Mitos dan Fakta Seputar Penyakit Rematik (Rheumatoid Arhtritis)

Jumat, 23 Agustus 2024
dr. Bella Pricylla J
Jumat, 23 Agustus 2024
dr. Bella Pricylla J

Penyakit reumatik atau dalam istilah medis lebih dikenal dengan Rheumatoid Arthritis, adalah suatu penyakit kronis yang biasanya menyerang sendi dan disebabkan oleh reaksi autoimun.

Penyakit reumatik ini dapat menyerang bagian sendi tubuh di mana saja, mulai dari sendi jari-jari tangan, pergelangan tangan, lutut, pergelangan kaki, serta jari-jari kaki.

Wanita 2-3 kali lebih mungkin terkena penyakit reumatik daripada pria. Munculnya gejala penyakit reumatik sering diantara usia 30-60 tahun, tetapi pada orang yang berusia lebih muda tidak dipungkiri untuk tidak terkena.

Maraknya fakta dan mitos penyakit reumatik yang beredar, dapat membuat masyarakat kebingungan mengenai fakta yang sebenarnya .

Simak artikel berikut ini untuk mengetahui mitos dan fakta yang sebenarnya mengenai penyakit reumatik.

Fakta dan Mitos Penyakit Reumatik (Rheumatoid Arthritis)

Mitos 1 “ Penyakit Reumatik adalah Bagian dari Proses Penuaan”

Beberapa pasien sering berasumsi bahwa penyakit reumatik ini terjadi akibat perjalanan usia yang semakin tua.

Tetapi faktanya, penyakit rematik dapat terjadi pada semua usia, mulai dari anak, remaja, hingga usia dewasa.

Walaupun keluhan terkait penyakit reumatik sering muncul diusia sekiat 30-60 tahun. Ketahuilah bahwa penyebab penyakit reumatik adalah akibat reaksi autoimun yang menyerang sel-sel tubuh, jadi sebenarnya tidak ada hubungannya dengan pertambahan usia.

Mitos 2 “Penyakit Reumatik Terjadi Akibat Sering Mandi Malam, Berada Dalam Ruangan Ber-AC atau Akibat Cuaca Dingin”

Menurut penelitian sering mandi malam, sering berada diruangan ber-AC, ataupun cuaca dingin tidak ada kaitannya dengan penyebab penyakit reumatik.

Namun pada beberapa penderita penyakit reumatik , keadaan keadaang dingin dapat memperberat keluhan nyeri sendi saat terkena sesuatu yang dingin.

Menurut Arthritis Foundation, paparan suhu dingin dapat meningkatkan sensitivitas nyeri, memperlambat aliran darah, dan menyebabkan kekakuan pada otot.

Mitos 3 “Nyeri Sendi Disebabkan Karena Asam Urat Yang Meningkat”

Adanya peningkatan kadar asam urat terkadang juga dapat menimbulkan nyeri sendi, tetapi kondisi peningakatan asam urat ini berbeda dengan penyakit reumatik.

Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti nyeri sendi, apakah disebabkan oleh peningakatan asam urat atau akibat penyaki reumatik.

Mitos 4 “Menghindari Pengobatan karena Dapat Menimbulkan Efek Samping”

Kata-kata ini seringkali anda dengar dari berbagai sosial media, grup obrolan online, ataupun peringatan iklan di TV.

Meskipun perawatan penyakit reumatik sering bersifat jangka panjang, efek samping dari menunda pengobatan jauh lebih menakutkan daripada efek samping obat.

Jika perjalanan penyakit reumatik ini biarkan saja, dapat menyebabkan peradangan berkepanjangan dan akhirnya berujung kerusakan tulang rawan pemanen, dan lainnya.

Setiap obat-obatan yang dikonsumsi dapat menimbulkan efek samping, tetapi memiliki penyakit tanpa dilakukan pengobatan juga dapat menyebabkan efek samping.

Efek samping yang dapat terjadi akibat tidak mendapatkan pengobatan yang tepat biasanya lebih berat daripada efek samping yang timbul akibat obat-obatan.

Jangan anggap remeh keluhan nyeri sendi yang timbul, segeralah konsultasikan keluhan anda ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Mitos 5 “Penyakit Reumatik sama dengan Penyakit Osteoarthritis”

perbedaan penyakit reumatik dan osteoarthritis

sumber: www.everydayhealth.com

Beberapa penderita sering menyamakan Penyakit Rematik dengan Osteoarthritis, walaupun kondisi ini sama-sama menyebabkan radang sendi serta menimbulkan keluhan nyeri sendi. Kondisi ini sebenarnya berbeda karena disebabkan oleh hal yang berbeda.

Pada penyakit reumatik disebabkan oleh gangguan autoimun dimana sistem kekebalan tubuh menyerang sendi dan jaringan sekitarnya, sedangkan osteoarthritis disebabkan oleh keausan sendi akibat proses penuaan.

Mitos 6 “Penyakit reumatik hanya menyerang wanita”
Penyakit reumatik dapat terjadi pada siapa saja tidak hanya wanita tetapi laki-laki juga dapat mengalaminya.

Tetapi mungkin wanita lebih sering mengalami penyakit ini daripada pria. Pria umumnya sering mengalami penyakit arthritis gout (radang sendi akibat asam urat), sementara wanita lebih sering mengalami penyakit lupus, osteoarthritis, dan artritis reumatoid.

Mitos 7 “Tidak ada yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit reumatik”
Penyebab terjadinya penyakit reumatik sangat bervariasi, bahkan beberapa penyebabnya masih belum diketahui.

Namun banyak faktor yang dapat mempengaruhi penyakit ini terjadi sehingga masih dapat dicegah.

Diharapkan adanya tindakan pencegahan ini dapat menurunkan risiko terjadi penyakit reumatik.

Tindakan pencegahan yang dpaat dilakukan, antara lain : menjaga berat badan terap ideal, olah raga teratur, dan menghindari stress baik fisik maupun psikis yang berkepanjangan.

Mitos 8 “Suplemen Herbal Adalah Pengobatan Alternatif Yang Efektif”

suplement penyakit reumatik

Suplemen herbal dianggap pengobatan alternatif yang aman karena mengandung unsur alami untuk pengobatan penyakit reumatik.

Tetapi menurut penelitian mengatakan sebaliknya.

Sebagai contoh, beberapa pasien penyakit reumatik yang mengonsumsi suplemen glukosamin - yang juga dapat meringankan keluhan osteoartritis - tetapi sebuah penelitian menemukan bahwa meskipun gejala-gejala tertentu membaik, suplemen tersebut sebenarnya tidak mengurangi peradangan seefektif yang dilakukan oleh obat anti reumatik.

Hati-hati dalam mengonsumsi suplemen, konsultasikanlah dengan dokter yang menangani anda.

Beberapa interaksi suplemen herbal dengan obat anti reumatik dapat meningkatkan risiko gangguan hati sehingga dapat mempercepat terjadinya kerusakan.

Jika ingin mengonsumsi suplemen herbal usahakan untuk mendapatkan secara alami melalui makanan bukan melalui suplemen, kecuali suplemen tersebut disarankan oleh dokter yang menangani anda.

Mitos 9 “Tidak Ada Yang Dapat Di Lakukan Untuk Mengatasi Penyakit Reumatik”

Meskipun saat ini masih belum ada pengobatan khusus untuk mengatasi penyakit reumatik.

Tetapi, mendapatan pengobatan anti reumatik dapat memperlambat perkembangan penyakit.

Mendapatkan terapi fisik dan modifikasi gaya hidup juga dapat membantu mengurangi rasa sakit dan pembengkakan sendi akibat perjalanan penyakit reumatik ini.

Mitos 10 “Penyakit Reumatik Hanya Mengenai Sendi”

Gejala awal yang timbul akibat penyakit reumatik adalah nyeri sendi dan terkadang disertai dengan pembengkakan sendi.

Tetapi, jika penyakit reumatik ini berkembang semakin jauh akibat reaksi autoimun yang tidak terkendali, penyakit ini juga dapat menyebabkan gangguan pada paru, jantung, pembuluh darah, atau organ tubuh lainnya.

Lebih dari 50 % penderita penyakit reumatik juga mengalami perasaan lelah tanpa sebab yang jelas.

Timbulnya rasa lelah ini sebenarnya diakibatkan oleh perjalanan penyakit, rasa nyeri, dan proses peradangan.

Kapan Harus Ke Dokter ?

Segeralah konsultasikan diri anda ke dokter jika anda mempunyai keluhan nyeri sendi dan pembengakakan sendi yang berkepanjangan, terutama jika anda sering kali mengonsumsi anti nyeri tanpa resep dokter.

Dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk mendeteksi penyakit reumatik dengan tepat.

Tanpa pengobatan yang tepat penyakit reumatik dapat berkembang menjadi lebih buruk serta komplikasi yang dapat timbul dikemudian hari.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyakit reumatik dan osteoarthritis, silahkan klik link berikut ini : Penyakit Reumatik Dan Osteoarthritis.

 

 

 

 

Referensi :

  • https://www.rheumatologyadvisor.com/news/facts-about-rheumatoid-arthritis-7-myths-you-may-encounter/
  • https://www.webmd.com/rheumatoid-arthritis/features/ra-myths
  • https://piedmontarthritis.com/resources/arthritis-myths/
  • https://www.orthoillinois.com/blog/rheumatoid-arthritis-11-facts-and-myths-explained/
  • https://creakyjoints.org/about-arthritis/rheumatoid-arthritis/ra-overview/rheumatoid-arthritis-myths/
  • https://reumatologi.or.id/mitos-dan-fakta-tentang-penyakit-reumatik/

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561