Thoracic Outlet Syndrome; Penyebab Nyeri Lengan dari Sulit Diangkat sampai Mengganggu Tidur

Senin, 08 Mei 2023
dr. Ferdinand Dennis K
Senin, 08 Mei 2023
dr. Ferdinand Dennis K

Keluhan nyeri lengan adalah satu gejala yang membawa pasien berobat ke klinik saya. Nyeri lengan mengganggu aktivitas, mengurangi produktivitas, dan mengusik waktu istirahat.

Nyeri lengan disebabkan oleh banyak faktor pencetus, karena banyaknya struktur yang malang melintang serta berperan dalam fungsi badaniah dari lengan manusia.

Salah satu penyebabnya adalah thoracic outlet syndrome. Dari namanya, dapat ditengarai penyebab dari kumpulan gejala (sindroma) nyeri lengan ini terdapat pada thoracic outlet.

Tapi apa sebenarnya TOS ini? Siapa saja yang berisiko mengalami TOS? Adakah terapi dan komplikasi dari TOS ini? Semuanya akan dibahas pada artikel berikut.

Apa itu thoracic outlet syndrome? Dan kenapa bisa menimbulkan nyeri lengan?

Thoracic outlet, atau dikenal dengan outlet dada, merupakan suatu struktur terowongan yang terdapat pada daerah batang tubuh, dibangun oleh struktur-struktur sekitar dada, serta dilalui oleh berbagai organ.

Terowongan ini merupakan suatu bangunan yang normal terdapat pada tubuh manusia, tetapi pada beberapa kondisi, dapat menimbulkan nyeri, yang disebut sebagai thoracic outlet syndrome.

Outlet dada terletak di bagian bawah leher, dimulai dari bagian atas belakang tulang selangka dan memanjang ke bagian atas lengan. Terowongan ini juga dibatasi oleh otot-otot besar pada bagian leher dan gelang bahu, seperti otot sternocleidomastoideus, otot skalenus, dan otot dada/pektoralis.

Pada outlet dada ini terdapat tiga penyempitan yang menjadi lokasi potensial jepitan pada struktur yang lewat.

Penyempitan pertama disebut segitiga interskalenus. Penyempitan ini dibatasi oleh otot skalenus anterior di bagian depan, otot skalenus medius pada bagian belakang, dan permukaan dari tulang iga pertama di bagian bawah.

Struktur penting yang melewati penyempitan ini adalah pleksus brakhialis yang mempersarafi pundak, bahu, lengan sampai tangan, serta arteri subklavia, suatu cabang dari pembuluh besar jantung (aorta) yang berfungsi memberikan suplai oksigen dan nutrisi pada hampir seluruh bagian lengan, leher, dan otak.

Penyempitan kedua disebut segitiga kostoklavikular yang dibatasi oleh tulang selangka pada bagian depan, oleh tulang iga pertama pada bagian belakang tengah, dan bagian atas tulang belikat pada belakang luar.

Bagian ini terletak lebih bawah dari penyempitan pertama, dan masalah bawaan lahir, cedera pada tulang iga pertama, serta gangguan pada otot subklavia dapat menjepit struktur-struktur pleksus brakhialis, arteri dan vena subklavian sehingga mencetuskan nyeri.

Penyempitan terakhir disebut ruang subkorakoid, terletak di bawah penonjolan korakoid dari tulang belikat dan urat tendon dari otot pektoralis minoris (otot dada kecil). Masalah pada otot dada (pektoralis mayor) seperti pemendekan dan kekakuan dapat menimbulkan jepitan pada ruang yang menyempit ini, dan menimbulkan nyeri saat terjadi gerakan hiperabduksi lengan (mengangkat lengan ke atas).

Thoracic outlet syndrome (TOS) merupakan suatu kondisi nyeri lengan yang dicetuskan oleh jepitan struktur-struktur pembuluh darah dan saraf yang melalui daerah-daerah pada outlet dada.

Penyebab-penyebabnya dapat dibagi menjadi bawaan dan didapat. Penyebab-penyebab bawaan biasanya ditimbulkan oleh kelainan bawaan sejak lahir seperti kelainan bentuk otot, penonjolan tulang iga, dan variasi letak arteri atau vena subklavia terhadap otot skalenus

Penyebab yang didapat, misalkan seperti postur sehari-hari yang kurang ideal, payudara yang relatif terlalu besar bagi ukuran tubuh, patah tulang selangka, patah tulang iga, cedera pada leher (hiperekstensi, whiplash), dan gerakan berulang yang berlebih, seperti duduk di depan komputer terlalu lama.

Kelainan pada otot skalenus seperti pemendekan dan kelemahan otot-otot punggung atas (trapezius, rhomboid, dan levator skapula) serta pembesaran dan kekakuan otot skalenus dapat juga berkontribusi dalam jepitan saraf dan pembuluh darah yang melalui outlet dada.

Selain thoracic outlet syndrome, apa lagi yang dapat menimbulkan nyeri lengan?

Nyeri lengan dicetuskan oleh berbagai sebab. Masalah pada tulang, otot (beserta urat tendonnya), sendi, pembuluh darah, dan saraf dapat mencetuskan nyeri lengan.

Penyebab nyeri lengan dapat dicari dengan menganalisis karakteristik nyerinya sendiri. Nyeri sendiri didefinisikan sebagai pengalaman tidak menyenangkan, baik secara sensasi maupun emosional yang terkait dengan adanya kerusakan jaringan maupun potensi kerusakan jaringan.

Nyeri sendiri digadang-gadang sebagai tanda vital ke-5 setelah tekanan darah, jumlah denyut nadi, jumlah pernapasan, dan suhu karena keluhan nyeri sendiri telah menjadi pencetus utama beban ekonomi dan kesehatan, sehingga harus ditelaah dengan tepat, tidak hanya nyeri itu sendiri, tetapi juga penyebab langsung dari nyeri harus dicari dengan teliti sehingga penyembuhan pasien dapat maksimal.

Masalah tulang lengan yang dapat mencetuskan nyeri diantaranya adalah patah tulang, infeksi pada tulang dan jaringan lunak sekitarnya (osteomyelitis), serta keganasan pada tulang. Semua kondisi ini harus disingkirkan terlebih dahulu pada seseorang yang mengalami keluhan nyeri lengan.  

Pada patah tulang biasa didapatkan riwayat trauma atau cedera seperti terjatuh atau kecelakaan kendaraan bermotor, tapi tidak semua cedera demikian bisa menimbulkan suatu nyeri lengan.

Pemeriksaan fisik pada lengan dapat menyingkirkan atau mengonfirmasi kecurigaan patah tulang, seperti kesulitan mengangkat lengan, terdapat memar atau suara ‘krek-krek’ saat lengan digerakkan, serta pada patah tulang terbuka, patahan tulang dapat menembus otot dan daging serta kulit di sekitarnya, dan menembus keluar.

Infeksi tulang dan jaringan lunak di sekitarnya disebut osteomyelitis. Pada kondisi ini, nyeri lengan biasa disertai demam, riwayat luka pada daerah sekitar nyeri atau penggunaan jarum suntik yang tidak steril. Pada osteomyelitis kulit di sekitar tulang yang terinfeksi akan berwarna merah dan mengkilap, teraba hangat atau panas, serta dapat muncul lepuh pada bagian kulit.

Osteomyelitis dapat menyebar dari satu tulang ke tulang lainnya, dan memerlukan pengobatan antibiotik serta operasi untuk membersihkan infeksi.

Kanker pada tulang dapat menimbulkan gejala patah dan seperti osteomyelitis, tapi yang membedakan adalah, patah tulang pada kanker terjadi serta-merta dan biasanya didahului oleh cedera yang tidak terlalu berat.

Benturan ringan saja dapat menimbulkan patah pada tulang yang mengalami keganasan. Nyeri lengan pada kanker tulang lengan biasanya bertambah berat tanpa pencetus yang jelas, serta disertai gejala lain seperti penurunan berat badan yang drastis, hilangnya nafsu makan, demam yang tidak diketahui sebabnya, serta munculnya benjolan pada tulang yang mengalami keganasan.

Masalah sendi yang dapat menimbulkan nyeri lengan beragam. Sendi pada lengan atas adalah sendi bahu (glenohumeral), sendi skapulotorasik (antara tulang belikat dan dada), sendi akromioklavikular (antara tulang belikat dan selangka), dan sendi sternoklavikular (antara tulang selangka dengan dada).

Sendi siku terdiri dari tiga pertemuan tulang, yaitu tulang lengan atas (humerus) dengan tulang hasta (ulna), pengumpil (radius) dan antara tulang hasta dan pengumpil itu sendiri.

Seluruh sendi ini dapat mengalami kondisi-kondisi yang mencetuskan nyeri, seperti radang (osteoartritis yang disebabkan karena proses degeneratif, artritis gout yang disebabkan karena kadar asam urat yang berlebih, artritis rheumatoid yang disebabkan karena proses autoimun), keganasan (kondrosarkoma pada tulang rawan sendi), serta peradangan pada peredam kejut sendi (bursitis).

Terdapat empat otot pada lengan atas dan dua puluh otot pada lengan bawah beserta urat-urat tendonnya. Otot lengan atas berukuran relatif lebih besar dibandingkan otot lengan bawah dikarenakan fungsinya sebagai penggerak tulang lengan bawah yang juga relatif lebih besar dibandingkan tulang-tulang lengan yang harus digerakkan oleh otot lengan bawah.

Otot lengan bawah berjumlah lebih banyak karena gerakan yang muncul pada pergelangan dan tangan manusia haruslah lebih presisi dan halus. Otot-otot ini dapat mengalami kondisi yang disebut tendinosis, yaitu suatu kegagalan penyembuhan pada cedera urat tendon otot sebelumnya.

Pada kondisi tendinosis ini dapat juga terbentuk suatu endapan kapur pada serabut otot yang disebut sebagai tendinosis kalsifikasi. Robekan dan cedera otot dapat terjadi pada otot-otot lengan atas terutama otot biseps dan triseps. Riwayat mengangkat barang berat atau cedera sebelumnya dapat menjadi suatu penanda adanya cedera otot.

Struktur saraf dan pembuluh darah lengan biasa berjalan beriringan. Dengan fungsi sebagai penyuplai rangsang listrik saraf dan oksigen serta nutrisi untuk seluruh jaringan di lengan, penjepitan saraf atau sumbatan pembuluh darah akan mengganggu seluruh fungsi lengan.

Peradangan juga bisa terjadi pada pembuluh darah, seperti arteritis Takayasu dan jepitan saraf serta pembuluh darah seperti TOS dapat menimbulkan nyeri lengan.

Bagaimana dokter dapat mendiagnosis thoracic outlet syndrome? Dan apakah ada gejala lain dari penyakit ini?

Diagnosis penyebab dari thoracic outlet syndrome sendiri memiliki empat kategori, yaitu:

  • Thoracic outlet syndrome pembuluh arteri

Biasanya terjadi pada orang dewasa muda dengan aktivitas yang melibatkan lengan berlebihan seperti olahraga dengan gerakan melempar (kasti, baseball, dsb).

Keluhan juga disertai klaudikasio (nyeri hilang dan timbul), nyeri sampai pada tangan, pucat, tidak tahan dingin, kesemutan, dan biasa gejala-gejala ini muncul mendadak, tidak perlahan-lahan memberat.

  • Thoracic outlet syndrome pembuluh vena

Terjadi pada pasien remaja, ada bengkak dan kebiruan (sianosis) pada ujung-ujung jari. Keluhan juga dapat disertai perasaan seperti tangan menjadi lebih berat serta keluhan saraf seperti baal dan kesemutan.

  • Thoracic outlet syndrome saraf

Pada kejadian TOS saraf, keluhan seringkali dirasakan pada malam hari hingga membangunkan penderita dari tidurnya. Keluhan disertai kelemahan anggota gerak dan gangguan saraf seperti kesemutan dan baal.

Walaupun pasien merasakan kelemahan anggota gerak, tapi pemeriksaan cenderung normal.

  • Thoracic outlet syndrome yang sebenarnya

Pada TOS yang sebenarnya, terdapat riwayat trauma pada leher disertai kelemahan otot yang melemah pada pemeriksaan.

Keluhan juga disertai gangguan saraf seperti kesemutan dan baal, tidak tahan terhadap suhu dingin, dan juga dapat muncul keluhan nyeri kepala belakang

Pemeriksaan-pemeriksaan fisik khusus lain dapat dilakukan oleh dokter untuk menentukan apakah keluhan nyeri lengan dicetuskan oleh thoracic outlet syndrome atau bukan. Berikut adalah tes-tes khusus yang dapat dilakukan:

  • Tes Roos/elevated arm stress: pasien menekuk lengan ke luar sebesar 90o dan pemeriksa menekan tulang belikat penderita ke bawah sembari penderita membuka-tutup jari-jari tangan sisi yang diperiksa.

Apabila gejala-gejala thoracic outlet syndrome muncul dalam sembilan puluh detik, maka tes ini dinyatakan positif.

  • Tes Adson: pasien diminta memutar kepala dan mengangkat dagu ke sisi yang sakit. Apabila denyut nadi pergelangan tangan hilang atau berkurang, maka tes ini positif, menunjukkan adanya penekanan komponen pembuluh darah yang tertekan oleh otot skalenus atau tulang iga.
  • Tes Wright: lengan pasien diangkat ke atas kepala, apabila ada penurunan jumlah atau hilangnya denyut nadi, maka tes dinyatakan positif, menunjukkan bahwa arteri di ketiak tertekan oleh otot pektoralis minoris atau penonjolan korakoid
  • Cyriax release: posisi penderita duduk atau beridri, pemeriksa berdiri di belakang pasien dan memegang bagian bawah lengan bawah, memegang siku yang ditekuk pada sudut 80o.

Pemeriksa lalu menekuk tubuh penderita ke belakang dan membantu mengangkat gelang bahu penderita. Posisi ini dipertahankan selama tiga menit, dan apabila terdapat kesemutan dengan atau tanpa baal, maka pemeriksaan dinyatakan positif

  • Tekanan supraklavikular: pasien duduk dengan lengan di samping, pemeriksa menempatkan ibu jari pada otot skalenus dan jari lain pada otot trapezius, ditekan selama tiga puluh detik, dan apabila ada keluhan nyeri atau kesemutan, maka tes ini dinyatakan positif.
  • Perasat kostoklavikular: Tes ini dilakukan dengan meminta pasien menekuk bahu ke depan dan menekuk dagu ke arah dada. Apabila gejala berkurang, maka tes ini positif

Pemeriksaan lain seperti elektromyografi untuk mendeteksi adanya penurunan hantaran listrik dari saraf ke otot. Jepitan pembuluh darah dan gangguan pada otot serta tulang dapat diperiksa menggunakan pencitraan seperti CT-scan dan MRI.

Apakah thoracic outlet syndrome dapat diobati dan diterapi?

Pengobatan gejala nyeri dapat dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan anti-nyeri dan radang.

Walaupun gejala akan berkurang, tapi tanpa mengatasi jepitan pada struktur saraf dan pembuluh darah, gejala akan timbul kembali. Jepitan yang parah akan menghalangi aliran darah ke lengan dan tangan, sehingga memerlukan operasi.

Terapi fisik dapat digunakan untuk mengatasi thoracic outlet syndrome, yang dibagi menjadi dua tahap disertai terapi olahraga. Tujuan dari terapi thoracic outlet syndrome tahap satu adalah mengatasi gejala nyeri lengan pada pasien.

Terapi tahap satu biasa dibarengi dengan edukasi pada pasien mengenai postur tubuh yang baik dan pembatasan aktivitas yang memperberat gejala.

Penderita juga akan diajarkan mengenai postur saat tidur untuk mengurangi terbangun malam hari karena sakit. Pada tahap satu, pemeriksaan Cyriax release yang sudah dijelaskan di segmen sebelumnya dapat berguna karena meringankan gejala.

Terapi tahap kedua dilakukan saat gejala pasien sudah terkontrol di tahap pertama. Tujuan dari tahap kedua ini adalah mengembalikan fungsi dari lengan serta menarget langsung penyebab jepitan pada thoracic outlet syndrome.

Terapi tahap kedua melibatkan penguatan otot-otot seperti levator skapula, sternokleidomastoideus, dan trapezius bagian atas. Otot-otot tersebut melebarkan penyempitan pada outlet dada. Peregangan dilakukan pada otot-otot yang berpotensi menjepit pembuluh darah dan saraf seperti otot skalenus, pektoralis, dan trapezius bagian bawah untuk menghindari kekakuan.

Bagaimana dengan komplikasinya? Adakah kondisi penyulit dan pemberat dari thoracic outlet syndrome ini?

Penjepitan saraf dan pembuluh darah dapat menimbulkan berbagai macam masalah. Penjepitan total dari arteri yang menyuplai oksigen dan nutrisi bagi komponen organ penyusun lengan dapat menimbulkan masalah serius seperti kematian organ yang memerlukan intervensi bedah saat itu juga.

Kematian organ yang tidak tertolong lagi akan memerlukan amputasi dari organ tersebut, dan menimbulkan kecacatan. Hal ini dapat dicegah dengan deteksi dini dari sebab thoracic outlet syndrome dan penanganan yang tepat dan maksimal.

 

Untuk keterangan dan informasi lebih lanjut, hubungi Klinik Flex Free agar Anda bebas beraktivitas, bebas berkarya, dan bebas nyeri setiap hari.

  • Klinik Flex Free Jakarta: Ruko Italian Walk, Jl. Boulevard Bar. Raya No.19, RT.18/RW.8, West Kelapa Gading, Kelapa Gading, North Jakarta City, Jakarta 14240; telepon (021) 29364016
  • Klinik Flex Free Bandung: Jalan Terusan Pasir Koja No.153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat 40424; telepon (022) 20580806
  • Klinik Flex Free Jakarta Selatan: The Bellezza Shopping Arcade, lantai dasar unit SA58-60 (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau no. 34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12210; telepon (021) 25675561

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561