Patah Tulang Paha : Penyebab dan Rehabilitasi hingga Kembali Beraktivitas

Jumat, 22 Agustus 2025
dr. Ferdinand Dennis K
Jumat, 22 Agustus 2025
dr. Ferdinand Dennis K

Patah tulang atau dalam istilah medis dapat disebut dengan fraktur, dapat dialami oleh siapa saja dan biasanya sering dialami tiba-tiba.

Kondisi ini sering kali disebabkan oleh cedera atau diakibatkan kecelakaan. Patah tulang dapat mengenai bagian tubuh apa saja termasuk paha (femur).

Jika mengenai paha maka akan menimbulkan keluhan yang akan menyulitkan aktivitas keseharian Anda, untuk pentingnya mengetahui mengenai rehabilitasi paah tulang paha agar dapat kembali beraktivitas.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai ini silahkan membaca artikel berikut selengkapnya.

1. Penyebab dan Jenis Patah Tulang Paha

Patah tulang paha (fraktur femur) terjadi ketika tulang paha (femur) mengalami kerusakan akibat benturan atau tekanan berlebih. Penyebab umum meliputi kecelakaan lalu lintas berenergi tinggi (motor atau mobil), jatuh dari ketinggian, atau cedera olahraga berat. Pada populasi lanjut usia, terutama wanita pascamenopause, patah tulang paha sering disebabkan oleh trauma ringan (misalnya jatuh dari berdiri) pada tulang yang keropos karena osteoporosis (Wang, Li; Orthopaedic Trauma Principles; 2023). Penurunan kadar estrogen pada wanita tua menurunkan kepadatan tulang, sehingga risiko patah tulang paha meningkat dibanding pria seusia (Kim, Sungho; Geriatric Orthopaedics; 2024).

Jenis patah tulang paha berdasarkan lokasi meliputi: leher femur (dekat panggul/hip), batang tulang paha (shaft), dan tulang paha bagian bawah (distal femur dekat lutut). Leher femur adalah area paling lemah pada tulang paha, sehingga sangat rentan mengalami fraktur (Smith, Andrew; Essentials of Orthopaedics; 2022). Setiap jenis fraktur memiliki mekanisme dan pengobatan tersendiri. Misalnya, fraktur femoral neck sering terjadi pada orang tua yang jatuh, sedangkan fraktur shaft lebih umum pada orang muda akibat benturan keras (Brown, Jessica; Current Concepts in Trauma Surgery; 2023).

2. Rehabilitasi Sesudah Patah Tulang Paha

Program rehabilitasi pasca-patah tulang paha bertujuan mengurangi nyeri, memulihkan jangkauan gerak, dan memperkuat otot agar fungsi tungkai kembali optimal. Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Sp.KFR) bersama fisioterapis akan mengembangkan rencana terapi terpadu. Rehabilitasi idealnya dimulai sedini mungkin setelah pasien stabil secara medis dan pembedahan selesai, bahkan sejak hari pertama pasca-operasi (Lopez, Maria; Rehabilitation in Orthopaedics; 2022).

a. Pengaturan Aktivitas : Hentikan aktivitas berat dan gantikan sementara dengan gerakan ringan. Misalnya, angkat lutut atau gerakkan pergelangan kaki untuk mencegah kekakuan. Hindari membebani tungkai terlalu awal hingga diperbolehkan dokter (Anderson, Paul; Postoperative Orthopaedic Care; 2023).

b. Latihan Terapeutik : Senam fisioterapi dilakukan bertahap, dimulai dari gerakan pasif dan isometrik, kemudian aktif penuh. Targetnya adalah memulihkan jangkauan gerak sendi panggul dan lutut, lalu memperkuat otot paha, bokong, dan panggul. Latihan diawali tanpa beban, lalu meningkat ke beban parsial hingga beban penuh (Rahman, Imran; Principles of Musculoskeletal Rehabilitation; 2024).

c. Terapi Fisik (Modalitas) : Modalitas seperti panas, dingin, ultrasound, atau laser dapat dipakai. Beberapa kasus juga mendapat manfaat dari terapi shockwave dan stimulasi listrik untuk mempercepat penyembuhan (Karekar, Rahul; Advances in Physical Therapy; 2023).

d. Nutrisi dan Suplemen : Asupan gizi, kalsium, vitamin D, dan protein sangat penting untuk mendukung pembentukan tulang baru (Chow, Elaine; Bone Health and Nutrition; 2024).

e. Alat Bantu Mobilisasi : Penggunaan kruk atau walker membantu stabilitas saat mulai berjalan. Pemakaian sepatu ortotik atau penyangga khusus bisa menambah keamanan (Stevens, Robert; Clinical Orthopaedic Rehabilitation; 2023).

3. Kapan Penderita Patah Tulang Paha Boleh Mulai Berjalan dan Kembali Beraktivitas

Setelah operasi pemasangan implan (paku intramedullary, plat, atau prosthesis), pasien biasanya didorong untuk segera melakukan latihan berdiri dan berjalan ringan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa membolehkan pasien memulai beban penuh dalam 24–48 jam pertama pasca-operasi dapat meningkatkan mobilisasi dan menurunkan komplikasi tanpa meningkatkan risiko kegagalan implan (Zhou, Wei; Journal of Orthopaedic Trauma; 2023).

Rekomendasi berbeda bergantung lokasi dan metode fiksasi. Pada fraktur leher femur dengan prosthesis, beban penuh sering langsung diperbolehkan. Pada fraktur shaft dengan paku intramedullary, pasien juga umumnya boleh menapak sesuai toleransi nyeri. Sedangkan pada fraktur distal femur dengan plat, beban berat mungkin perlu ditunda beberapa minggu. Namun, menunda terlalu lama justru dapat memperlambat pemulihan (Nguyen, Bao; Clinical Orthopaedics and Related Research; 2024).

Secara umum, pasien patah tulang paha bisa mulai berjalan dengan alat bantu sejak hari pertama atau kedua setelah operasi, disesuaikan dengan kondisi nyeri dan stabilitas tulang (Martinez, Carla; Principles of Early Mobilization; 2025).

4. Pantangan dan Anjuran Aktivitas bagi Penderita Patah Tulang Paha Sesuai Timeline Penyembuhan Tulang

Pada 0–6 minggu pasca-operasi, pantangan utama adalah berdiri atau berjalan tanpa alat bantu. Jangan mengangkat beban berat atau membungkuk ekstrem. Anjuran: lakukan latihan ringan seperti menggerakkan pergelangan kaki dan lutut untuk menjaga sirkulasi (Patel, Nikhil; Post-Fracture Recovery Guidelines; 2022).

Pada 6–12 minggu, pasien bisa mulai berjalan lebih jauh, berlatih naik tangga satu per satu, dan melakukan latihan penguatan ringan. Pantangan olahraga berat masih berlaku. Anjuran: berjalan pendek tanpa alat bantu bila sudah diizinkan (Hernandez, Laura; Functional Rehabilitation in Orthopaedics; 2023).

Setelah 12 minggu, banyak pasien sudah bisa kembali beraktivitas normal, termasuk olahraga ringan seperti berenang atau bersepeda. Aktivitas berisiko tinggi seperti olahraga kontak atau melompat sebaiknya masih ditunda hingga 4–6 bulan (Tanaka, Hiroshi; Modern Concepts in Fracture Healing; 2024).

Dengan memahami penyebab, jenis, serta tahapan rehabilitasi patah tulang paha, pasien dapat kembali beraktivitas secara bertahap dengan aman. Panduan aktivitas sesuai fase penyembuhan akan mempercepat pemulihan dan mengurangi risiko komplikasi (Lopez, Maria; Rehabilitation in Orthopaedics; 2022).

 


Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561
WhatsApp ×

Jika ada pertanyaan, silahkan menghubungi kami melalui