Ketika akan menjalani operasi tulang dan sendi, selain menjelaskan prosedur operasi, dokter juga akan memberitahukan pasien rencana pasca operasi, termasuk terapi fisik, terapi okupasi dan pengobatan nyeri.
Rencana pasca operasi setiap pasien dapat berbeda-beda bergantung pada jenis operasi dan riwayat kesehatan masing-masing individu.
Nyeri saat masa pemulihan adalah tanda bahwa tubuh sedang memulihkan diri. Nyeri dapat bervariasi antar pasien. Pasien yang menjalani operasi tulang belakang, tangan dan kaki, dapat merasa lebih nyeri dibandingkan operasi bagian tubuh lainnya.
Puncak nyeri biasanya pada minggu pertama setelah operasi dan lebih terasa di malam hari. Tujuan pengobatan nyeri setelah operasi tulang dan sendi adalah meminimalisasi nyeri sehingga Anda dapat merasa lebih nyaman, dapat beristirahat dengan baik, mengurangi stress, dan dapat segera bergerak dan bangun, sehingga risiko pembekuan darah juga berkurang.
Nyeri setelah operasi dapat berasal dari peradangan atau kerusakan otot atau jaringan lunak lainnya. Selain itu juga dapat berasal dari saraf yang mulai menyembuh.
Obat-obatan yang sering digunakan setelah operasi diantaranya:
Beberapa penanganan nyeri selain obat misalnya dengan:
TENS adalah alat yang digunakan untuk mentransmisikan arus listrik ke area tubuh yang nyeri.
TENS terdiri dari sebuah mesin yang memiliki sepasang elektroda yang ditempelkan ke kulit, dekat dengan sumber nyeri.
Banyak penelitian menyebutkan TENS bermanfaat untuk meredakan nyeri setelah pembedahan, maupun nyeri berkaitan dengan cedera, misalnya patah tulang dan terkilir.
Penggunaan TENS aman, tetapi tidak direkomendasikan untuk digunakan dengan teratur.
TENS mungkin tidak berhasil bila nyeri disebabkan karena masalah mental atau emosional, atau akibat ketergantungan obat.
TENS harus dihindari pada kondisi-kondisi tertentu, misalnya pada pasien yang menggunakan alat pacu jantung, sedang hamil, menderita epilepsy, retardasi mental, dan nyeri yang tidak diketahui sebabnya.
Continuous passive motion (CPM) adalah teknik di mana sendi digerakkan secara konstan menggunakan bidai mekanis untuk mencegah kaku sendi dan untuk meningkatkan rentang gerak sendi. Mesin CPM menggerakkan sendi tanpa diperlukan upaya dari pasien.
Bukti menunjukkan bahwa pada banyak kasus, imobilisasi dapat meningkatkan nyeri setelah pembedahan, oleh karena itu, “bergerak setelah operasi” diaplikasikan pada banyak masalah tulang dan sendi.
CPM diperkirakan paling efektif untuk rehabilitasi masalah:
CPM diyakini dapat meningkatkan nutrisi sendi, mencegah pembentukan jaringan parut, dan mencegah pemendekan otot di sekitar sendi.
Waktu yang paling tepat untuk menggunakan CPM adalah hari ke 2 hingga hari ke 7 setelah operasi, selama 4 hingga 6 jam sehari.
Bila Anda sudah dapat bergerak, baik aktif maupun pasif, tanpa CPM, maka penggunaan alat ini tidak bermanfaat. CPM juga tidak dapat menggantikan menjalani terapi dengan dokter atau terapis profesional. Penggunaannya harus berdasarkan rekomendasi dokter dan diawasi oleh terapis.
Akupuntur digunakan untuk meredakan nyeri lokal dan pembengkakan, selain itu juga untuk memberikan rasa relaksasi karena pelepasan zat nati nyeri tubuh yang alami yaitu endorphin.
Sejumlah ahli meyakini bahwa titik-titik akupuntur memiliki karakteristik listrik khusus yang dapat dimanipulasi menggunakan jarum yang tipis.
Ketika akupuntur dikombinasi dengan metode penanganan nyeri lainnya, akupuntur dapat membantu mengatasi beberapa jenis nyeri kronis, misalnya:
Karena titik-titik akupuntur bertanggung jawab untuk memproduksi efek di berbagai area berbeda di tubuh, Anda harus memberikan informasi yang jelas mengenai area nyeri dan intensitas nyeri yang Anda rasakan agar target penusukan jarum lebih tepat. Prosedur akupuntur biasanya berlangsung selama 30 menit.
Metode psikologis dapat efektif sebagai terapi tambahan untuk mengatasi nyeri setelah operasi tulang dan sendi.
Metode ini dapat mengurangi kebutuhan penggunaan obat-obatan nyeri. Beberapa contoh metode psikologis yang digunakan untuk mengatasi nyeri misalnya:
Pengobatan nyeri setelah operasi dengan menggunakan es atau terapi dingin sering digunakan bersamaan dengan pemakaian obat-obat anti nyeri.
Referensi:
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561