Nyeri pada leher adalah kondisi medis yang umum terjadi, dapat disebabkan karena penyakit infeksi atau kelainan yang melibatkan jaringan di leher (tulang, otot).
Kondisi umum yang menyebabkan nyeri leher antara lain penyakit diskus degeneratif, neck strain, osteoarthritis, spondylosis leher, stenosis tulang belakang, postur tubuh yang buruk, cedera leher (whiplash), herniasi diskus, atau saraf terjepit (radikulopati leher).
Faktor risiko yang meningkatkan munculnya nyeri leher antara lain genetik, merokok, berat badan berlebih (obesitas), pekerjaan yang sering membungkuk dan mengangkat benda berat atau mengoperasikan mesin dengan daya getar, dan cedera.
Sumber Gambar : www.idnasional.com
Dokter akan memeriksa kondisi leher untuk menentukan diagnosa dan pengobatan yang sesuai. Pengobatan nyeri leher akibat saraf kejepit diberikan melalui beberapa tahap disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala yang dialami.
Pengobatan atau terapi saraf kejepit konservatif adalah langkah pertama untuk pemulihan, di antaranya obat- obatan, istirahat, fisioterapi, hidroterapi, akupuntur, dan program latihan di rumah.
Cara terapi saraf terjepit konservatif untuk menangani nyeri leher tanpa operasi lainnya adalah dengan Spinal Decompression Therapy (DTS).
Indikasi utama dari terapi saraf terjepit DTS adalah meringankan nyeri, inflamasi, dan spasme/kejang otot yang muncul akibat herniasi diskus vertebra dengan atau tanpa tekanan/kompresi akar saraf.
Sumber Gambar : www.nspclinic.com
Decompression Traction Stabilization (Triton-DTS) adalah alat terapi dekompresi spinal buatan Chattanooga, USA.
Perbedaan dengan alat traksi biasa adalah Triton-DTS sebagai terapi saraf kejepit :
Triton-DTS akan memberikan tarikan pada tulang belakang secara ritmis dengan pola tarikan. Kekuatan dan kecepatan tarikan diatur oleh komputer secara presisi dan akurat sesuai dengan dosis yang sudah ditentukan oleh dokter.
Efek tarikan terapi saraf terjepit DTS ini akan memberikan efek vakum pada diskus sehingga pada saat ditarik, material yang sudah keluar atau terlepas dari diskus (penonjolan diskus) yang menyebabkan penjepitan saraf akan kembali masuk.
Proses penarikan terapi saraf kejepit DTS dapat menurunkan tekanan intra-diskal sehingga akhirnya menghilangkan gejala nyeri dan gejala penjepitan saraf lainnya seperti kesemutan dan rasa baal.
Efek vakum ini juga dapat memberikan kesempatan kepada diskus untuk mengambil nutrisinya karena diskus mempunyai pembuluh darah yang relatif sedikit.
Oleh karena pembuluh darah yang sedikit ini, diskus mengandalkan nutrisinya melalui difusi yang terjadi dengan adanya pergerakan dan dekompresi tulang belakang sehingga dapat mempercepat proses regenerasi diskus dan mempercepat penyembuhan.
Sumber Gambar : http://www.myfurniture8.com
Kelainan diskus degeneratif, herniasi atau penonjolan baik tunggal maupun multipel
Nyeri punggung bawah maupun atas karena otot-otot yang tegang, kelainan sendi faset atau pergeseran tulang belakang
Nyeri skiatika
Nyeri leher dan kepala karena otot yang tegang
Nyeri dan kesemutan yang menjalar sampai kedua tungkai atau kedua tangan
Infeksi akut tulang belakang yang sedang aktif : infeksi spinal (disciitis dan tuberculosis), acute soft tissue injury
Osteoporosis berat (osteopenia)
Kerusakan saraf yang berat, seperti pada spondylotic myelopathy, deformitas spinal kongenital
Penderita yang sudah pernah menjalani operasi tulang belakang dengan pemasangan metal, sekrup atau alat lainnya di dalam tulang belakang
Pada saat menjalani terapi saraf terjepit DTS ini, pasien akan merasa sangat nyaman dan tidak merasakan nyeri.
Pasien terapi saraf terjepit tidak akan merasakan ditarik seperti menggunakan alat traksi konvensional karena jenis tarikannya berbeda, dapat bersifat segmental dan menggunakan program komputer yang sangat presisi dan akurat.
Terapi saraf kejepit DTS diberikan 3-4 kali per minggu dengan total 10-15 sesi (total 3-4 minggu).
Pada setiap sesi terapi saraf terjepit, traksi diberikan selama 15-20 menit, kekuatan traksi menyesuaikan berat badan, gejala, dan kenyamanan pasien.
Terapi saraf kejepit lain yang bisa diberikan secara bersamaan dengan terapi dekompresi spinal adalah fisioterapi, terutama latihan stabilisasi tulang belakang untuk mempertahankan hasil yang sudah dicapai dengan terapi dekompresi spinal.
Terapi DTS untuk masalah saraf terjepit pada leher menjadi salah satu layanan di Flex Free Musculoskeletal Rehabilitation Clinic.
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561