Sendi manusia merupakan struktur kompleks yang memiliki beberapa klasifikasi. Secara fungsinya, sendi dibagi menjadi sinartrosis (tidak terdapat pergerakan), amfiartrosis (dapat sedikit digerakkan) dan diartrosis (dapat bergerak bebas).
Pengelompokan lain adalah berdasarkan histologi (struktur mikroskopis) dari sendi yaitu sendi fibrosa (jaringan ikat), sendi kartilaginosa (bertulang rawan) dan sendi sinovial (bercairan sinovial dan bertulang rawan). Pada artikel ini, peradangan yang dibahas adalah jenis-jenis radang pada sendi diartrosis (yang juga merupakan sendi sinovial).
Osteoartritis (OA) adalah sebuah penyakit yang timbul akibat kerusakan jaringan tulang rawan yang melapisi tulang, sehingga tulang saling bergesekan ketika digerakkan. Osteoartritis merupakan sebuah radang sendi yang terjadi karena proses penuaan dan perjalanannya bersifat lambat.
Beberapa faktor penyebab seseorang terkena OA yaitu:
Penyakit ini dapat mengenai berbagai macam sendi terutama sendi lutut, jari-jari tangan juga kaki, dan panggul yang merupakan sendi-sendi penopang beban tubuh dan sering digunakan secara aktif.
Beberapa gejala khas seseorang terkena OA seperti:
Gambar 1. Ilustrasi penyakit Osteoartritis
Sumber gambar:www.healthdirect.gov.au/osteoarthritis
Penyakit osteoartritis dapat dicegah terutama dengan konsumsi makanan bergizi seimbang sehingga berat badan kita menjadi ideal, tujuannya adalah mengurangi beban pada sendi.
Selain itu melakukan olahraga yang dapat meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, keseimbangan, dan mobilitas tubuh juga dapat membantu pecengahan terkena penyakit OA asalkan olahraga tersebut dilakukan dengan benar dan dimulai secara bertahap.
Artritis rheumatoid (AR) adalah penyakit radang sendi akibat kondisi autoimun dengan peradangan sistemik yang bersifat menahun dan memberat seiring berjalannya waktu, dengan keluhan awal berupa kekakuan, nyeri, dan bengkak sendi pada pagi hari selama 1 jam atau lebih.
Penyebab pasti penyakit ini pun belum diketahui secara pasti, tapi telah diketahui radang sendi akibat AR terjadi akibat adanya interaksi antara faktor dalam tubuh manusia (genetik) dan faktor di luar tubuh manusia (kebiasaan merokok, beberapa jenis makanan, minuman beralkohol, obat-obatan tertentu, stress, dan lainnya) dapat memicu seseorang terkena penyakit AR.
Gejala penyakit AR sendiri adalah munculnya radang sendi berupa nyeri dan bengkak pada sendi dengan karakteristik:
Bagian yang sering terkena adalah pada sendi jari-jari tangan dan kaki, pergelangan tangan dan kaki, siku, bahu, lutut, namun dapat mengenai seluruh sendi.
Gejala lain yang dapat menyertai berupa penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, dan demam.
Karena penyakit AR ini merupakan penyakit autoimun, tidak jarang pasien dengan AR akan mengalami masalah di organ tubuh lain seperti di mata, jantung, pembuluh darah, paru-paru, darah, otot, kulit, saraf, ginjal dan kulit.
Cara-cara yang dapat digunakan untuk mencegah seseorang terkena radang sendi adalah dengan:
Gambar 2. Kelainan bentuk jari pada penderita artrtitis rheumatoid
Sumber gambar: arunalaya.com/news/details/27/Joint-deformities-in-Rheumatoid-arthritis
Gout artritis (GA) merupakan radang sendi menahun yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat dalam tubuh.
Tingginya kadar asam urat dalam tubuh menyebabkan terkumpulnya endapan kristal bernama monosodium urat di dalam persendian, hal ini terjadi karena tubuh mengalami gangguan metabolisme zat purin, bisa akibat pembentukan yang berlebihan atau pengeluaran dari tubuh yang berkurang sehingga memicu radang sendi.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit GA adalah mengkonsumsi makanan dan minuman tinggi purin seperti alkohol, minuman dengan kadar pemanis buatan yang tinggi, jeroan, hewan laut, sayur kol, sayur bayam, kacang-kacangan, serta beberapa buah-buahan juga dapat menyebabkan penyakit gout karena memiliki kadar purin yang tinggi.
Penyakit-penyakit yang sering berhubungan dengan GA seperti obesitas, diabetes melitus, penyakit ginjal, hipertensi, dislipidemia meningkatkan risiko seseorang terkena gout. Beberapa jenis obat-obatan yang dikonsumsi seseorang turut mengambil andil seperti diuretik, antihipertensi, aspirin, dan lainnya.
Gejala dari GA sendiri berbeda-beda tergantung dari tahapan apa yang sedang diderita, tahapan tersebut dibagi menjadi:
Pada tahap ini, terjadi kelebihan asam urat tetapi tidak menimbulkan gejala radang sendi. Penderitan dengan kadar asam urat tinggi harus diupayakan untuk menurunkan kelebihan urat tersebut dengan mengubah pola makan atau gaya hidup.
Pada tahap ini gejala radang sendi muncul tiba–tiba dan biasanya menyerang satu atau beberapa persendian. Sakit yang di rasakan penderita sering di mulai di malam hari, dan rasanya berdenyut-denyut atau nyeri seperti di tusuk jarum.
Persendian yang terserang meradang, merah, terasa panas dan bengkak. Pasien dapat mengeluhkan rasa demam, menggigil, hingga sulit berjalan.
Pada tahap ini, penderita mengalami serangan radang yang berulang-ulang tapi waktunya tidak menentu. Penderita kemudian masuk dalam keadaan sehat selama rentang waktu tertentu.
Rentang waktu setiap penderita berbeda-beda. Dari rentang waktu 1- 10 tahun. Namun rata-rata rentang waktunya antara 1-2 tahun.
Panjangnya rentang waktu pada tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa dirinya pernah menderita serangan gout arthritis akut. Atau menyangka serangan pertama kali yang dialami tidak ada hubungannya dengan penyakit gout arthritis.
Pada tahap ini masa kristal asam urat (tofi) menumpuk di berbagai wilayah jaringan lunak tubuh penderitanya.
Penumpukan asam urat yang berakibat radang sendi tersebut bisa juga di cetuskan oleh cedera ringan akibat memakai sepatu yang tidak sesuai ukuran kaki, selain terlalu banyak makan yang mengandung senyawa purin (misal jeroan), konsumsi alkohol, tekanan batin (stress), karena infeksi atau efek samping penggunaan obat–obat tertentu (diuretik).
Gambar 3. Tofus pada penderita gout artritis
Sumber gambar: www.alomedika.com/komunitas/topic/benjolan-pada-jari-tangan-dan-kaki
5. Spondyloartritis (radang sendi tulang belakang).
Spondiloartritis (SpA) merupakan penyakit radang sendi reumatik autoimun yang menyebabkan peradangan sendi kronis. Penyakit SpA berkaitan erat dengan faktor genetik, risiko seseorang terkena SpA semakin tinggi jika ada riwayat penyakit tersebut di keluarga.
Radang sendi akibat SpA pun dibagi menjadi 2, yaitu spondiloartritis aksial dengan keluhan dominan pada pinggang bawah, dan spondiloartritis perifer, di mana keluhan yang dominan adalah radang pada persendian lain (tidak simetris dan kurang dari 5 sendi), radang pada tempat tendon/ligamen menempel pada tulang, dan pembengkakan pada jari sehingga tampak seperti sosis (daktilitis).
Tidak jarang ada permasalahan lain yang didapati selain gejala radang sendi itu sendiri, seperti gejala psoriasis, uveitis, hingga penyakit Chron.
Gejala khas dari spondiloartrtitis aksial sendiri berupa:
Pencegahan agar kita tidak terkena penyakit spondiloartritis pun dengan menghindari faktor risiko seperti merokok, minum alkohol, kurang melakukan olahraga, dan mengobati penyakit akibat infeksi bakteri hingga tuntas.
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561