Nyeri leher pastinya mengganggu aktivitas sehari-hari. Apalagi bila nyeri menjalar hingga ke lengan dan jari-jari tangan.
Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh adanya saraf terjepit. Penjepitan saraf tersebut dapat ditimbulkan dari berbagai struktur di tulang belakang dimulai dari tulang, saraf, otot, ligamen, bantalan sendi (diskus), dan persendian antar tulang.
Salah satu penyebab dari penjepitan saraf pada leher adalah HNP. Lantas apakah ada cara pengobatan dan latihan untuk saraf kejepit pada leher yang dapat kita lakukan? Mari kita simak penjelasan berikut.
Leher memiliki 7 tulang belakang (C1-C7). Tulang belakang ini terdiri dari ruas-ruas tulang yang dipisahkan satu sama lain oleh bantalan pelindung yang terdiri dari lapisan luar (annulus fibrosus) dan lapisan dalam (nucleus pulposus).
Nukleus pulposus tersusun dari bahan seperti jeli dan jaringan serat kolagen yang longgar. Antara tulang belakang ini juga akan keluar akar saraf yang berasal dari otak.
Pada leher terdapat 8 cabang serabut akar saraf mulai dari C1-C8. Saraf-saraf ini berguna untuk menggerakan bagian leher, bahu, lengan, dan jari-jari tangan.
Saraf terjepit pada leher dapat terjadi pada seluruh kelompok usia. Namun dikatakan paling sering terjadi pada usia 40-50 tahun dengan rasio pria lebih besar daripada wanita.
Saraf kejepit leher terjadi saat saraf tertekan oleh struktur disekitar percabangan saraf atau teriritasi. Saraf terjepit leher paling sering terjadi karena HNP pada usia <50 tahun.
Pada usia >50 tahun saraf kejepit leher sering terjadi karena degenerasi dari tulang leher dan peradangan sendi (arthritis). Saraf terjepit pada leher paling sering terjadi pada segmen saraf C7.
HNP atau Hernia Nukleous Pulposus terjadi ketika bantalan tulang belakang mengalami kelemahan sehingga bantalan mengalami pergeseran dan penonjolan keluar yang menyebabkan penekanan pada saraf tulang belakang.
HNP dapat dipicu oleh berbagai hal seperti proses degeneratif/penuaan, trauma/cedera fisik pada leher, melakukan gerakan berulang pada leher, obesitas, kelainan bawaan, dan gaya hidup tidak sehat seperti merokok dan jarang beraktivitas.
Gejala HNP leher dapat bervariasi tergantung pada lokasi herniasi terjadi dan tingkat keparahannya.
Saraf terjepit leher biasanya mengenai pada salah satu bagian tangan saja, namun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada kedua tangan.
Secara umum penderita saraf kejepit mengeluhkan nyeri pada leher bagian belakang dan dapat menjalar ke bahu, lengan, dan jari-jari tangan. Nyeri seperti ditusuk atau dapat pula terasa seperti linu, pegal, dan sensasi seperti “kesetrum”.
Pada fase selanjutnya saraf terjepit dapat menimbulkan penurunan atau hilangnya sensasi seperti sentuhan dan nyeri. Keluhan juga dapat dirasakan seperti kesemutan dan kelemahan otot sesuai dengan saraf yang terkena.
Bila mengalami keluhan-keluhan tersebut perlu konsultasikan ke dokter.
Dokter akan memeriksa mulai dari tanya jawab dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan MRI, CT-Scan, X-ray, maupun myelogram untuk menegakkan diagnosis saraf kejepit.
Mayoritas pasien dengan saraf kejepit leher akibat HNP tidak perlu memerlukan tindakan operatif. Sekitar 90% pasien mengalami perbaikan secara klinis dengan terapi.
Modalitas terapi yang dapat dilakukan adalah imobilisasi, terapi fisik, traksi, manipulasi, pengobatan, dan injeksi steroid.
Setelah timbulnya gejala, imobilisasi leher jangka pendek perlu dilakukan. Leher dapat dipasangkan neck collar untuk memberikan imobilisasi yang diperlukan untuk meminimalkan gerakan dan mengurangi iritasi akar saraf.
Pemakaian jangka panjang (lebih dari 1-2 minggu) tidak direkomendasikan karena dapat menyebabkan kekakuan pada leher dan atrofi otot-otot leher.
Medikasi dapat diberikan untuk mengurangi keluhan nyeri pada saraf kejepit. Penggunaan obat-obatan anti nyeri dan kortikosteroid (anti radang) dapat membantu.
Selain itu juga dapat dilakukan terapi lanjutan seperti terapi hangat dan stimulasi listrik. Terapi ini dapat meningkatkan fungsi dan mencegah terjadinya cedera berulang. Terapi juga dapat dilakukan dengan penyuntikan kortikosteroid pada serabut akar saraf dengan ultrasound.
Metode traksi juga dapat menjadi salah satu pilihan terapi untuk mengurangi gejala, namun hal ini perlu pemantauan dari ahli yang profesional.
Latihan fisik sangat penting untuk penguatan otot leher dan fleksibilitas otot leher. Diharapkan dengan terapi latihan ini dapat membuka jalur akar saraf yang terjepit dan dapat mengembangkan stabilitas pada leher sehingga mengurangi risiko terjadinya iritasi akar saraf di kemudian hari.
Selama tahap awal pengobatan, penguatan harus dibatasi pada latihan isometrik pada ekstremitas atas yang terkena. Salah satu latihan yang dapat dilakukan adalah dengan terapi Neck Calliet.
Sebelum melakukan latihan isometrik perlu melakukan peregangan otot/streching pada otot-otot leher. Hal ini dilakukan dengan melakukan menengadahkan kepala ke atas, menekuk kepala ke bawah, mendekatkan telinga ke bahu, dan menoleh ke kanan dan ke kiri.
Lalukan gerakan tersebut hingga terasa terdapat tarikan pada otot dan lakukan masing-masing gerakan selama 10 detik diulangi sebanyak 3 kali. Selanjutnya melakukan gerakan isometrik Neck Calliet.
Gerakan leher seperti ingin menundukkan kepala. Lalu letakkan kedua tangan diatas dahi. Kedua tangan ini memberikan gaya lawan ke arah belakang sehingga leher terasa terdapat tahanan.
Tahan posisi tersebut selama 10 detik dan diulangi sebanyak 3 kali.
Gerakan leher seperti ingin menengadahkan kepala. Lalu letakkan kedua tangan pada belakang kepala. Kedua tangan ini memberikan gaya lawan ke arah depan sehingga leher terasa terdapat tahanan.
Tahan posisi tersebut selama 10 detik dan diulangi sebanyak 3 kali.
Gerakan leher seperti mendekatkan telinga ke bahu. Lalu letakkan tangan daerah samping. Tangan ini memberikan gaya lawan ke arah sebaliknya sehingga terdapat tahanan pada leher.
Tahan posisi tersebut selama 10 detik dan diulangi sebanyak 3 kali. Lalu lakukan kembali hal serupa pada sisi yang satunya.
Gerakan leher seperti ingin menoleh ke kanan dan ke kiri. Lalu letakkkan tangan daerah samping. Tangan ini memberikan gaya lawan ke arah sebaliknya sehingga terdapat tahanan pada leher.
Tahan posisi tersebut selama 10 detik dan diulangi sebanyak 3 kali. Lalu lakukan kembali hal serupa pada sisi yang satunya.
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561