Kesemutan dan nyeri pada telapak dan jari tangan pasti menimbulkan rasa tidak nyaman pada penderitanya. Kesemutan yang terjadi pada tangan merupakan pertanda adanya gangguan atau kerusakan pada saraf tepi.
Salah satu penyebabnya adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Lantas apakah ada terapi latihan untuk mencegah ataupun mengurangi gejala dari CTS? Mari kita simak penjelasannya dibawah.
Sebelum kita membahas mengenai terapi latihan CTS, kita perlu mengetahui terlebih dahulu mengenai penyakitnya.
Carpal Tunnel adalah sebuah "terowongan" yang terbentuk dari jaringan penghubung antar tulang (ligamen) dan tulang pergelangan tangan (karpal). Dalam terowongan ini terdapat sembilan tendon (pengikat otot pada tulang) fleksor yang berfungsi menekuk semua jari dan satu struktur saraf yaitu saraf medianus.
Saraf medianus berfungsi untuk mengendalikan otot dan memberikan sensai rasa pada jari tangan terutama ibu jari, jari telunjuk dan tengah, serta setengah dari jari manis.
CTS dapat terjadi ketika saraf medianus terhimpit atau tertekan saat melewati terowongan karpal. Umumnya disebabkan akibat jaringan yang mengelilingi saraf membengkak sehingga menekan saraf medianus.
CTS lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria dengan rasio 2-5:1. Kejadian CTS juga lebih sering terjadi pada orang yang menginjak usia 36 hingga 60 tahun.
Kondisi seperti menopause, obesitas, diabetes, penyakit tiroid, penyakit autoimun (rheumatoid arthritis), kelainan keseimbangan cairan tubuh, dan gagal ginjal, mungkin meningkatkan risiko terjadinya CTS.
Penggunaan pergelangan tangan yang berulang seperti pada pekerja kantoran, mengulek, dan mencuci baju manual juga dapat mencetuskan terjadinya CTS.
Gejala CTS dapat timbul pada salah satu ataupun kedua tangan. Gejala akan timbul secara bertahap. Gejala yang paling sering dirasakan adalah:
Langkah awal yang dapat dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis CTS adalah dengan melakukan wawancara medis (anamnesis) untuk mengetahui keluhan dan riwayat kesehatan pasien.
Beberapa tes pemeriksaan fisik juga dapat membantu dalam mendiagnosis CTS. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah Phalen Test, Reverse Phalen, dan Tinel Test.
Pemeriksaan Phalen Test (Gambar 1) dilakukan dengan cara menekuk pergelangan tangan dan didekatkan selama 30-60 detik, dikatakan mengalami CTS bila didapatkan rasa nyeri atau kesemutan pada jari tangan.
Reverse Phalen (Gambar 2) dilakukan dengan posisi sebaliknya dari Phalen Test dan ditahan selama 30-60 detik, dikatakan mengalami CTS bila didapatkan rasa nyeri atau kesemutan pada jari tangan.
Tinel Test dilakukan dengan cara menepuk daerah pergelangan tangan, dikatakan mengalami CTS bila didapatkan nyeri atau kesemutan pada jari tangan.
Pemeriksaan penunjang juga dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis CTS adalah:
Meskipun proses perjalanan penyakitnya bertahap, bagi kebanyakan orang, CTS akan memburuk seiring berjalannya waktu tanpa pengobatan tertentu. Untuk itu, penting untuk dievaluasi dan didiagnosis oleh dokter sejak dini. Pada tahap awal, perkembangan penyakit mungkin bisa diperlambat atau dihentikan.
Jika didiagnosis dan diobati sejak dini, gejala CTS seringkali dapat diredakan tanpa operasi. Modifikasi gaya hidup merupakan hal esensial yang perlu dilakukan pada penderita CTS.
Hal ini penting untuk mengurangi tekanan pada saraf tangan dan pergelangan tangan. Modifikasi gaya hidup yang dapat dilakukan adalah mengurangi aktivitas yang banyak melibatkan pergelangan tangan dan jari-jari tangan, serta jangan lupa untuk istirahat secara berkala.
Selain itu juga penting untuk membuat posisi ergonomis pada tangan saat sedang bekerja sehingga posisi tangan pada posisi lurus tidak banyak tertekuk.
Pada kasus yang ringan-sedang, penggunaan wrist splint untuk menjaga pergelangan tangan agar tidak menekuk dapat digunakan terutama saat malam hari. Pemberian obat-obatan anti nyeri dan pemberian suntikan antiinflamasi juga dapat diberikan untuk mengurangi keluhan.
Terapi latihan CTS juga sama pentingnya dalam pengobatan CTS. Terapi latihan CTS dapat dilakukan di manapun dan kapanpun tanpa menggunakan alat.
Terapi latihan CTS juga dapat dilakukan secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Nerve and Tendon Gliding Exercise adalah salah satu program terapi latihan CTS yang melibatkan mobilisasi sendi dan tendon yang dapat diterapkan dengan melakukan beberapa gerakan pada tangan dan pergelangan tangan.
Terapi latihan CTS ini bertujuan mengurangi tekanan pada saraf di pergelangan tangan. Selain itu juga membantu tendon bergeser ke posisi semula yang dapat meningkatkan ruang gerak pada sendi dan mengoptimalkan fungsi tangan penderita.
Terapi latihan CTS ini dapat dilakukan dalam rentan waktu rata-rata 3-4 minggu, namun hal ini tergantung dari hasil perbaikan gejala.
Terapi latihan dimulai dengan melakukan Wrist Extension Stretch dan Wrist Flexion Stretch terlebih dahulu. Latihan dilakukan dengan cara:
Wrist Extension Stretch (kiri) dan Wrist Flexion Stretch (kanan)
Terapi latihan CTS dilanjutkan dengan Medial Nerve Glides. Sebelum memulai terapi latihan ini, disarankan untuk kompres air hangat pada area telapak dan pergelangan tangan selama 15 menit. Medial Nerve Glides dilakukan dengan cara:
Terapi Latihan CTS yang lainnya adalah Tendon Glides. Sebelum memulai terapi latihan, disarankan untuk kompres air hangat pada area telapak dan pergelangan tangan selama 15 menit.
Terapi latihan terdiri dari beberapa gerakan. Gerakan-gerakan ini mungkin menyebabkan tarikan lembut, namun seharusnya tidak menambah rasa nyeri pada gejala.
Terapi latihan Tendon Glides dilakukan dengan cara:
Sekitar 70% hingga 90% kasus CTS ringan-sedang memberikan respons positif terhadap penatalaksanaan konservatif.
Bila terapi latihan CTS dengan modifikasi gaya dan berbagai modalitas pengobatan tidak berhasil mengurangi gejala, tindakan terapi yang akan disarankan adalah operasi.
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561