Saraf kejepit dapat terjadi di manapun pada bagian tubuh kita saat suatu serabut saraf tertekan secara berlebihan oleh jaringan-jaringan di sekitarnya seperti tulang, tulang rawan, otot dan/atau urat tendon. Tekanan ini dapat menimbulkan suatu sensasi yang tidak normal seperti nyeri, kesemutan, baal dan bahkan mencetuskan suatu kelemahan.
Kondisi saraf kejepit ini dapat terjadi juga pada tangan, di mana banyak struktur tulang, tulang rawan, urat dan otot yang berukuran relatif kecil dapat menjepit saraf-saraf pada tangan.
Sumber gambar: my.clevelandclinic.org
Terdapat tiga struktur saraf yang berperan pada tangan manusia, yaitu saraf ulnar, saraf radial, dan saraf medianus. Ketiga saraf ini mempersarafi bagian tangan yang berbeda-beda, dan ketiganya seringkali mengalami penjepitan dimana tanda dan gejalanya juga berbeda untuk tiap sarafnya.
Pada artikel ini kita akan membahas satu saraf kejepit di tangan yaitu saraf medianus yang disebut carpal tunnel syndrome (CTS).
Saraf kejepit pada tangan, khususnya pada saraf medianus dapat menimbulkan tanda dan gejala yang menyulitkan bagi penderitanya. Pada CTS, pasien akan mengalami nyeri dan kelemahan sekaligus.
Saraf medianus berasal dari anyam-anyaman saraf pada bagian leher kita yang disebut pleksus brakhialis (anyaman brakhialis, dari kata bahasa latin brachium, yang berarti lengan atas). Anyam-anyaman ini saling berkesinambungan sampai membentuk suatu serabut saraf di ujungnya yaitu saraf radialis, ulnaris, dan medianus.
Sumber gambar: researchgate.net
Penjepitan saraf medianus bisa terjadi karena satu dari dua hal yaitu:
Penjepitan ini menyebabkan suatu kondisi iskemia (kekurangan oksigen) pada serabut saraf yang menyebabkan rusaknya selubung saraf (myelin) yang menyebabkan terhambatnya penghantaran impuls listrik saraf. Bayangkan seperti suatu kabel yang terkelupas bagian luarnya sehingga hantaran listriknya akan terganggu.
Penyebab dari penjepitan ini bermacam-macam. Cedera kecil yang berulang karena posisi atau penggunaan pergelangan tangan yang kurang baik dan berulang merupakan pencetus utama.
Pada mereka yang harus menekuk pergelangan tangan berulang seperti pengendara motor, bekerja dengan tetikus, dan individu yang mencuci baju dengan mengucek, mengulek sambal dan sebagainya juga berisiko mengalami kondisi saraf kejepit ini.
Populasi lainnya yang berisiko mengalami saraf kejepit di pergelangan tangan ini adalah wanita hamil dan mereka yang mengalami pembengkakan pada tangan dan pergelangan tangan.
Wanita hamil cenderung mengalami perubahan hormonal yang dapat memicu penumpukan cairan pada tubuh, termasuk pada tangan dan pergelangan tangan. Pembengkakan ini akan menekan saraf medianus dan menimbulkan gejala, meskipun biasanya pada wanita hamil, carpal tunnel syndrome akan sembuh dengan sendirinya setelah melahirkan.
Gejala yang utama dari carpal tunnel syndrome adalah gangguan sensasi dan nyeri yang terjadi pada bagian telapak (pada ibu jari, telunjuk, jari tengah, dan separuh jari manis serta telapak tangan) dan punggung (pada telunjuk, jari tengah, dan separuh jari manis mulai dari buku ke arah ujung jari).
Sumber gambar: neurologyneeds.com
Permasalahan yang dapat muncul adalah menurunnya fungsi tangan. Tangan manusia memiliki 2 fungsi yaitu prehension (menggenggam) dan non-prehension (selain menggenggam dan memanfaatkan keseluruhan tangan untuk melakukan kerja seperti mendorong atau mengangkat benda).
Fungsi prehension sendiri tergantung pada ukuran, bentuk, dan berat benda yang digenggam dan sensasi merupakan bagian penting dari fungsi ini. Prehension ditimbulkan oleh kemampuan ibu jari untuk mengoposisi jari-jari lain.
Fungsi prehension dibagi menjadi 5 yaitu:
Sumber gambar: Kanowksi & Marras, 1998
Fungsi-fungsi tangan di atas akan terbatas dan aktivitas yang memerlukan fungsi-fungsi tersebut akan terganggu. Penderita saraf kejepit akan mengalami penurunan produktivitas dan kemandirian bila kondisi saraf kejepit ini tidak ditangani segera.
Penatalaksanaan carpal tunnel syndrome dapat dilakukan sejak dini. Diagnosis carpal tunnel syndrome harus ditegakkan oleh dokter dan begitu juga untuk pengobatan dan terapinya, harus diresepkan dan diawasi dokter.
Dokter dapat meresepkan obat anti nyeri untuk kondisi saraf kejepit ini, tetapi obat anti nyeri bukanlah solusi untuk masalah-masalah yang ditimbulkan oleh carpal tunnel syndrome.
Pemulihan fungsi tangan yang muncul hanya dapat terjadi bila pasiennya melakukan latihan fungsi tangan.
Latihan fungsi tangan dapat mengurangi peradangan dan pembengkakan di sekitar saraf medianus serta menguatkan otot yang melemah karena berkurangnya impuls listrik saraf. Latihan ini disebut wrist mobility exercise.
Selain latihan pergelangan tangan, dokter juga dapat meresepkan terapi fisik dengan modalitas rehabilitasi medik untuk penanganan nyeri dan gangguan sensasi yang ditimbulkan saraf kejepit.
Terapi-terapi seperti penggunaan LASER, ultrasound, terapi parafin dan stimulasi elektrik dapat berfungsi pada kondisi carpal tunnel syndrome, baik dalam penanganan nyeri maupun memulihkan fungsi tangan yang menurun.
Tentu saja terapi-terapi ini harus diresepkan oleh dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi dan penggunaannya diawasi oleh terapis fisik yang terlatih.
Kondisi saraf kejepit ini dapat dicegah dan diobati. Pada carpal tunnel syndrome pencegahan merupakan lini pertama yang harus dilakukan. Karena kondisi saraf kejepit ini disebabkan oleh gerakan yang berulang pada pergelangan tangan, maka pembatasan gerakan berulang inilah yang harus menjadi perhatian utama dari pencegahan carpal tunnel syndrome.
Penggunaan tetikus atau alas pergelangan tangan serta proper positioning dari tangan juga dapat dipertimbangkan pada mereka yang bekerja dengan komputer dan/atau laptop. Baru-baru ini juga telah diciptakan tetikus ergonomis yang memberikan kenyamanan bagi penggunanya karena penggunaannya dengan posisi tangan netral dan tidak menelungkup
Sumber gambar: esd112.org
Untuk keterangan dan informasi lebih lanjut, hubungi Klinik Flex Free agar Anda bebas beraktivitas, bebas berkarya, dan bebas nyeri setiap hari.
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561