskipun radang sendi ini dapat muncul di sendi-sendi lain seperti bahu, siku, dan tangan.

Pada radang sendi lutut, yang terjadi adalah adanya kerusakan pada tulang rawan sendi lutut. Karena proses penuaan, kerusakan pada tulang rawan ini tidak dapat diperbaiki dan akan terus meluas.

Pada tahap awal, radang pada sendi lutut tidak akan mencetuskan rasa nyeri, karena tidak adanya ujung saraf perasa nyeri pada tulang rawan yang rusak.

Pada saat tulang rawan terkelupas dan terpapar dengan permukaan tulang lainnya gejala nyeri baru dapat muncul. Kondisi nyeri ini dapat memberat saat seseorang berjalan, naik turun tangga, dan berlari.

Gejala lainnya adalah kaku pada pagi hari yang berlangsung kurang dari 30 menit. Keluhan kaku ini biasa menghilang saat penderita radang sendi lutut menggerak-gerakkan sendinya.

Lutut berbunyi pun bisa menjadi salah satu keluhan yang dirasakan, hal ini disebabkan karena hilangnya tulang rawan sendi dan permukaan tulang yang satu menggerus tulang lainnya.

Kondisi ini juga akan terus memberat karena hilangnya pelumas sendi alami yang diproduksi oleh sel-sel pada tulang rawan. Hilangnya pelumas sendi ini akan memperparah kondisi bergesekan dari sendi lutut, dan tentunya menimbulkan nyeri yang terus bertambah.

Ilustrasi Radang Sendi Lutut/Osteoartritis

Sumber gambar: Orthoinfo - AAOS

Bagaimana Cara Menangani Nyeri Karena Radang Sendi Lutut?

Kolegium Rematologi Amerika (ACR) memberikan rekomendasi penanganan radang pada sendi lutut, terutama bagi mereka yang bergejala nyeri.

Bagi mereka yang mengalami osteoartritis dan juga berat badan berlebih, disarankan untuk mengatur pola makan dan berolahraga.

Olahraga yang disarankan adalah yang tidak membebani sendi lutut lebih lagi seperti berlari, naik gunung, atau olahraga yang melibatkan lompatan, tetapi olahraga seperti berenang, bersepeda (pada jalur datar), dan yoga.

Gejala nyeri pada umumnya dapat ditangani dengan obat-obatan anti-nyeri seperti paracetamol.

Meskipun dapat dibeli sendiri, penggunaan obat ini harus diawasi dan dengan persetujuan dari dokter karena efek samping yang berupa gagal hati.

Nyeri yang tidak reda dengan obat minum dapat ditangani dengan injeksi obat anti-radang ke dalam celah sendi, terutama bagi yang mengalami pembengkakan sendi disertai tanda-tanda radang akut seperti kemerahan dan lutut teraba hangat.

Meskipun pemeriksaan cairan pada radang sendi ini harus diperiksakan terlebih dahulu karena penyuntikan steroid pada kondisi bengkak lutut lainnya seperti artritis septik yang disebabkan oleh jamur atau basil tuberkulosis justru dapat memberat apabila disuntik dengan steroid.

Ilustrasi Injeksi Sendi Lutut

Sumber gambar: Harvard Health

Apa Sebenarnya Suntikan Pelumas Untuk Radang Sendi Lutut?

Pelumas untuk radang pada sendi lutut sebenarnya merupakan zat yang disebut dengan asam hyaluronat.

Zat ini terdapat secara alamiah di dalam tubuh manusia pada matriks ekstraselular jaringan ikat (material pada sel yang menyusun jaringan tertentu).

Beberapa jenis asam hyaluronat buatan telah terbukti aman dan digunakan dalam berbagai kondisi medis.

Suntikan asam hyaluronat dapat diberikan secara subkutan (ke bawah kulit) untuk tujuan kosmetik dan intraartikular (ke dalam celah sendi) sebagai pengganti cairan sendi alami yang habis.

Beberapa jenis asam hyaluronat pun dapat diberikan ke mata dan sebagai obat oles.

Suntikan pelumas untuk radang sendi lutut menjadi pilihan yang populer sebagai metode non-bedah bagi penderita osteoartritis, juga bagi mereka yang telah mendapatkan suntikan steroid sebelumnya tapi mengalami nyeri berulang, suntikan asam hyaluronat dapat menjadi pilihan karena minim efek samping.

Asam hyaluronat memiliki sifat yang sangat anionik (dapat menarik air dan mengembang) sehingga dapat memberikan sokongan mekanik dan meningkatkan volume di dalam celah sendi dan memberikan jarak antara kedua ujung tulang yang terekspos karena hilangnya tulang rawan sendi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Seiring berjalannya waktu (4–6 bulan), asam hyaluronat akan mengalami degradasi isovolumetrik (asam hyaluronat akan rusak dan digantikan oleh air) sehingga sokongan mekanis tadi akan berkurang dan celah sendi akan menyempit kembali. Pada saat inilah suntikan kedua dan seterusnya dapat dipertimbangkan kembali.

Efek samping penyuntikan asam hyaluronat adalah:

• nyeri,
• bengkak, dan
• memar pada daerah penyuntikan yang biasa hilang kurang dari 1 minggu.

Bagi mereka yang mengalami gejala-gejala tersebut dapat menggunakan kantung es pada daerah penyuntikan.

Efek samping yang lebih serius seperti infeksi dan kematian jaringan sangat jarang terjadi dan dapat dicegah sepenuhnya dengan kehati-hatian saat penyuntikan dan apabila dilakukan oleh tenaga medis yang terkualifikasi untuk penyuntikan intraartikular.

Asam hyaluronat tidak boleh diberikan pada mereka yang:

• alergi terhadap zat ini,
• alergi terhadap obat anti-nyeri yang dapat diberikan bersamaan dengan asam hyaluronat,
• memiliki gangguan pembekuan darah, dan
• tidak boleh disuntikkan ke organ atau lokasi selain yang diperuntukkan.

 

Apabila Anda memerlukan terapi atau informasi lebih lanjut, hubungi Klinik Flex Free agar Anda bebas beraktivitas, bebas berkarya, dan bebas nyeri setiap hari.