Dampak Bed Rest (Tirah Baring) Lama pada Sistem Muskuloskeletal

Jumat, 03 April 2020
dr. Shannia Tritama
Jumat, 03 April 2020
dr. Shannia Tritama

Tirah baring adalah suatu keadaan ketika kita tidak dapat bergerak secara aktif dan berbaring selama hampir kurang lebih 24 jam setiap hari sebagai akibat adanya gangguan pada organ tubuh baik fisik maupun mental. Tirah baring dapat terjadi pada pasien dengan cedera kepala, stroke, penyakit kronis, penurunan kesadaran dan lain-lain.

Pada tahun pertengahan 1860 tirah baring memang sengaja dilakukan untuk mengurangi aktivitas tubuh, mengurangi kebutuhan oksigen tubuh sehingga tubuh dapat fokus pada proses penyembuhan.

Tetapi sejak tahun 1940 cara ini sudah semakin mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan, pada saat itu ditemukan bahwa tentara perang yang hanya menghabiskan waktu sebentar di ranjang mengalami proses penyembuhan luka dan infeksi yang lebih cepat. Tirah baring dengan jangka waktu lama dapat menimbulkan banyak komplikasi pada sistem tubuh.

Pengaruh Tirah Baring Lama pada Tubuh

Pada dasarnya tubuh kita dirancang untuk bergerak. Aktivitas fisik yang baik akan membuat tubuh kita berfungsi secara maksimal. Kondisi tirah baring lama akan menyebabkan tubuh mengalami berbagai penurunan fungsi secara sistematis yang disebut dengan dekondisi.

Mulai 24-48 jam, tubuh akan mulai melakukan adaptasi perlahan dan menurunkan berbagai aktivitas mulai dari sistem kardiovaskular sampai pada sistem lain, seperti sistem pernapasan, sistem hormonal dan sampai sistem muskuloskeletal.

Pengaruh Tirah Baring Lama pada Sistem Muskuloskeletal (Otot, Tulang dan Sendi)

Perlu diketahui, otot adalah satu jaringan yang cukup besar dan mewakili sekitar 45% dari total berat tubuh. Sistem muskuloskeletal yang terdiri dari otot, sendi dan tulang akan berkerja sama dengan saraf untuk menghasilkan pergerakan yang berfungsi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Kerusakan pada salah satu dari sistem muskuloskeletal akan mengakibatkan peningkatan risiko cedera.

Kekuatan otot diatur dan dipertahankan oleh frekuensi tegangan maksimum kontraksi otot. Tirah baring akan meniadakan kontraksi otot sehingga sangat berpengaruh pada menurunnya kekuatan dan hilangnya sel otot diperkirakan sebesar 10-15% per minggu atau 5,5% setiap harinya.

Atrofi (pengecilan) otot

Atrofi Otot

(Sumber gambar: www.medicalnewstoday.com)

Bahkan tirah baring dengan imobilisasi selama 3-5 minggu cukup dapat menghilangkan kekuatan otot sampai setengah dari normal. Selain itu, otot juga akan memendek dan atrofi (massa otot berkurang) jika dipertahankan pada posisi tersebut.

Otot-otot anti gravitasi adalah sekelompok otot yang bekerja dengan melawan gaya gravitasi untuk mempertahankan posisi tubuh dan postur. Sekelompok otot ini akan kehilangan protein kontraktil termasuk kolagen apabila tidak digunakan, contohnya otot leher, otot perut, otot paha dan otot pantat. Otot inilah yang paling terkena dampak dari tirah baring.

Tendon, ligamen dan sendi artikular membutuhkan pergerakan untuk tetap dapat mempertahankan kelenturannya. Tirah baring yang lama dapat menyebabkan struktur ini menjadi kontraktur (pemendekan permanen). Saat pergerakan terbatas, aktivitas metabolisme sendi mengalami perubahan kemudian terjadi pemadatan kolagen dan pemendekan serat. Hasilnya fleksibilitas sendi akan menurun.

Perubahan ini dapat terjadi setelah 6 hari tirah baring tanpa imobilisasi dan dapat menetap bahkan setelah beraktivitas normal. Sendi yang paling sering terkena dampaknya adalah sendi lutut, sendi panggul dan sendi pergelangan kaki karena sulitnya mencapai ekstensi maksimal saat posisi tiduran.

Fungsi utama dari tulang adalah sebagai penopang tubuh dan penjaga keseimbangan kalsium, mineral, dan fosfor. Tirah baring lama akan meningkatkan aktivitas osteoklast yang mendegradasi kalsium sehingga berakibat menurunnya kepadatan.

Aktivitas osteoklast ini secara tidak langsung juga berperan pada sirkulasi kalsium dalam darah. Apabila tirah baring berlanjut maka akan terjadi, penumpukan kalsium pada ginjal yang berakibat pembentukan batu ginjal.

Bagaimanakah Cara untuk Meminimalisir Hal Tersebut?

Dokter spesialis rehabilitasi akan menganjurkan pasien untuk melakukan mobilisasi dini pada waktu tertentu. Tindakan ini dapat dilakukan mulai dari perawatan intensif sampai dengan perawatan biasa. Tetapi tentunya, tindakan ini harus melalui saran dari dokter rehabilitasi karena setiap penyakit memiliki kompleksitas masing-masing.

Pasien dengan stroke tentunya akan berbeda perlakuannya pada pasien fraktur dan lain lain. Dokter spesialis rehabilitasi akan menentukan penilaian dan mobilisasi yang tepat terkait penyakit kronis dan mobilisasi yang dilakukan pada pasien dengan tirah baring.

Target mobilisasi juga perlu didiskusikan bersama dengan keluarga pasien dan pasien apabila memungkinkan. Pada intinya mobilisasi adalah hal yang sangat penting untuk mencegah komplikasi tirah baring yang lama.

Sementara itu, untuk pasien yang berada di rumah ada beberapa hal yang dapat dilakukan misalnya:

  • Perubahan posisi tiap 2 jam

Perubahan posisi ini dapat dilakukan dengan posisi miring ke kanan dan miring ke kiri yang dilakukan secara bergantian setiap 2 jam. Perubahan ini dapat dikombinasikan dengan sedikit menepuk bagian punggung atau dada depan untuk membantu mengeluarkan sekret.

  • Menggerakan lengan dan tungkai bawah

Gerakan latihan untuk pasien tirah baring

(Sumber gambar: adahome.care)

Gerakan dilakukan dengan hati-hati dan harus memperhatikan apabila terdapat nyeri. Gerakan yang dapat dilakukan misalnya peregangan secara perlahan, fleksi dan ekstensi.

  • Bed Reclining Exercise

Mengatur posisi duduk pasien dari 0° menjadi 90° secara bertahap. Posisi duduk yang tegak dapat meningkatkan pertukaran gas dan mengurangi penumpukan dahak.

  • Latihan Pernapasan (Pursed Lip Breathing)

Latihan pernapasan untuk mengurangi kekakuan otot

(Sumber gambar: www.breathinglabs.com)

Latihan pernapasan ini bertujuan untuk mengurangi kekakuan otot pernapasan dan membersihkan jalan napas. Posisi bahu relaks, lakukan dengan posisi duduk. Kemudian, Tarik napas melalui hidung tahan sampai 2-3 detik. Hembuskan napas perlahan melalui mulut perlahan selama 4-6 detik dengan bibir seperti meniup lilin. Gerakan ini dapat diulangi sampai beberapa kali.

Peran keluarga sebagai caregiver tentunya sangat penting. Pasien tirah baring lama harus diberikan dukungan emosional dan perhatian dalam melakukan perawatan.

 

 

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut ataupun bantuan terkait dengan pasien dengan tirah baring lama, silakan hubungi klinik kami. 

 

 

Referensi:

  • http://www.scielo.br/pdf/rbgg/v21n4/1809-9823-rbgg-21-04-00499.pdf
  • https://perdosri.or.id/mobilisasi-dini-kapan-sebaiknya-diberikan/
  • https://www.bestshowerchairs.com
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4600281/

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561