Terapi Saraf Kejepit pada Leher Tanpa Operasi dengan Decompression Traction System (DTS)

Senin, 06 Mei 2019
dr. Gaby Venera
Senin, 06 Mei 2019
dr. Gaby Venera

Terapi Saraf Kejepit DTS

Nyeri pada leher adalah kondisi medis yang umum terjadi, dapat disebabkan karena penyakit infeksi atau kelainan yang melibatkan jaringan di leher (tulang, otot).

Kondisi umum yang menyebabkan nyeri leher antara lain penyakit diskus degeneratif, neck strain, osteoarthritis, spondylosis leher, stenosis tulang belakang, postur tubuh yang buruk, cedera leher (whiplash), herniasi diskus, atau saraf terjepit (radikulopati leher).

Faktor risiko yang meningkatkan munculnya nyeri leher antara lain genetik, merokok, berat badan berlebih (obesitas), pekerjaan yang sering membungkuk dan mengangkat benda berat atau mengoperasikan mesin dengan daya getar, dan cedera.

Sumber Gambar : www.idnasional.com

Dokter akan memeriksa kondisi leher untuk menentukan diagnosa dan pengobatan yang sesuai. Pengobatan nyeri leher akibat saraf kejepit diberikan melalui beberapa tahap disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala yang dialami.

Pengobatan atau  terapi saraf kejepit konservatif adalah langkah pertama untuk pemulihan, di antaranya obat- obatan, istirahat, fisioterapi, hidroterapi, akupuntur, dan program latihan di rumah.

Cara terapi saraf terjepit konservatif untuk menangani nyeri leher tanpa operasi lainnya adalah dengan Spinal Decompression Therapy (DTS).

Indikasi utama dari terapi saraf terjepit DTS adalah meringankan nyeri, inflamasi, dan spasme/kejang otot yang muncul akibat herniasi diskus vertebra dengan atau tanpa tekanan/kompresi akar saraf.

Sumber Gambar : www.nspclinic.com

Decompression Traction Stabilization (Triton-DTS) adalah alat terapi dekompresi spinal buatan Chattanooga, USA.

Perbedaan dengan alat traksi biasa adalah Triton-DTS sebagai terapi saraf kejepit :

  1. memiliki program tarikan yang sangat presisi,
  2. dapat menurunkan tekanan intra-diskal tanpa menyebabkan refleks spasme otot (proses penarikan otot akan mengaktifkan sensor propriosepsi yang terjadi pada penggunaan alat traksi biasa),
  3. mempunyai pola tarikan yang memungkinkan terjadinya proses regenerasi dan nutrisi diskus atau bantalan pada tulang belakang.
  4. memungkinkan untuk dilakukan manipulasi atau latihan untuk stabilisasi tulang belakang.

Triton-DTS akan memberikan tarikan pada tulang belakang secara ritmis dengan pola tarikan. Kekuatan dan kecepatan tarikan diatur oleh komputer secara presisi dan akurat sesuai dengan dosis yang sudah ditentukan oleh dokter.

Efek tarikan terapi saraf terjepit DTS ini akan memberikan efek vakum pada diskus sehingga pada saat ditarik, material yang sudah keluar atau terlepas dari diskus (penonjolan diskus) yang menyebabkan penjepitan saraf akan kembali masuk.

Proses penarikan terapi saraf kejepit DTS dapat menurunkan tekanan intra-diskal sehingga akhirnya menghilangkan gejala nyeri dan gejala penjepitan saraf lainnya seperti kesemutan dan rasa baal.

Efek vakum ini juga dapat memberikan kesempatan kepada diskus untuk mengambil nutrisinya karena diskus mempunyai pembuluh darah yang relatif sedikit.

Oleh karena pembuluh darah yang sedikit ini, diskus mengandalkan nutrisinya melalui difusi yang terjadi dengan adanya pergerakan dan dekompresi tulang belakang sehingga dapat mempercepat proses regenerasi diskus dan mempercepat penyembuhan.

Sumber Gambar : http://www.myfurniture8.com

Kasus- kasus yang dapat ditangani dengan ‘TRITON-DTS’ antara lain :

Kondisi yang tidak boleh diterapi menggunakan TRITON-DTS sebagai berikut :

  • Infeksi akut tulang belakang yang sedang aktif : infeksi spinal (disciitis dan tuberculosis), acute soft tissue injury

  • Osteoporosis berat (osteopenia)

  • Kerusakan saraf yang berat, seperti pada spondylotic myelopathy, deformitas spinal kongenital

  • Penderita yang sudah pernah menjalani operasi tulang belakang dengan pemasangan metal, sekrup atau alat lainnya di dalam tulang belakang

  • Nyeri yang timbul beberapa lama setelah operasi tulang belakang dengan indikasi herniasi diskus.

Pada saat menjalani terapi saraf terjepit DTS ini, pasien akan merasa sangat nyaman dan tidak merasakan nyeri.

Pasien terapi saraf terjepit tidak akan merasakan ditarik seperti menggunakan alat traksi konvensional karena jenis tarikannya berbeda, dapat bersifat segmental dan menggunakan program komputer yang sangat presisi dan akurat. 

Terapi saraf kejepit DTS diberikan 3-4 kali per minggu dengan total 10-15 sesi (total 3-4 minggu).

Pada setiap sesi terapi saraf terjepit, traksi diberikan selama 15-20 menit, kekuatan traksi menyesuaikan berat badan, gejala, dan kenyamanan pasien.

Terapi  saraf kejepit lain yang bisa diberikan secara bersamaan dengan terapi dekompresi spinal adalah fisioterapi, terutama latihan stabilisasi tulang belakang untuk mempertahankan hasil yang sudah dicapai dengan terapi dekompresi spinal.

Terapi DTS untuk masalah saraf terjepit pada leher menjadi salah satu layanan di Flex Free Musculoskeletal Rehabilitation Clinic.

 


Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561