Penyebab lutut sakit ketika jongkok seringkali berawal dari cara tubuh menanggung beban saat melakukan gerakan. Aktivitas jongkok yang tampak sederhana sebenarnya melibatkan kerja otot dan sendi yang cukup kompleks. Ketika ada bagian yang tidak berfungsi optimal, tekanan berlebih menimbulkan rasa nyeri.
Dalam kondisi normal, jongkok yang dilakukan dengan posisi tubuh yang benar tidak seharusnya menimbulkan rasa sakit. Namun, pada sebagian penderita dengan riwayat cedera, peradangan, atau teknik gerakan yang kurang tepat, keluhan nyeri bisa muncul bahkan saat melakukan jongkok ringan.
Secara umum, jongkok adalah aktivitas aman dan bila dilakukan dengan benar, dapat melatih kekuatan tubuh bagian bawah. Namun, ketika terasa nyeri, artinya ada gangguan pada struktur lutut penderitanya. Berikut ini beberapa penyebab yang paling sering:
Kesalahan posisi tubuh menjadi salah satu faktor paling umum. Ketika lutut menanggung beban terlalu besar karena tubuh condong ke depan, tekanan yang seharusnya diserap otot paha justru tertuju pada sendi lutut. Akibatnya, rasa nyeri muncul di sekitar tempurung atau bagian dalam sendi.
Jika keluhan tetap terjadi meski teknik sudah diperbaiki, kemungkinan terdapat masalah struktural yang memerlukan pemeriksaan medis.
Nyeri pada lutut dapat terjadi akibat peregangan atau penggunaan sendi secara berlebihan, terutama saat berolahraga. Gerakan memutar lutut secara tiba-tiba atau posisi jongkok yang kurang tepat juga berpotensi menyebabkan keseleo. Kondisi ini biasanya disertai rasa nyeri dan pembengkakan di sekitar lutut.
Cedera tersebut dapat membuat aktivitas seperti jongkok atau latihan lain yang melibatkan sendi lutut terasa menyakitkan. Dalam beberapa kasus, seseorang yang mengalami keseleo lutut juga dapat mengalami kesulitan untuk berjalan atau menumpu berat badan pada kaki yang cedera.
Tekanan berlebih pada lutut saat melakukan berjongkok dengan beban dapat memicu berbagai kondisi, salah satunya sindrom nyeri patellofemoral. Sindrom ini ditandai dengan rasa nyeri di sekitar tempurung dan bagian depan lutut, yang biasanya muncul saat berjongkok.

Lutut sakit ketika jongkok karena sindrom ini dapat dialami siapa pun, namun lebih sering terjadi pada pasien yang aktif berolahraga, sehingga sering disebut sebagai “lutut pelari” atau “lutut pelompat”.
Ketika jaringan tendon di sekitar lutut mengalami peradangan akibat penggunaan berulang atau tekanan berlebih, tendonitis bisa saja terjadi. Penderitanya sering merasakan nyeri di antara tempurung lutut dan tulang kering, terutama setelah berlari atau melompat. Jika tidak ditangani, peradangan dapat menjadi kronis.
Ketika seseorang menderita arthritis di bagian lutut, sendi lutut akan terasa nyeri dan meradang, Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan fungsi sendi. Jenis yang paling umum adalah osteoartritis, yang terjadi ketika tulang rawan pelindung di sekitar lutut mulai menipis.
Gejalanya berupa nyeri, pembengkakan, dan rasa kaku terutama setelah lama beristirahat. Sementara rheumatoid arthritis dan arthritis pasca trauma juga dapat menimbulkan keluhan serupa, hanya berbeda pada penyebab dasarnya.
Cedera berat dapat menyebabkan robekan pada tendon atau tulang rawan lutut. Gejalanya meliputi nyeri tajam, kesulitan berjalan, serta perubahan posisi tempurung lutut. Hal ini bisa terjadi akibat pukulan, lompatan, atau tendon yang melemah.
Penderitanya perlu menggunakan penyangga lutut selama aktivitas fisik setelah tendonnya robek. Dalam kasus tertentu, terapi fisioterapi dapat membantu pemulihan, tetapi pembedahan mungkin diperlukan bila robekan cukup besar.
Pita iliotibial adalah jaringan yang membentang dari panggul hingga sisi luar lutut. Ketika jaringan ini mengalami peradangan, gesekan yang terjadi saat jongkok atau menekuk lutut dapat memicu rasa nyeri di bagian luar sendi.

Kondisi ini sering dialami pelari atau individu yang tidak melakukan peregangan dengan benar sebelum berolahraga.
Mengetahui penyebab lutut sakit ketika jongkok membantu menentukan langkah penanganan yang tepat. Dalam banyak kasus, rasa nyeri dapat dikurangi melalui penyesuaian aktivitas dan perawatan sederhana di rumah sebelum memerlukan intervensi medis. Berikut beberapa cara efektif yang dapat dilakukan:
Ketika lutut terasa nyeri, penting untuk memperhatikan pola gerak tubuh sepanjang hari. Penderitanya mungkin perlu mengubah rutinitas olahraga atau menghentikan sementara aktivitas yang menimbulkan tekanan berlebih pada sendi.
Jika ingin tetap aktif, latihan berdampak rendah seperti berenang, bersepeda, atau aerobik air dapat menjadi alternatif yang lebih aman bagi lutut.
Metode ini mencakup empat langkah utama, yaitu Protect, Rest, Ice, Compress, dan Elevate. Istirahat dilakukan dengan menghindari aktivitas yang memperparah nyeri. Kompres dingin menggunakan es selama sekitar 20 menit beberapa kali sehari membantu mengurangi peradangan.
Gunakan kain tipis sebagai pelindung antara es dan kulit. Balutan elastis dapat dipakai untuk memberikan tekanan ringan tanpa menghambat aliran darah, sementara posisi lutut sebaiknya ditinggikan agar pembengkakan cepat mereda.
Apabila nyeri disebabkan oleh kekakuan sendi atau artritis, kompres hangat dapat membantu mengurangi nyeri. Suhu hangat membantu melancarkan aliran darah dan membuat otot di sekitar lutut lebih rileks.
Kompres hangat dapat dilakukan menggunakan bantal pemanas atau handuk basah hangat. Cara ini tidak disarankan jika lutut sedang bengkak karena dapat memperburuk peradangan.
Obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen sering direkomendasikan untuk mengatasi peradangan ringan. Alternatif lainnya adalah krim atau gel yang mengandung capsaicin (senyawa alami dari cabai) yang dapat dioleskan beberapa kali sehari untuk mengurangi nyeri lokal.
Penggunaan obat sebaiknya mengikuti anjuran dokter, terutama bila nyeri berlangsung lebih dari beberapa hari.
Pijat oleh terapis profesional dapat membantu mengendurkan otot di sekitar lutut, memperbaiki sirkulasi, dan mengurangi ketegangan akibat penggunaan berlebihan. Teknik pijat olahraga sering digunakan untuk menangani cedera akibat aktivitas fisik intensif.
Jika perawatan mandiri tidak lagi memberikan hasil, atau gejala justru memburuk, segera konsultasikan dengan dokter.
Pada pemeriksaan awal, dokter akan menanyakan beberapa hal berkaitan dengan keluhan Anda, seperti kapan nyeri mulai dirasakan, bagaimana frekuensinya, aktivitas yang memicu rasa sakit atau apakah ada aktivitas yang baru dimulai atau dilakukan akhir-akhir ini.
Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin akan dilakukan pemeriksaan tambahan untuk memastikan diagnosis, misalnya dengan USG atau rontgen. Setelah diagnosis dipastikan, penanganan akan diberikan sesuai dengan diagnosis dan kondisi masing-masing pasien.
Memahami penyebab lutut sakit ketika jongkok penting untuk mencegah nyeri semakin berat. Untuk konsultasi dan penanganan lutut sakit, konsultasikan dengan dokter-dokter ahli kami di Flex Free Clinic.
Referensi:
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561