Berikut ini adalah pengalaman Ibu Rina Wismarani (51 tahun) berobat di klinik Flex Free dengan keluhan nyeri sendi lutut.
3 bulan lalu, saya pergi berjalan-jalan bersama keluarga. Itu adalah ulang tahun putri bungsu saya yang ke 17 tahun.
Kami hendak menyewa vila, namun vila di daerah tersebut sudah penuh. Akhirnya, kami bermalam di sebuah hotel sederhana. Hotel dengan 3 lantai. Karena ramai juga, kami mendapat kamar di lantai 3.
Awalnya enggan, namun terpaksa bermalam di sana karena hari sudah mulai gelap. “Untuk hari ini saja bu, besok kita pindah ke vila”, kata putri bungsu yang sedang berulang tahun.
Mengikuti keinginan sang putri bungsu, akhirnya kami menginap di hotel tersebut hanya untuk 1 malam.
Karena hanya hotel sederhana, tidak ada lift, ataupun eskalator, hanya ada tangga yang menghubungkan ketiga lantai.
Saya naik perlahan-lahan. Satu demi satu anak tangga saya naiki. Hingga sampailah ke lantai 3. Masuk ke kamar untuk menghalau lelah.
Namun, ada hal yang tak biasa. Lutut saya yang memang sudah berusia setengah abad ini. Terasa lebih berat dan sakit, terutama pada lutut kanan.
“Apakah ini karena saya menaiki tangga? Ah, nanti juga membaik”, pikir saya.
Namun pemikiran saya ternyata salah. Sudah sebulan sejak saat itu, lutut saya masih belum membaik. Terkadang, nyerinya juga semakin terasa. Terlebih jika sedang duduk dan ingin berdiri.
Teman-teman komplek yang sesekali datang pun ternyata memperhatikan. Kemudian memberi saran untuk pergi ke dokter.
Setelah memantapkan hati dan didukung oleh keluarga, Saya pun akhirnya periksa ke dokter. Dokter bilang ini penyakit nyeri lutut. Osteoarthritis nama medisnya.
Semakin tua, semakin sering terkena penyakit tersebut. Karena semakin tua, produksi tulang rawan dan pelumas sendi semakin berkurang. Sehingga mudah terkena osteoartritis.
Begitu kata dokternya. Dokter Arif Soemarjono namanya. Ia adalah Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Sp. KFR).
Spesialisnya lulusan Universitas Indonesia. Beliau juga belajar di Amerika. Sudah mengikuti banyak kursus dan pelatihan dari seluruh dunia juga.
Pengalaman dan keahliannya dalam bidang tulang dan sendi pun banyak. Mulai dari rehabilitasi medis, hingga penggunaan berbagai alat.
Tak hanya itu, dokter Arif juga sudah mendapatkan sertifikasi khusus. Untuk penggunaan alat-alat Musculoskeletal Sonography.
Beliau mendapatkan gelar RMSK pada Juli 2023, dan menjadi yang pertama di Indonesia.
Setelah bertemu, saya jadi yakin untuk mempercayakan lutut kanan pada dokter Arif. Saya bertanya “Apakah harus dioperasi, dok?”
Saya takut, karena tetangga bilang, penyakit seperti ini biasanya akan dioperasi.
Untungnya dr. Arif bilang bahwa saya tidak perlu dioperasi. Hanya akan diterapi dengan alat terlebih dahulu.
Akhirnya saya lega, dan menjalani 11 kali pengobatan nyeri lutut kanan.
Setelah 11 kali, saya merasa lutut kanan saya sudah bisa bergerak seperti biasanya. Tanpa operasi, tentunya membuat saya sungguh lega.
Pada kunjungan pertama, saya berkonsultasi pada dokter. Saya menceritakan bagaimana kondisi lutut saya. Terutama lutut kanan yang sakit sejak 3 bulan lalu.
dr. Arif pun melihat kondisi lutut saya dengan alat USG. Kemudian menggunakan alat bernama ESWT.
Kata dokter, alat ini adalah alat dengan teknologi tinggi. Menggunakan gelombang kejut yang efektif untuk memperbaiki sendi. Sehingga sendi tidak perlu dioperasi, hanya perlu diperbaiki dengan alat canggih.
Setelah itu, dokter memberikan suntikan, namanya injeksi PRP.
Suntikan ini berfungsi meningkatkan proses penyembuhan sel yang rusak. Termasuk juga memperbaiki sel sendi saya yang rusak. Agar nyeri sendi dapat berkurang.
Tak hanya itu, di pertemuan pertama ini saya juga diberikan obat. Diberikan juga penyangga lutut untuk mengurangi gesekan dan pergerakan lutut kanan. Agar tidak semakin sakit saat berjalan.
Masih pertemuan pertama, namun tindakan yang dilakukan dr. Arif sudah banyak sekali. Hal ini membuat saya ingin secepatnya datang lagi, agar bisa terus sembuh.
dr. Arif kemudian menyuruh saya datang 1 minggu kemudian.
Pertemuan kedua, saya kembali di-USG. Kemudian juga kembali menggunakan alat gelombang kejut yang telah digunakan juga pada pertemuan pertama.
Tak hanya itu, dokter juga menggunakan alat lain. Nama alatnya TENS kata dokter. Dengan listrik bertegangan rendah, alat tersebut dapat membantu mengurangi nyeri. Bahkan tanpa meminum obat.
Saya juga diberikan terapi laser. Terapi dengan alat-alat tersebut tidak dilakukan sekali, tetapi berkali-kali hingga terasa perbedaan pada lutut saya.
Dokter Arif sudah punya sertifikasi dan pelatihan untuk menggunakan alat-alat tersebut.
Pada pertemuan ketiga, setelah diterapi dengan berbagai alat, Dokter Arif meminta saya untuk latihan lutut. Agar mengetahui apakah pengobatannya sudah memiliki perkembangan.
Pertemuan keempat dan kelima saya kembali di-USG.
Kemudian diberikan suntikan di lutut. Suntikan itu adalah cairan pelumas sendi, untuk mengganti pelumas sendi dalam tubuh saya yang sudah berkurang.
Pertemuan keenam hingga ke sebelas,
Saya kembali di terapi dengan alat-alat. Ada alat ESWT, TENS, Laser. Saya juga mendapatkan obat.
Dokter bilang pengobatan ini tergantung pada kondisi pasien.
Selama 11 kali pengobatan tersebut, Dokter Arif menggunakan berbagai alat. Dengan total menggunakan 4 alat canggih dan modern. Ditambah dengan terapi rehabilitasi dan obat-obatan.
Kata Dokter Arif, semua alat-alat ini memiliki tujuan terapi.
Tujuan terapi untuk lutut ada banyak. Mulai dari:
mencegah operasi dini, menghilangkan nyeri, memperbaiki dan mempertahankan fungsi lutut.
Semua bertujuan agar lutut saya bisa kembali seperti sedia kala,
Hingga saya pun tetap memiliki kualitas hidup yang baik.
Juga dapat beraktivitas kembali dengan baik dan bebas nyeri seperti biasanya.
Setelah 11 kali pengobatan, selama sekitar 3 bulan, lutut saya mulai terasa seperti sedia kala. Tidak ada nyeri lagi pada lutut kanan seperti sebelumnya.
Bisa sembuh dari nyeri lutut tanpa operasi adalah hal yang perlu saya syukuri.
Saya juga berterima kasih kepada dokter Arif, serta klinik Flex Free, karena membantu saya menyembuhkan lutut tanpa operasi.
Dokter Arif bisa ditemui di Klinik Flex Free Cabang Bandung, pada hari Senin hingga hari Kamis.
Juga bisa ditemui di Klinik Flex Free Cabang Jakarta Utara, pada hari Jum’at dan Sabtu.
Klinik Flex Free memiliki beberapa cabang.
Di Jakarta terdapat 2 cabang, yaitu di Jakarta Utara dan Jakarta Selatan. Ada pula 1 cabang di Bandung.
Selain mengobati nyeri lutut, klinik ini juga menangani masalah otot, tulang dan sendi lainnya. Termasuk keluhan tulang belakang, penyakit saraf terjepit.
Tak hanya itu, selain pengobatan, ada juga fisioterapi maupun exercise yang dapat dilakukan di klinik Flex Free sebagai upaya untuk mengatasi keluhan atau masalah muskuloskeletal (otot, tulang dan sendi) pasien, termasuk pengobatan pasca cedera olahraga.
Terima kasih kepada klinik Flex Free dan dokter Arif, karena kini lutut kanan saya sudah sembuh total.
Dengan menggunakan pengobatan yang modern dan canggih, serta tanpa prosedur yang saya takuti, yaitu operasi.
Kini saya bisa berjalan kembali seperti biasa berkat klinik Flex Free.
- Rina Wismarani -
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561