Terapi Skoliosis

Jumat, 09 Oktober 2020
dr. Gaby Venera
Jumat, 09 Oktober 2020
dr. Gaby Venera

Skoliosis adalah kondisi kelainan bentuk tulang belakang berupa kelengkungan ke kanan atau ke kiri menyerupai huruf S, terkadang disertai dengan rotasi tulang belakang.

Kelainan ini dapat muncul pada anak dan dewasa.

Ada berbagai penyebab skoliosis antara lain kongenital (bawaan sejak lahir), gangguan neuromuskular (saraf dan otot), idiopatik, atau penyebab sekunder.

Dari sekian banyak penyebab, penyebab yang paling sering adalah skoliosis idiopatik yaitu sebesar 80 hingga 90% dari semua kasus.

Kelainan tulang belakang ini paling sering muncul pada segmen dada atau pinggang.

Skoliosis pada Anak

Skoliosis dapat ditemukan sejak masa kanak-kanak.

Kelainan bentuk tulang belakang ini biasa disadari oleh orangtua saat memandikan atau memakaikan baju anak atau pada anak remaja mengeluh sering sakit atau pegal pada area punggung.

Penyebab skoliosis pada anak-anak dan remaja paling banyak adalah idiopatik, yang terbagi menjadi 3 kelompok yaitu:

  • Infantile Idiopathic Scoliosis (IIS): sejak lahir-3 tahun
  • Juvenile Idiopathic Scoliosis (JIS): usia 4-9 tahun
  • Adolescent Idiopathic Scoliosis (AIS): usia 10-18 tahun

Adolescent Idiopathic Scoliosis (AIS) memiliki prevalensi sebesar 80% dari kasus skoliosis idiopatik.

Pada seluruh remaja dengan AIS, 10% membutuhkan terapi konvensional sedangkan 0,1% membutuhkan tindakan operasi.

Gejala Skoliosis

  • Tubuh terlihat lebih condong ke 1 sisi, sisi kanan atau sisi kiri.
  • Bahu, tulang belikat, atau pinggang tampak tinggi sebelah.
  • Nyeri punggung terjadi akibat ketidakseimbangan bahu atau pinggang. Bahu atau pinggang yang tidak seimbang tersebut menimbulkan spasme otot tulang belakang.

Keluhan nyeri punggung biasa dirasakan saat derajat kelengkungan sebesar 10 derajat.

  • Jika kondisi kelengkungan cukup parah ditambah dengan rotasi tulang belakang maka dapat menimbulkan gangguan pernapasan.

Faktor risiko progresivitas skoliosis

  • Jenis kelamin perempuan. Pada pasien perempuan yang sudah menopause, akan terjadi progresivitas akibat turunnya hormon estrogen.

Pasien perempuan yang telah mengalami menopause juga rentan mengalami osteoporosis.

  • Derajat kelengkungan lebih dari 50 derajat saat dewasa
  • Derajat kelengkungan lebih dari 30 derajat saat masa pertumbuhan

Diagnosis Skoliosis

Dokter akan menanyakan keluhan kemudian melakukan pemeriksaan fisik dan dilanjutkan dengan permintaan pemeriksaan penunjang seperti X-ray, CT-scan, ataupun MRI sesuai dengan kebutuhan.

Foto tulang belakang seperti X-Ray diperlukan untuk menghitung derajat kelengkungan tulang belakang yang dikenal dengan Cobb Angle, atau dengan CT-Scan dan MRI untuk melihat apakah ada kelainan tulang belakang lain atau adanya penjepitan saraf tulang belakang sebagai akibat lanjutan skoliosis yang progresif.

Setelah mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan, dokter akan menentukan tindakan terapi selanjutnya.

Kapan Anak-anak Perlu dibawa ke Dokter Spesialis?

Apabila anak-anak memiliki kelengkungan tulang belakang lebih dari 10 derajat pada pasien dengan usia kurang dari 10 tahun, lebih dari 20 derajat pada usia lebih dari 10 tahun, dan memiliki gejala nyeri punggung atau kelainan saraf.

Kelainan saraf yang dapat terjadi antara lain gangguan gait (cara berjalan) dan kelemahan sistem sensoris.

Terapi Skoliosis

Terapi skoliosis bergantung pada usia, derajat kelengkungan, dan risiko progresivitas.

Terapi skoliosis terdiri dari fisioterapi, pemasangan brace, dan tindakan operasi ‘spinal fusion’.

  • Tindakan fisioterapi dan observasi dilakukan jika pasien memiliki gejala nyeri punggung atau pada pasien dengan kelengkungan tulang belakang antara 10-25 derajat.

Observasi dilakukan setiap 4-6 bulan untuk melihat adanya progresivitas kelengkungan tulang belakang.

Lamanya observasi berbeda-beda pada setiap pasien tergantung keparahan gejala klinis.

  • Pemasangan brace dilakukan pada pasien dengan indikasi sebagai berikut:
  • Kelengkungan tulang belakang lebih dari 25 derajat.
  • Kelengkungan tulang belakang kurang dari 25 derajat namun memiliki progresivitas sebesar minimal 5 derajat saat observasi per 4-6 bulan.

Pemasangan bracing akan dilakukan oleh dokter rehabilitasi medik yang terlatih dalam pemasangan brace skoliosis.

Brace yang terbaru adalah brace yang dinamik atau disebut SpineCor Scoliosis Brace.

Brace tipe ini tidak menghalangi Anda untuk bergerak.

Tujuan pemasangan brace antara lain:

  1. Untuk mencegah progresivitas kelengkungan tulang belakang

Pencegahan progresivitas ini bertujuan untuk mencegah agar pasien tidak perlu sampai memerlukan tindakan operasi karena tindakan operasi tulang belakang juga memiliki komplikasi dan risiko yang besar.

  1. Untuk mencegah atau memperbaiki disfungsi pernapasan akibat skoliosis

Gangguan pernapasan dapat terjadi pada skoliosis pada tulang belakang area dada sehingga mengembalikan posisi tulang belakang akan mengembalikan dan memperbaiki kapasitas fungsi paru.

  1. Untuk mencegah atau mengobati rasa nyeri akibat kelainan tulang belakang

Rasa nyeri biasa sering terjadi pada skoliosis pada ketinggian tulang belakang L3 dan L4.

  1. Untuk meningkatkan estetik postural

terapi skoliosis

SpineCor Brace

  • Tindakan operasi dilakukan pada pasien dengan kelengkungan tulang belakang lebih dari 40 derajat. Tindakan operasi diperlukan pada pasien dengan:
  1. Kelengkungan tulang belakang lebih dari 40 derajat
  2. Skoliosis yang bersifat progresif
  3. Gagal dengan terapi konservatif atau dengan bracing
  4. Nyeri punggung kronik disertai dengan gangguan saraf seperti adanya nyeri disertai kesemutan yang tidak membaik
  5. Deformitas kelengkungan tulang belakang berat

Latihan Skoliosis

Apabila Anda memiliki skoliosis ringan dan mengalami rasa pegal pada punggung, Anda dapat melakukan latihan di rumah.

Akan tetapi konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum Anda memulai latihan mandiri.

Latihan yang mudah dilakukan seperti berikut ini:

latihan untuk skoliosis

Apabila telah dilakukan pemeriksaan tulang belakang dan mengetahui arah kelengkungan tulang belakang, maka dapat melakukan latihan lanjutan sesuai anjuran dokter spesialis rehabilitasi medik.

 

 

 

Referensi:

  • Janicki JA, Alman B. Scoliosis : Review of Diagnosis and Treatment. Paediatr Child Health. 2007; 12 (9) : 771-776.
  • Aebi M. The Adult Scoliosis. Eur Spine J. 2005. 14(10) : 925-48.

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561